171
Tabel 54. lanjutan
Injeksi Transfer
Open loop Close loop
21 -
0.0508 -
0.0000 22
- 0.0057
- 0.0000
23 -
0.0002 -
0.0000 24
1,0000 0.0868
- 0.0000
25 -
0.0552 -
0.0000 26
- 0.0778
- 0. 0000
27 -
0.0023 -
0.0000 28
- 0.0000
- 0.0000
29 -
0.0020 -
0.0000 30
- 0.0000
- 0.0000
31 -
0.0000 -
0.0000 32
- 0.0001
- 0.0000
33 -
0.0050 -
0.0000 34
- 0.0000
- 0.0000
35 -
0.0175 -
0.0001 36
- 0.0075
- 0.0000
37 -
0.0169 -
0.0000 38
- 0.0062
- 0.0000
39 -
0.0067 -
0.0000 40
- 0.0861
- 0.0001
41 -
0.0497 -
0.0001 42
- 0.1863
- 0.0001
43 -
0.0894 -
0.0000 44
- 0.0060
- 0.0000
45 -
0.0040 -
0.0000 46
- 0.3924
- 0.0001
47 -
0.0983 -
0.0000 48
- 0.0220
- 0.0000
49 -
0.0205 -
0.0000 50
- 0.4607
- 0.0001
6.3.5 Analisis Alur Struktural
Analisis alur struktural atau Structural Path Analysis SPA dilakukan untuk mengidentifikasi transaksi-transaksi dari suatu sektor asal ke sektor-sektor
tujuan. Pengujian SPA tersebut menggunakan analisis dampak perubahan output suatu sektor terhadap pendapatan rumah tangga. Analisis ini memerlukan
matriks average expenditure propensity A
n
dan accounting multiplier M
a
pengganda neraca sebagaimana Lampiran 22. Pengujian alur pada penelitian ini dilakukan terhadap komoditi atau aktivitas ekonomi kehutanan yang memiliki
output melebihi Rp 400.00 miliar. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa dengan output yang besar diharapkan kontribusi terhadap pembentukan
172 PDRB juga besar dan memiliki dampak terhadap sektor lain yang signifikan.
Komoditi dan aktivitas ekonomi kehutanan tersebut antara lain hasil kayu, non kayu, air, udara bersih dan erosi, illegal logging, dan illegal trading. Alur masing-
masing sektor utama dapat diringkas seperti. Alur dari perubahan masing-masing sektor tersebut dapat dilihat Tabel 55 dan alur masing komoditi sebagaimana
Lampiran 32 sd Lampiran 38. Tabel 55. Hasil Analisis Pengujian Alur Sektor Kehutanan
No Sektor Utama
Rumah Tangga Tujuan
SektorF aktor Yang Dilalui
13 32
2 94.55
14 32
5 1.56
32 2
4.53 32
5 1.26
16 32
11 17.19
32 5
10.10 32
11 22.11
1 Illegal Trading
62
18 32
2 5.51
13 29
2 18.70
29 5
4.17 14
29 6
0.65 29
5 3.46
29 6
1.65 16
29 2
0.84 29
5 2.76
18 29
6 1.46
19 29
11 22.80
18 29
6 2.11
2 Illegal Logging
59
17 29
6 1.53
173 Tabel 55. lanjutan
No Sektor Utama
Rumah Tangga Tujuan
SektorFaktor Yang Dilalui
16 33
11 40.44
18 33
11 47.48
19 33
11 69.94
3 Manfaat Air
63 20
33 11
29.24 13
22 2
93.28 4
Hasil Non Kayu 38
14 22
5 8.59
22 2
2.82 22
5 6.99
16 22
11 6.14
22 5
19.22 22
11 14.27
15 22
2 6.17
19 22
11 27.70
13 21
2 79.80
21 2
1.33 16
21 5
5.47 18
21 2
1.63 14
21 5
6.50 5
Manfaat Kayu 51
19 21
11 42.71
14 69
39 5
13.01 69
