Hasil Hutan Dikonsumsi Langsung Masyarakat
3.2 Hasil Hutan Dikonsumsi Langsung Masyarakat
Perhitungan nilai pemanfaatan hasil hutan yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi hasil penelitian Tatuh 1992 dengan hasil survey kayu bakar Departemen Kehutanan 1985 dengan pendekatan harga pasar. Hasil penelitian Tatuh 1992 antara lain ditemukan fakta bahwa 82.5 penduduk didalam dan disekitar hutan di Pulau Jawa mengkonsumsi kayu bakar dari hutan, dan 66.9 penduduk tergantung rumput dan daun-daunan dari hutan untuk makanan ternaknya. Dimana besarnya konsumsi makanan ternak per KK adalah 3300 kgtahun. Selanjutnya menurut hasil survey Departemen Kehutanan tahun 1985 diketahui konsumsi kayu bakar per KK adalah 1050 kgtahun. Dengan demikian nilai ekonomi hasil hutan langsung oleh masyarakat di Jawa Tengah pada tahun 2003 sebagaimana Tabel 39 dan rincian lengkapnya pada Lampiran 2. Tabel 39. Jumlah dan Nilai Hasil Hutan yang Dikosumsi Langsung Masyarakat Jawa Tengah Tahun 2003 No Jenis Komoditi Jumlah konsumsi ton Nilai ekonomi juta Rp 1 Kayu bakarrencek 8 362 614.75 10 035.14 2 Rumputdaun makanan ternak 8 780 745.49 6 585.56 Jumlah 16 620.70 Berdasarkan nilai Tabel 39 di atas, masyarakat di dalam dan disekitar hutan sangat tergantung dari keberadaan hutan. Hal tersebut dapat dipahami bahwa untuk mendapatkan rencekkayu bakar dan makanan ternak mereka dapat langsung mengambil dari hutan tanpa harus membayar. Apabila kebutuhan mereka akan kayu bakar dan makanan ternak tersebut harus 130 membayar maka pengeluaran rumah tangganya akan menjadi besar, yaitu pengeluaran untuk rencek sebesar Rp 10.04 milyar dan untuk makanan ternak sebesar Rp.6.59 milyar per tahun untuk seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hal tersebut di atas maka hutan berfungsi sebagai salah satu sumberdaya yang dapat menopang kehidupan masyarakat di dalam dan disekitarnya. Hal tersebut disebabkan kebutuhan sehati-hari masyarakat di dalam dan sekitar hutan sangat tergantung dari keberadaan hutan tersebut. Kebutuhan sehari-hari tersebut antara kayu kayu bakarrencek, rumput makanan ternak, daun dan sebagainya yang dapat diambil dari kawasan hutan tanpa membayar. Padahal nilai kebutuhan tersebut cukup signifikan bila diperhitungkan terhadap pendapatannya.3.3 Jasa Wisata
Parts
» Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
» Pendekatan Pengeluaran Konsep Penghitungan Pendapatan
» Konsep Pendapatan Bersih TINJAUAN TEORITIS
» Konsep Sumberdaya Hutan TINJAUAN TEORITIS
» Konsep Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan
» Peran Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan dan Perekonomian Wilayah
» Metode Penilaian Ekonomi Sumberdaya Hutan
» Konsep Kelembagaan TINJAUAN TEORITIS
» Kelembagaan Sektor Kehutanan Konsep Model Input-Output
» Konsep Sistem Neraca Sosial Ekonomi.
» Kajian Penelitian Peranan Ekonomi Kehutanan
» Kerangka Pelaksanaan Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN
» Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data
» Pemanfaatan Air Metode Aplikasi Hasil Valuasi Sektor Kehutanan
» Penggantian Kegiatan Illegal Logging. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Penyediaan Udara Bersih
» Pembentukan Model Input – Output Modifikasi
» Kontribusi Faktor Ketimpangan Pendapatan Analisis Pengganda Neraca
» Kondisi Umum Provinsi Jawa Tengah
» PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOIAHAN
» BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, KEUANGAN, PERSEWAAN JASA -JASA
» PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
» BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, PENGANGKUTAN DAN KEUANGAN, PERSFWAAN JASA -JASA
» Pertumbuhan Ekonomi Tenaga Kerja
» Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran perkapita Konsumsi
» Luas Hutan Profil Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
» Luas Kawasan Hutan Konservasi
» Luas Areal Potensial Hutan Rakyat di Propinsi Jawa Tengah
» Produksi Hasil Hutan Pemasaran Hasil hutan
» Perhitungan Ekonomi Manfaat Hutan
» Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
» Illegal Logging dan Illegal trading
» Kehilangan Nilai Tambah Deforestasi
» Efisiensi Kelembagaan MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Air MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Hasil Hutan Dikonsumsi Langsung Masyarakat
» Jasa Wisata MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Erosi MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Udara bersih MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Keberadaan, Pilihan dan Pelestarian
» Model Input-Output Standar Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Membangun Kerangka Model Input-Output Modifikasi
» Analisis Output Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Analisis Input Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Backward Linkage dan Forward Linkage
» Kebocoran Pendapatan Regional Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Kebocoran Pendapatan Sektor Kehutanan
» Distribusi Pendapatan Faktor Produksi
» Distribusi Pendapatan Rumah Tangga
» Multiplier Sektor Kehutanan Manfaat Hutan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
» Dekomposisi Manfaat Hutan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
» Analisis Alur Struktural Manfaat Hutan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
» Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 0
» Penaggulangan Kebocoran Erosi pada Tingkat 5 Penaggulangan Kebocoran Erosi pada Tingkat 10
» Penghargaan Produk Hasil Hutan dan Manfaat Hutan
» Pembiayaan Pengelolaan Hutan Pengenaan Pajak dan Restribusi Air dan Udara Bersih
» Optimalisasi Provisi Sumberdaya Hutan PSDH dan Dana Pengenaan Denda Perusak Hutan dan Lingkungan
» Asuransi Kerusakan dan Kebakaran Hutan Pemanfaatan Dana Internasional Efisiensi Bahan Baku Kayu
» Alokasi Penggunaan Lahan Implikasi Kebijakan.
» Reorientasi Produksi Hutan Implikasi Kebijakan.
» Rehabilitasi Hutan dan Lahan
» Ringkasan Hasil KESIMPULAN DAN SARAN
» Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN
Show more