Hasil Hutan Dikonsumsi Langsung Masyarakat

129 Total hutan di Provinsi Jawa Tengah seluas 647 596.81 ha negara dan hutan rakyat 550773.8 ha. Hutan Negara yang terdiri atas hutan produksi 573 241.63 ha, hutan cagar alan dan taman nasional 877.30 ha, hutan lindung 77 477.88 ha dan hutan rakyat ters ebut mampu memberikan sumbangan output produksi air senilai Rp 5.51 trilun atau sekitar 1.6 dari total output Rp 346.98 triliun. Dengan demikian kontribusi air dari hutan terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah sukup signifikan.

3.2 Hasil Hutan Dikonsumsi Langsung Masyarakat

Perhitungan nilai pemanfaatan hasil hutan yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi hasil penelitian Tatuh 1992 dengan hasil survey kayu bakar Departemen Kehutanan 1985 dengan pendekatan harga pasar. Hasil penelitian Tatuh 1992 antara lain ditemukan fakta bahwa 82.5 penduduk didalam dan disekitar hutan di Pulau Jawa mengkonsumsi kayu bakar dari hutan, dan 66.9 penduduk tergantung rumput dan daun-daunan dari hutan untuk makanan ternaknya. Dimana besarnya konsumsi makanan ternak per KK adalah 3300 kgtahun. Selanjutnya menurut hasil survey Departemen Kehutanan tahun 1985 diketahui konsumsi kayu bakar per KK adalah 1050 kgtahun. Dengan demikian nilai ekonomi hasil hutan langsung oleh masyarakat di Jawa Tengah pada tahun 2003 sebagaimana Tabel 39 dan rincian lengkapnya pada Lampiran 2. Tabel 39. Jumlah dan Nilai Hasil Hutan yang Dikosumsi Langsung Masyarakat Jawa Tengah Tahun 2003 No Jenis Komoditi Jumlah konsumsi ton Nilai ekonomi juta Rp 1 Kayu bakarrencek 8 362 614.75 10 035.14 2 Rumputdaun makanan ternak 8 780 745.49 6 585.56 Jumlah 16 620.70 Berdasarkan nilai Tabel 39 di atas, masyarakat di dalam dan disekitar hutan sangat tergantung dari keberadaan hutan. Hal tersebut dapat dipahami bahwa untuk mendapatkan rencekkayu bakar dan makanan ternak mereka dapat langsung mengambil dari hutan tanpa harus membayar. Apabila kebutuhan mereka akan kayu bakar dan makanan ternak tersebut harus 130 membayar maka pengeluaran rumah tangganya akan menjadi besar, yaitu pengeluaran untuk rencek sebesar Rp 10.04 milyar dan untuk makanan ternak sebesar Rp.6.59 milyar per tahun untuk seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hal tersebut di atas maka hutan berfungsi sebagai salah satu sumberdaya yang dapat menopang kehidupan masyarakat di dalam dan disekitarnya. Hal tersebut disebabkan kebutuhan sehati-hari masyarakat di dalam dan sekitar hutan sangat tergantung dari keberadaan hutan tersebut. Kebutuhan sehari-hari tersebut antara kayu kayu bakarrencek, rumput makanan ternak, daun dan sebagainya yang dapat diambil dari kawasan hutan tanpa membayar. Padahal nilai kebutuhan tersebut cukup signifikan bila diperhitungkan terhadap pendapatannya.

3.3 Jasa Wisata