39 5
10.86 51
21 11
1.78 6
Penanggulangan Erosi
85 16
69 39
6 11.72
174 Tabel 55. lanjutan
No Sektor Utama
Rumah Tangga Tujuan
SektorFaktor Yang Dilalui
69 39
5 9.18
69 39
6 10.94
18 51
21 11
2.42 69
39 11
11.64 19
51 21
11 9.04
7 Udara Bersih
64 16
34 11
40.44 18
34 11
47.48 19
34 11
69.40 20
34 11
29.24 Keterangan :
2 : Bukan Penerima Upah dan Gaji Kehutanan 5 : Penerima Upah dan Gaji; Buruh Kasar, Operator Angkutan dan Manual
6 : Bukan Penerima Upah dan Gaji ; Buruh Kasar, Operator Angkutan dan Manual. 11 : Modal
13 : Pengusaha Kehutanan 14 : Buruh Pertanian Selain Kehutanan
15 : Pengusaha Pertanian Selain Kehutanan 16 : Golongan Rendah
18 : Golongan Atas 19 : Perusahaan
20 : Pemerintah 21 : Kayu
22 : Hasil Non kayu 29 : Illegal Logging
32 : Illegal Trading 33 : Manfaat Air
39 : Pertambangan dan Penggalian 51 : Kayu Margin Perdagangan dan Pengangkutan
69 : Pertambangan dan Penggalian Margin Perdagangan dan Pengangkutan
Berdasarkan Tabel 55, alur kebocoran pendapatan sector kehutanan yang berasal dari illegal trading 62 mempunyai 4 alur rumah tangga pengusaha
kehutanan 13, rumah tangga buruh tani selain kehutanan 14, rumah tangga bukan pertanian golongan bawah 16, dan rumah tangga bukan pertanian
175 golongan atas 18. Yang terbesar adalah melalui rumah tangga pengusaha
kehutanan sebesar 94.55 sementara yang paling sedikit melalui rumah tangga pertanian golongan bawah operator, buruh dan lain -lain sebesar 1.26 .
Sementara itu untuk kebocoran pendapatan sector kehutanan yang berasal dari illegal logging mempengaruhi seluruh lapisan rumah tangga di wilayah Jawa
Tengah dimana yang terbesar melalui perusahaan dan yang terkecil melalui buruh kasar dan operator. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas maka kegiatan illegal
kehutanan sebagian besar dampaknya akan berpengaruh kepada rumah tangga perusahaan sementara itu untuk buruh dan operator hanya menikmati dalam
prosentase yang sangat kecil. Oleh karena itu seyogianya illegal logging harus diberantas agar tidak terjadi kebocoran pendapatan yang lebih besar lagi.
Lebih lanjut untuk manfaat air dan udara bersih mempunyai pengaruh terhadap pengurangan kapital atau modal sebesar 40.44 - 69 untuk
menambah pendapatan rumah tangga. Sesuai faktorsektor tujuan dari manfaat air dan udara bersih tersebut pada golongan atas dan perusahaan sebesar. Oleh
karena itu dalam mengelola manfaat air harus betul-betul dilakukan diskriminasi peruntukan seuai kemampuan masing-masing kelompok rumah tangga.
Sementara itu terhadap dampak erosi akan berpengaruh pada sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor pertanian tanaman pangan.
