Garis Pertahanan Kedua Mekanisme Pertahanan Nonspesifik
243
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
Jenis sel darah putih lain yang dapat melakukan fagositosis adalah sel monosit.
Ketika suatu jaringan terinfeksi, sel monosit akan keluar dari saluran darah menuju jaringan
tersebut. Sel monosit kemudian berubah menjadi sel makrofaga yaitu sel fagositosis
yang besar. Makrofaga melakukan fungsinya dengan menjulurkan kaki pseupodia, mengikat
dan menelan mikroba. Di dalam sel makrofaga, mikroba kemudian akan dicerna oleh enzim
lisosom.
Gambar 11.6 Sel fagositosis dan limfosit berasal dari induk yang sama.
Sel B Sel T
Limfosit Monosit
Neutrofil Eosinofil
Basofil Sel induk
mieloid Sel induk
pluriprotein Sel induk
limfoid
Gambar 11.7 Respons peradangan sebagai suatu sistem imunitas. 1 ketika kulit ditembus, bakteri langsung menyerang jaringan. Sel yang terinfeksi melepaskan histamin. 2 histamin merangsang
pembesarandibatasi pori prakapiler sehingga fagosit dan cairan keluar menuju jaringan yang diserang. 3 sel-sel fagosit menelan semua bakteri penyerang dan sel-sel yang telah rusak.
1 2
3
b. Peradangan
Jika mikroba telah merusak jaringan, sel-sel jaringan yang telah rusak tersebut kemudian akan mengirimkan sinyal. Sinyal pertama adalah histamin yang
mengakibatkan peradangan, sedangkan yang kedua adalah interferon yang akan menyiagakan sel-sel lain.
1 Histamin
Sinyal yang diberikan oleh sel terinfeksi akan ditangkap oleh sel darah putih jenis basofil yang kemudian akan melepaskan histamin ke jaringan.
Histamin menyebabkan pembuluh darah prakapilker sekitar jaringan membesar, sedangkan pembuluh vena mengecil.
Dengan keadaan demikian jaringan mengalami pembengkakan atau peradangan. Mekanisme
peradangan dan perbaikan jaringan dapat dilihat pada gambar berikut.
244
Bab 11
Sistem I mun
Peradangan jaringan meningkatkan permeabilitas kapiler dan meningkatkan migrasi sel-sel fagositosit dari kapiler darah ke jaringan. Jaringan
yang meradang juga melepaskan senyawa kemokin yang merupakan sinyal kimiawi untuk merangsang sel fagositosis mendatangi jaringan.
Dengan masuknya sel-sel fagositosis ke jaringan yang meradang maka proses perbaikan dimulai. Sel-sel fagositosis segera akan menelan semua sel mikroba
dan juga membersihkan jaringan tersebut dari senyawa yang berbahaya.
Gambar 11.8 Mekanisme perusakan sel mikroba oleh
protein komplemen.
membran sel mikroba
air dan garam masuk ke
dalam sel air dan garam masuk
ke dalam sel
pembocoran membran sel
Peradangan juga mengakibatkan demam karena sel- sel leukosit melepaskan
senyawa pirogen. Senyawa ini
akan merangsang tubuh untuk menaikkan suhu dengan demikian meningkatkan pertahanan tubuh, menghambat
pertumbuhan beberapa jenis mikroba, memudahkan fagositosis, mempercepat reaksi tubuh, dan mempercepat
perbaikan jaringan.
2 Interferon
Interferon adalah suatu bahan kimia spesifik pada setiap spesies yang diproduksi oleh sel yang terkena
serangan virus. Interferon mengaktifkan sel-sel yang dekat
dengan sel yang telah terkena serangan virus untuk siaga dan bersiap-siap menghadapi serangan.
Dengan adanya sinyal interferon ini sel yang telah dihubungi akan melawan
semua serangan virus.