Kontrasepsi Permanen Mengatur Kelahiran

233 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI

2. Kontrasepsi Nonpermanen

Metode kontrasepsi ini disebut non- permanen karena pengguna kontrasepsi ini suatu saat masih mampu hamil atau kemampuan kehamilannya dapat di- kembalikan seperti semula sebelum dipasang alat kontrasepsi. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan menggunakan alat atau obat. Pengguna kontrasepsi nonpermanen dengan obat, dengan menggunakan pil, susuk, kondom, suntikan, diafragma, tablet busa, IUD Intra Uterine Device, atau AKDR Alat Kontra-sepsi Dalam Rahim. Pada penggunaan kontrasepsi non- permanen tanpa obat, biasanya dilakukan dengan cara memperpanjang masa menyusui, sistem kalender, atau dengan senggama terputus koitus interrupt. Tokoh Regnier de Graaf Ahli anatomi Belanda, Reg n i er d e Gr aaf 1 6 4 1 - 1 6 7 3 m elak u k an b an y ak penelit ian-penelit ian Gambar 10.11 Macam-macam alat kontrasepsi nonpermanen: a kondom; b pil ; c diafragma; d IUD. Sumber: Science Discovery 2, 2002 a b c d p en t in g d i k ot a Delf t . Sesu d ah melakukan analisis cairan pankreas, ia menerbitkan hasil kerjanya yang san gat r in ci m en gen ai alat - alat reproduksi laki-laki dan perempuan pada t ah u n 1668 dan 1672. I a m en g i d en t i f i k asi ‘g el em b u n g - gelembung’ kecil pada permukaan indung telur sebagai ovum atau telur. Di kemudian hari, ditemukan bahwa tiap ‘gelembung’ adalah folikel yang masak, atau kantong telur dengan telur yang lebih kecil di dalamnya. Lebih kurang 90 tahun kemudian, von Haller, memberi nama folikel-folikel t er seb u t f o l i k el Gr aaf u n t u k menghormati Regnier de Graaf. Sumber: Encarta, 2004 234 Bab 10 Sistem Reproduksi Organisme

H. Penularan dan Pencegahan Penyakit yang Berhubungan dengan Sistem Reproduksi

Banyak sekali kasus penyakit yang disebabkan oleh terserangnya alat re- produksi. Penyakit-penyakit yang menyerang alat reproduksi biasa disebut sebagai penyakit kelamin. Kebanyakan penyakit kelamin disebabkan oleh adanya hubung- an seksual yang tidak sehat.

1. Penyakit AI DS

Akhir-akhir ini tentu anda pernah mendengar mengenai penyakit AIDS yang sering dibicarakan orang. Penyakit ini begitu menakutkan bagi manusia, karena sangat berbahaya dan tidak mudah diobati. Kenyataan ini mendorong para ahli untuk menemukan bagaimana cara mengobati penyakit ini secara efektif. Tentu Anda ingin mengetahui apa penyebab adanya penyakit AIDS. AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficinecy Syndrom yang artinya penurunan sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh jenis virus yang diberi nama HIV Human Immunodeficiency Virus. Struktur HIV memiliki dua molekul RNA di dalam intinya. Virus ini awalnya berasal dari virus kera di Afrika yang telah mengalami mutasi. Meskipun penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV ini sangat berbahaya dan mematikan, tetapi dalam proses penularannya tidak semudah penularan virus jenis yang lainnya. Virus HIV tidak menular melalui kontaminasi biasa, seperti berjabat tangan, berpelukan, atau melalui batuk, bersin, peralatan mandi, dan makanan. Melainkan harus dengan media berupa cairan tubuh melalui luka di kulit atau selaput lendir, dengan kata lain harus melalui penetrasi cairan tubuh dari penderita ke orang yang tertular. Beberapa proses penularan penyakit dapat melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bekas penderita, atau melalui transfusi darah. Indikasi awal dari penyakit ini, yaitu penderita akan mengalami pembesaran organ limfa. Penyakit-penyakit yang umum diderita oleh orang yang mengidap penyakit AIDS, yaitu pneumonia, kanker, diare, penurunan berat badan, dan gagal jantung. Virus HIV banyak terkonsentrasi di dalam darah penderita dan cairan mani. Apabila seseorang telah terinfeksi virus ini, maka seumur hidupnya virus ini akan tetap ada. Mengapa demikian? Karena virus ini tidak mudah untuk diobati, kalau pun sembuh tidak mungkin sembuh total.

2. Penyakit Sabun Gonorrhoe

Penyakit sabun atau gonorrhoe merupakan penyakit kelamin yang cukup berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bundar dari jenis Gonococcus.