Hormon dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Alat Kelamin

221 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Pada pria tanda-tanda pubertas terlihat dengan keluarnya sperma untuk pertama kalinya, sedangkan pada wanita tanda-tanda pubertas ditandai dengan terjadinya menstruasi atau haid yang pertama. Tanda-tanda pubertas tersebut ternyata sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon kelamin tertentu. Hormon-hormon kelamin yang berperan terhadap perkembangan organ-organ kelamin, yaitu FSH Follicle Stimulating Hormone, LH Luteinizing Hormone, testoteron, estrogen, progesteron, oksitosin, relaksin, dan laktogen prolaktin. Masing-masing hormon tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih rinci. 1 FSH Follicle Stimulating Hormone, yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita. 2 LH Luteinizing Hormone. Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi poses ovulasi pelepasan sel telur. 3 Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria. 4 Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH. 5 Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI. 6 Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus. 7 Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran. 8 Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron merangsang pembentukan air susu. 222 Bab 10 Sistem Reproduksi Organisme

C. Proses Pembentukan Gamet

Berbeda seperti yang terjadi pada tumbuhan, proses pembentukan gamet pada hewan tidak mengalami generasi haploid dan diploid secara bergantian. Fertilisasi atau bertemunya sel kelamin jantan spermatozoa dengan sel kelamin betina ovum selalu didahului oleh proses pembentukan gamet jantan dan betina secara meiosis. Seperti telah anda ketahui pada penjelasan sebelumnya, gamet jantan dibuat di testis yang terdapat pada suatu kantung pelindung yang disebut skrotum. Proses pembentukan gamet jantan ini lazim disebut spermatogenesis, sedangkan pada betina pembentukan gamet, yaitu ovum terjadi di ovarium dan prosesnya disebut oogenesis. Dari kedua proses pembentukan gamet tersebut hanya terdapat sedikit perbedaan. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah pembentukan gamet berikut ini

1. Pembentukan Gamet Jantan Spermatogenesis

Spermatogenesis baru dapat dimulai pada saat seseorang telah mencapai masa pubernya dewasa secara seksual dan berlangsung secara terus-menerus seumur hidup. Proses spermatogenesis ini berlangsung di dalam testis, yaitu di tubulus semineferus. Sebenarnya, pada dinding tubulus seminiferus sudah terdapat bakal spermatozoa yang disebut spermatogonia. Jumlah bakal sperma ini banyaknya ribuan. Spermatogonia ini kemudian menjalani proses pembelahan sel secara mitosis untuk membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer inilah yang mengalami proses pembelahan sel secara meiosis. Pembelahan meiosis pertama dari spermatosit primer menghasilkan dua spermatosit sekunder, dan setiap spermatosit sekunder akan membelah lagi secara meiosis menghasilkan dua spermatid yang keadaan kromosomnya berjumlah haploid. Dari keseluruhan hasil proses pembelahan spermatogonia tersebut, dihasilkan empat spermatid. Keempat spermatid yang terbentuk selanjutnya berkembang menjadi sperma masak spermatozoa yang haploid. Sperma-sperma yang matang akan bergerak menuju duktus epididimis. Secara keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam proses pembentukan gamet jantan spermatogenesis, yaitu 65 sampai 75 hari. Untuk memperjelas penjelasan di atas Anda dapat melihat Gambar 10.4. Sebuah sperma terdiri atas bagian-bagian kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Pada bagian kepala sperma yang tebal terdapat inti haploid dan terlindung oleh tudung penutup yang disebut akrosom. Akrosom ini mengandung banyak enzim yang membantu sperma untuk menembus sel telur pada saat proses fertilisasi terjadi. Untuk lebih memahami materi mengenai sistem reproduksi yang dibahas pada bab ini, kunj ungilah ht t p: www.nush.nl system index.htm Jelajah Biologi 223 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Gambar 10.4 Tahapan spermatogenesis . Untuk bergerak, sperma tentunya membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan sperma diperoleh dari mitokondria spiral yang terdapat pada bagian tengah sperma. Energi tersebut dibutuhkan untuk menggerakkan ekor sperma. Sperma yang dihasilkan oleh pria dewasa sekitar 400 juta sel.

2. Pembentukan Ovum Oogenesis

Pembentukan ovum pada wanita terjadi di organ yang disebut ovarium. Pada ovarium sendiri sebenarnya bakal sel telur, yaitu oosit telah ada sejak bayi. Oosit terdiri atas oosit primer dan sekunder. Oosit sekunder berasal dari oosit primer yang mengalami proses pembelahan secara meiosis di bawah pengaruh FSH. Di samping oosit sekunder, dalam proses pembelahan oosit primer secara meiosis dihasilkan juga suatu badan yang disebut badan polar pertama. Pada oosit sekunder di sekelilingnya terdapat folikel. Folikel-folikel tersebut di bawah pengaruh FSH akan membelah berkali-kali sehingga membentuk folikel yang disebut folikel de graaf atau folikel yang telah masak. Di antara folikel de graaf terdapat suatu rongga. Folikel inilah yang kemudian berperan untuk memproduksi estrogen pada wanita. Hormon estrogen berperan untuk merangsang hipofisis mensekresikan Luteinizing Hormone LH. LH merangsang proses pelepasan sel telur dari ovarium yang dikenal dengan istilah ovulasi. Apabila sewaktu ovulasi terjadi fertilisasi maka oosit sekunder akan mengalami proses pembelahan lebih lanjut sehingga dihasilkan ootid yang bersifat haploid dan juga dihasilkan badan polar yang kedua. Selanjutnya, ootid tersebut akan berdiferensiasi menjadi ovum atau sel telur. Dengan demikian, spermatogonium diploid spermatosit primer spermatosit sekunder spermatid sel sperma haploid pembelahan pembelahan meiosis I pembelahan meiosis I I