Kelainan dan Gangguan pada Tulang

99 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI c. Kebiasaan Sikap yang Salah Kebiasaan sikap duduk yang salah atau terlalu sering mengangkat beban hanya di salah satu sisi tubuh saja dapat mengakibatkan kelainan pada tulang. Kelainan tulang yang disebabkan oleh kebiasaan duduk dibedakan menjadi tiga, yaitu lordosis, kifosis, dan skoliosis. Gambar 4.25 Posisi tulang yang patah pada lengan atau kaki. a fisura; b fraktura tertutup; dan c fraktura terbuka. Sumber: The Ultimate Dictionary of Science, 1998 b c a Gambar 4.26 b Skoliosis Kifosis Skoliosis Lordosis Gambar 4.26 c Lordosis Gambar 4.26 a Kifosis Perubahan kelengkungan yang terjadi pada daerah punggung batang tulang belakang sehingga badan penderita menjadi bengkok dinamakan kifosis. Misalnya karena proses ketuaan osteoporosis. Skoliosis terjadi apabila tulang punggung membungkuk ke arah samping membentuk huruf S. Lordosis adalah kebalikan dari kifosis. Tulang belakang melekuk ke dalam, terjadi karena perut besar dan berat, misalnya pada obesitas atau kehamilan. keluar, sedangkan yang dimaksud dengan fisura, yaitu apabila kecelakaan tulang yang terjadi menyebabkan keretakan pada tulang. Perhatikanlah gambar 4.25 100 Bab 4 Sistem Gerak d. Nekrosa Nekrosa adalah kelainan pada tulang sebagai akibat adanya selaput tulang periosteum yang rusak sehingga bagian sel- sel tulangnya tidak memperoleh makanan menyebabkan sel tulang mati dan mengering. e. Gangguan Persendian Gangguan pada persendian terdiri atas dislokasi, ankilosis artritis, dan terkilir. Dislokasi gangguan persendian ini menyebabkan adanya pergeseran sendi dari posisi normal karena jaringan penggantungnya ligamen dan cedera sobek. Ankilosis, yaitu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan sama sekali karena persendiannya seolah-olah menyatu, sedangkan terkilir merupakan gangguan persendian yang disebabkan tertariknya ligamentum ke posisi yang tidak sesuai, namun sendi tidak mengalami pergeseran. Terkilir dapat terjadi karena melakukan gerakan yang tiba-tiba atau gerakan yang sulit dilakukan. Artritis adalah peradangan yang terjadi pada sendi. Terdapat empat macam artritis, yaitu artritis gout, osteoartritis, artritis eksudatif, dan artritis sika. Artritis gout disebabkan karena adanya timbunan asam urat pada sendi-sendi kecil, terutama di daerah jari-jari tangan. Akibat dari gout ini, ruas-ruas jari tangan mengalami pembengkakan. Pada osteoartritis, orang yang mengalaminya akan mendapatkan gangguan pada saat sendi digerakkan, hal ini disebabkan karena adanya penipisan pada tulang rawan sehingga mengalami degenerasi. Lain halnya pada artritis eksudatif, kelainan disebabkan oleh adanya serangan kuman. Serangan kuman akan menyebabkan terisinya rongga sendi oleh cairan yang disebut getah radang. Artritis yang terakhir adalah artritis sika. Artritis sika disebabkan oleh berkurangnya minyak sendi sehingga menimbulkan rasa nyeri saat tulang digerakkan. Gangguan pada sendi kini dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C. Temuan baru tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Manchester. Para peneliti tersebut mengungkapkan bahwa konsumsi buah-buahan, sayur, dan vitamin C yang rendah berisiko untuk terkena gangguan pada sendi. Hal ini telah Horizon Biologi Sumber: Jendela I PTEK, 2000 Gangguan Lutut Ol ah r ag a sep er t i sep ak b o l a m elibat - kan ger akan - ger ak- an berputar dan kaki tendangan tinggi, h i ngga pe- m ain sepert i Diego Maradona dapat m er obek dan menggeser meniskus tulang rawan. Hal ini sering dikenal dengan nama masalah tulang rawan lutut. Pada beberapa kasus salah satu atau kedua meniskus diambil seluruhnya karena sendi dapat berfungsi baik tanpa adanya kedua meniskus tadi. 101 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI dibuktikan ketika mereka membandingkan kondisi orang yang mengonsumsi vitamin C dengan kadar rendah dengan mereka yang mengonsumsi vitamin C dengan kadar tinggi. f. Serangan Kuman pada Persendian Umumnya kelainan ini disebabkan oleh infeksi gonorhoe dan sifilis . Infeksi gonorhoe dan sifilis dapat mengakibatkan persendian menjadi kaku. Serangan sifilis yang terjadi pada waktu bayi dalam kandungan dapat menyebabkan layuh sendi, yaitu keadaan tidak bertenaga pada sendi.