Penanggulangan erosi akan mengurangi output produk domestik sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0.6847 satuan, yang dampaknya juga akan
mengurangi lagi kegiatan sektor pertambangan dan penggalian yang akan berkurang sebesar 0.7894 satuan. Berkurangnya output sekor tersebut
menyebabkan balas jasa faktor produksi yang diperoleh tenaga kasar, operator alat angkut dan operator manual berkurang sebesar 0.2659 satuan untuk buruh dan
berkurang 0.2722 satuan untuk pengusahanya. Dan berkurangnya balas jasa modal sebesar 0.1216 satuan. Berkurangnya balas jasa faktor produksi tersebut
menyebabkan penerimaan rumahtangga juga berkurang. Golongan rumah tangga yang paling banyak dipengaruhi oleh penguraangan balas jasa faktor produksi
tersebut adalah rumahtangga bukan pertanian golongan bawah. Selain terhadap sektor pertambangan dan penggalian, pengaruh cukup
besar dari pengendalian erosi juga akan dialami oleh sektor pertanian tanaman
176 pangan. Pengaruh erosi terhadap produk domestik mencapai sekitar 0.1492
satuan, yang selanjutnya juga mempengaruhi sektor pertanian tanaman pangan sebesar 0.9837 satuan. Selanjutnya, perubahan kegiatan sektor pertanian tersebut
akan mempengaruhi pendapatan faktor produksi tenaga kehutanan, baik buruh maupun pengusaha; tenaga kasar, operator alat angkut dan operator manual, baik
buruh maupun pengusaha; maupun balas jasa modal. Dan pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan rumah tangga. Jika diperhatikan, maka rumah tangga
bukan pertanian golongan bawah yang paling banyak terkena pengaruhnya.
VII. SIMULASI KEBIJAKAN DAN IMPLIKASINYA
7.1 Simulasi Kebijakan
Terdapat 2 dua skenario kebijakan yang dipergunakan dalam melakukan simulasi. Pertama, upaya mengeliminir kebocoran pendapatan yang berasal dari
illegal logging, illegal trading , kehilangan nilai tambah, dan efektifitas
kelembagaan. Kebijakan tersebut telah dijadikan program proritas Departemen Kehutanan selaku penanggung jawab yang didukung oleh instansi terkait, baik
penegak hukum maupun pelaksana pengelolaan hutan. Kebijakan pertama tersebut dapat dihapuskan sama sekali karena bersifat manusiawi. Penghapusan
aktivitas illegal tidak mungkin dapat dilaksanakan dalam waktu sesaat, melainkan perlu dilakukan secara bertahap yang diperkirakan dapat tuntas selama 5 tahun.
Sehingga simulasi dapat dilakukan dengan memberikan besaran pada tingkat 0, 25, 50, 75 dan 100. Kebocoran illegal logging, illegal trading,
kehilangan nilai tambah, dan efektifitas kelembagaan lebih lanjut dalam bahasan ini disebut Kebocoran Manusiawi. Upaya eliminasi pada tingkat 0 maksudnya
bahwa kebijakan penanggulangan kebocoran tersebut sama sekali tidak efektif. Dan sebaliknya, jika upaya eleminasi mencapai 100 berarti tidak terjadi illegal
logging, illegal trading, kehilangan nilai tambah, dan kelembagaan sangat efektif. Kedua
, skenario kebijakan pengurangan laju erosi. Skenario kebijakan ini dilatarbelakangi adanya upaya pemerintah untuk melakukan reboisasi dan
rehabilitasi hutan dan lahan yang mempunyai target 3 juta ha selama 5 tahun sejak tahun 2003. Meskipun seandainya terget reboisasi dan rehabilitasi lahan terealisir
100 tetapi laju erosi tidak dapat langsung berkurang hingga 0 tetapi mungkin hanya akan turun 5, 10, 15 atau maksimum 20. Oleh karena itu simulasi
pengurangan erosi dan deforerstasi yang dapat diajukan pada angka-angka tersebut.
Kebocoran manusiawi pada tingkat 0 artinya hasil illegal logging, illegal trading
, kehilangan nilai tambah, dan efektifitas kelembagaan yang masuk dalam perekonomian dengan kata lain bahwa kebocoran tersebut sama sekali tidak
terdapat kebocoran. Sebaliknya Kebocoran manusiawi pada tingkat 100 artinya seluruh hasil illegal logging, illegal trading, kehilangan nilai tambah, dan