50 eksploitasi hutan maupun industri kehutanan. Sedangkan pada tingkat makro,
dampak negatif ditunjukkan oleh penurunan penerimaan devisi, pajak dan bukan pajak, penyerapan tenaga kerja dan product domestic bruto PDB sektor
kehutanan. Manfaat ekonomi dari pengelolaan hutan rakyat sebagai berikut : 1 hutan
rakyat murni memiliki nilai NPV sebesar Rp 11.05 jutahadaur pada tingkat suku bunga 15, dan 2 hutan rakyat agroforestry menghasilkan pendapatan bersih
sebesar Rp 4.97 jutahatahun. Berdasrkan manfaat ekonomi tersebut maka hutan rakyat agroforestry lebih menguntungkan untuk dikembangkan Nurfatriani,
2002
3.2. Kerangka Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka perlu dirumuskan kerangka penelitian untuk menjelaskan tahapan-tahapan penelitian
yang akan dilakukan. Tahap awal penelitian dimulai dari melakukan penelaahan teori yang berkaitan dengan sektor kehutanan yaitu sumberdaya hutan, manfaat
ekonomi hutan baik yang telah dihitung dan atau dipasarkan maupun yang belum dihitung. Dari hasil telaahan teori tersebut dapat diketahui seberapa besar
kontribusi sektor kehutanan dalam pendapatan atau perekonomian regionalwilayah. Dalam penghitungan manfaat ekonomi hutan terdapat hasil-
hasil yang dihitung atau dimasukkan ke perhitungan pendapatan sektor non kehutanan.
Disamping itu dalam teori sumberdaya hutan dapat diketahui manfaat non ekonomi yang menjadi potensi sebagai sumber pendapatan wilayah dimasa yang
akan datang, juga terdapat potensi sumber pendapatan yang hilang akibat faktor alam maupun faktor manusia misalnya erosi, ilegal logging, ilegal trading dan
sebagainya. Potensi manfaat hutan yang belum terhitung maupun yang hilang tersebut akan menjadi sumber kebocoran pendapatan wilayah. Sumber kebocoran
tersebut dapat berasal dari faktor produksi yang tidak dimanfaatkan dan faktor produksi yang hilang karena sulit perhitungannya. Mengingat bahwa pada suatu
sektor memiliki beberapa faktor produksi maka kebocoran sektor maka akan langsung berpengaruh pada bocornya pendapatan wilayah. Kebocoran sektor
tertentu dalam kegiatan perekonomian tidak akan berdiri sendiri, melainkan
51 terkait dengan sektor-sektor lain sehingga pengaruh kebocoran pada suatu sektor
mungkin akan berdampak yang besar pada perubahan nilai sektor lain.
Dampak Distribusi K esejahteraan pada
Masyarakat
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Penelitian
Telaah Teori
MODEL I-O DAN SNSE
Analisis Kebijakan
Simulasi Model
Peranan Ekonomi Kehutanan di
Wilayah dan Implikasi Kebijakan
MANFAAT EKONOMI
KEBOCORAN EKONOMI
WILAYAH SUMBERDAYA HUTAN
DAN KEHUTANAN
MANFAAT NON EKONOMI
TERHITUNG UNDERVALUE
HASIL VALUASI MANFAAT
HUTAN
Data Informasi sekunder dan
Penelitian Lapangan
KONTRIBUSI PEREKONOMIAN
WILAYAH
Sektor Kehutanan
Sektor Non Kehutanan
REKOMENDASI PENELITIAN
BELUM TERHITUNG
KEBOCORAN SEKTOR
Aplikasi Hasil valuasi
52 Oleh karena itu dalam menghitung kebocoran pendapatan yang berasal
dari sektor tertentu harus menggunakan metode yang bersifat sistemik, yaitu ketergantungan dan keterkaitan antara sektor sangat besar. Dengan menggunakan
hasil-hasil valuasi manfaat hutan secara lengkap dan dengan masukan data sekunder maupun primer yang diolah dengan Model Input-Output dan Sistem
Neraca Sosial Ekonomi akan diketahui jumlah dan dampak manfaat ekonomi sektor kehutanan secara keseluruhan.
Melalui simulasi model dan analisis kebijakan maka akan dapat diajukan rekomendasi penaggulangan kebocoran pendapatan wilayah yang bersumber dari
sektor kehutanan. Uraian tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 7. 3.3. Kebocoran Ekonomi dari Sektor Kehutana n
Kebocoran ekonomi leakage adalah aliran pendapatan suatu wilayah atau suatu sektor yang keluar ataupun hilang dari siklus pendapatan yang
bersangkutan. Berdasarkan pola pendapatan dan pernelanjaan oleh Blair 1991 bahwa kebocoran ekonomi sebagaimana Gambar 8.
Sumber : Balir – dimodifikasi 1991 Gambar 8. Pola kebocoran ekonomi
Kebocoran ekonomi hutan adalah suatu nilai ekonomi yang keluar dari siklus pendapatan sektor kehutanan di suatu wilayah tertentu. Pendapatan
Usaha Sektor
Kehutanan Pendapatan
Wilayah
Bocor Bocor
53 tersebut berasal dari manfaat ekonomi hutan yang berupa penerimaan hasil hutan
baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Sedangkan kebocoran ekonomi hutan dapat bersumber dari manfaat ekonomi maupun manfaat non
ekonomi Disamping itu kebocoran ekonomi juga dapat berupa nilai ekonomi kegiatan deforestasi misalnya perambahan lahan hutan dan konversi lahan hutan
untuk keperluan non kehutanan, pengurangan kapasitas hutan yang beupa erosi, nilai tambah yang hilang, kelembagan yang belum efektif, serta aktivitas ilegal
misalnya illegal logging dan illegal trading pada penyelenggaraan usaha sektor kehutanan.
Keluarnya nilai ekonomi tersebut dapat disebabkan oleh tindakan manusia ataupun aktivitas alam. Tindakan manusia berupa aktivitas legal pada saat
melakukan manajemen hutan mulai dari perencanaanperijinan, pelaksanaan eksploitasi hutan, dan pengawasan kegiatan. Aktivitas alam berupa hujan, erosi,
angin, dan bencana alam yang dapat merusak kondisi fisik hutan dan lingkunganya.
3.4. Hipotesis