2. Kelainan-Kelainan Otot

Otot dapat mengalami kelainan. Dikatakan kelainan, karena pada otot terjadi perubahan dari keadaan normalnya. Kelainan-kelainan yang dialami otot dapat disebabkan beberapa hal, yaitu ada yang disebut atrofi, kelelahan otot, tetanus, miestenia gravis, dan kaku leher stiff. Penjelasan berikut akan menjelaskan beberapa kelainan tersebut. a. Atrofi Kelainan pada otot yang dinamakan atrofi adalah suatu keadaan otot yang mengalami pengecilan sehingga kemampuannya untuk berkontraksi berkurang, sedangkan kelelahan otot yang dikenal sebagai kram, yaitu kelainan otot yang disebabkan otot yang melakukan aktivitas terus-menerus. b. Tetanus Tetanus adalah otot yang berkontraksi terus-menerus yang disebabkan oleh serangan bakteri Clostridium tetani. Tetanus ini sering dikenal dengan sebutan tonus atau kejang. Kelainan otot yang lain, yaitu yang dikenal sebagai miestenia gravis. Mestinia gravis merupakan kelainan otot sebagai akibat melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga terjadi kelumpuhan atau bahkan kematian. Penyebab utama kelainan ini hingga sekarang belum diketahui. c. Stiff Kaku Leher Stiff terjadi sebagai akibat adanya peradangan pada otot trapesium leher yang menyebabkan leher terasa kaku. Stiff dapat terjadi karena kesalahan melakukan gerakan. 102 Bab 4 Sistem Gerak Secara umum berdasarkan cara kerjanya, terdapat dua macam alat gerak pada vertebrata, yaitu alat gerak pasif dan aktif. Peranan alat gerak pasif dilakukan oleh tulang yang membentuk sistem gerak, sedangkan alat gerak aktif dilakukan oleh otot. Otot dikatakan berperan sebagai alat gerak aktif karena otot mampu menggerakkan tulang. Hasil kerja sama antara otot dan tulang inilah apa yang kita kenal sebagai gerakan. Otot dapat berkontraksi sebagai akibat adanya perangsang. Susunan alat gerak pada manusia terdiri atas tulang dan otot. Tulang terbagi menjadi tulang rawan kartilago dan tulang sejati osteon. Sifat kartilago, yaitu bingkas dan lentur dibangun atas sel-sel tulang rawan yang menghasilkan matriks yang disebut kondrin. Proses awal mula terbentuknya tulang diawali dengan terbentuknya tulang-tulang rawan yang dihasilkan dari sel-sel mesenkim. Setelah terbentuk tulang rawan, akan berongga bagian dalamya dan terisi oleh sel-sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas. Proses pembentukan tulang terjadi dari arah dalam menuju ke luar sehingga proses pembentukannya disebut pembentukan secara konsentris, proses pembentukan tulang disebut osifikasi. Berdasarkan matriks pembentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang kompak dan tulang spons. Tulang kompak, yaitu apabila matriks pembentuknya tersusun secara padat dan rapat, sedangkan tulang spons apabila pada matriksnya terdapat rongga. Tulang-tulang pada vertebrata dan manusia membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini berfungsi untuk memberi bentuk tubuh, menahan dan menegakkan tubuh, tempat melekatnya otot, tempat menyimpan zat kapur, melindungi orang-orang dalam yang terdapat di bawahnya, dan tempat diproduksinya sel-sel darah. Hubugan antara tulang yang satu dan yang lain pada tubuh, dapat secara erat atau tidak erat. Hubungan antara tulang yang satu dan yang lain disebut artikulasi. Apabila tulang berhubungan dengan tujuan untuk melakukan pergerakan dibutuhkan suatu bentuk khusus, hubungan tulang seperti itu disebut sendi. Terdapat bermacam-macam hubungan antartulang, yaitu sinartrosis, diartrosis, dan amfiartrosis. Sinartrosis adalah persendian pada tulang yang tidak memungkinan terjadinya gerakan. Diartrosis adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan, yang membutuhkan adanya persendian. Amfiartrosis merupakan hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tatapi sedikit. Otot merupakan alat gerak aktif. Berdasarkan jenisnya, otot dibedakan atas otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Otot memiliki sifat antagonsis dan sinergis, pembagian ini didasarkan pada sifat kerja otot tersebut. Dikatakan bekerja antagonis apabila dua otot saling bekerja berlawanan, dan sinergis apabila dua otot saling bekerja searah. Pada tulang maupun otot dapat terjadi kelainan. Kelainan yang terjadi pada tulang dapat terjadi karena kekurangan vitamin D, penyakit artritis, kecelakaan, atau karena Rangkuman