Proses Terbentuknya Membran Embrio

229 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI a. Kantong Kuning Telur Kantong kuning telur, yaitu membran yang dibatasi oleh lapisan endoderm. Pada beberapa jenis hewan, kantong kuning telur memiliki fungsi sebagai penyedia makanan utama bagi embrio. Berbeda pada manusia, kantong ini berfungsi untuk menyedia-kan tempat bagi pembentukan darah. Di samping itu, di dalam kantong kuning telur terdapat sel-sel yang nantinya akan mengalami perkembangan men-jadi spermatogonium atau oogonium setelah bayi menjadi individu dewasa. b. Amnion Membran amnion merupakan membran tebal yang berfungsi sebagai pelindung. Pada saat embrio mengalami pertumbuhan, amnion akan menyelubungi embrio untuk membentuk ruang berisi cairan, yang disebut cairan amnion. Cairan amnion ini berguna untuk melindungi embrio dari benturan, gesekan, dan juga membantu di dalam proses pengaturan suhu tubuh embrio. c. Korion Korion adalah turunan derivat yang berasal dari perkembangan ektoderm dan mesoderma trofoblas. Korion merupakan bagian utama plasenta. Korion tampak menyelubungi amnion dan kantong kuning telur. d. Alantois Alantois adalah membran yang berbentuk vasikuler kecil untuk tempat awal mula darah dibentuk. Alantois ini berfungsi untuk proses respirasi, saluran makanan, dan ekskresi. Horizon Biologi Sumber: www.gynekologicka.sk, 2006 Ultrasonografi medis sonografi adalah sebuah t eknik diagnost ik penggambaran menggunakan suara ultra yang digunakan untuk meng- gambarkan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan “lesion” patologi, membuat teknik ini berguna untuk mengecek organ. Sonografi obst et rik biasa digunakan ket ika masa kehamilan. Pi l i h an f r ek u en si m en en t u k an resolusi gambar dan penembusan ke dalam t ubuh pasien. Diagnost ik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz. 230 Bab 10 Sistem Reproduksi Organisme

3. Terbentuknya Plasenta

Plasenta yang dikenal dengan nama lain ari-ari atau tembuni, terbentuk pada bulan ketiga dari kehamilan. Bentuk plasenta ini pipih berasal dari perkembangan korion dan sebagian endometrium. Plasenta memiliki beberapa fungsi utama sebagai berikut: 1 sebagai tempat difusi oksigen dan makanan dari darah ibu ke janin; 2 sebagai tempat berdifusi karbon dioksida dan sisa metabolisme janin ke darah ibu untuk dibuang; 3 untuk melindungi agar tubuh janin tidak dimasuki mikroorganisme; 4 tempat suplai makanan yang berbentuk karbohidrat, protein, kalsium, dan besi dari tubuh ibu ke tubuh janin; 5 penghasil hormon yang diperlukan untuk mengatur proses yang terjadi selama kehamilan.

4. Tali Pusar

Sewaktu embrio mengalami pertumbuhan dan perkembangan, pada bagian korion terjadi pertumbuhan yang strukturnya berbentuk seperti jari-jari. Struktur seperti jari-jari ini dikenal sebagai vili korion. Vili korion banyak mengandung pembuluh darah janin yang berasal dari alantois. Vili korion yang terus mengalami pertumbuhan akan terendam pada suatu ruang yang mengandung darah ibu dan disebut ruang intervili. Dengan keadaan seperti ini, darah yang berasal dari ibu akan saling berdekatan dengan darah janin. Namun demikian, darah ibu dan janin tidak bercampur. Vili korion memiliki fungsi utama sebagai tempat terjadinya pertukaran oksigen dan makanan yang berasal dari darah ibu ke bayi. Selanjutnya, makanan yang berasal dari pembuluh darah vili tersebut disirkulasikan ke vena umbilikus atau pusar, sedangkan sisa-sisa metabolisme yang berasal dari tubuh bayi dikeluarkan melalui arteri umbilukus dan berdifusi ke dalam darah ibu. Gambar 10.9 Posisi bayi dalam rahim dan kedudukan tali pusar serta plasentanya. Sumber: Biology, 1999 serviks ut erus tali pusar plasent a 231 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Tali pusar terbentuk dari lapisan terluar amnion yang banyak mengandung arteri umbilikus dan vena umbilikus. Di samping itu, tali pusar juga diperkuat oleh suatu jaringan ikat pipih yang berasal dari alantois. Pada saat bayi telah dilahirkan, tali pusar masih tetap menempel pada perut bayi sampai beberapa hari lamanya. Setelah tali pusar terlepas, pada perut bayi akan terlihat bekas pusaran.

F. ASI

Setiap ibu yang baru melahirkan anaknya sangat dianjurkan untuk memberikan ASI Air Susu Ibu kepada bayinya. ASI sangat baik untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi bayi dari serangan berbagai penyakit. Zat-zat gizi pada ASI merupakan zat gizi yang terbaik, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang membantu pertumbuhan sel- sel otak dan perkembangan sel-sel saraf. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal ini disebabkan zat-zat kekebalan tubuh yang terkandung di dalam ASI memberikan perlindungan langsung untuk melawan serangan penyakit. Selain itu, ASI memberikan lingkungan yang ramah bagi bakteri menguntungkan flora normal. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Telah terbukti bahwa di dalam ASI terdapat unsur-unsur yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular. Hal lain yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asma linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara normal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3. Berikut ini beberapa keunggulan ASI dibandingkan dengan susu formula. 1 Tidak memerlukan biaya yang besar, sehat, dan mudah memberikannya. 2 Mengandung zat yang dapat meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit. 3 Mengandung cukup banyak makanan yang diperlukan oleh bayi. 4 Menyusui berarti menjalin kasih sayang ibu terhadap anak. 5 Menyusui mempercepat ibu menjadi langsing kembali sesudah melahirkan. Sumber: I ndonesian Heritage, Manusia dan Lingkungan, 2002