Mekanisme Sistem Gerak Otot

96 Bab 4 Sistem Gerak ATP-ase Teori di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada saat terjadi rangsangan yang diterima asetilkolin, rangsangan itu menyebabkan aktomiosin mengerut berkontraksi. Kontraksi yang terjadi membutuhkan energi. Pada saat kontraksi terjadi, filamen aktin akan berjalan di antara miosin ke dalam zona H zona H, yaitu bagian terang di antara dua pita gelap. Dengan keadaan yang demikian itu, terjadi pemendekan serabut otot. Namun demikian, ada serabut yang tetap panjang, yaitu garis M anisotroppita gelap, sedangkan garis Z isotroppita terang dan daerah H bertambah pendek waktu terjadi kontraksi. Bagian ujung miosin dapat berkaitan dengan ATP dan menghidrolisis ATP tersebut menjadi ADP. Energi dilepaskan dengan cara mencegah pemindahan ATP ke miosin yang diubah bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi tersebut kemudian berikatan dengan aktin membentuk jembatan silang. Selanjutnya, energi yang tersimpan pada miosin akan dilepaskan sehingga ujung miosin berelaksasi menghasilkan energi yang rendah. Relaksasi yang terjadi akan mengubah sudut ikatan ujung miosin menjadi miosin ekor. Ikatan yang terjadi antara miosin berenergi rendah dan aktin akan terpecah, pada saat molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Siklus tersebut akan terus berulang.

4. Timbulnya Energi untuk Gerak Otot

Adenosin Tri Fosfat yang dikenal sebagai ATP, merupakan penghasil energi utama untuk berkontraksinya otot. ATP dihasilkan dari proses oksidasi pembakaran karbohidrat dan lemak. Terjadinya kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin. Perhatikanlah diagram berikut Aktin + Miosin Aktomiosin pita miofibril daerah H garis Z miofilamen tipis aktin miofilamen tebal miosin garis M garis Z Gambar 4.24 Aksi aktin dan miosin. 97 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Tampak pada reaksi tersebut, pembentukan aktomiosin merupakan hasil interaksi antara aktin dan miosin yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai enzim ATP-ase. Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi yang tinggi. Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya kepada ADP. Proses yang terjadi dapat Anda perhatikan pada reaksi berikut Kreatin Fosfokreatin + ADP Kreatin + ATP Fosfokinase Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak membutuhkan oksigen bebas. Oleh karena itu, disebut proses anaerob. Jika otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat. Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa. Glikogen adalah senyawa yang tidak larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan dahulu menjadi laktasidogen. Laktasidogen ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa yang dihasilkan dioksidasi menjadi CO 2 , H 2 O, dan energi. Energi yang dibebaskan selanjutnya digunakan untuk membentuk ATP dan fosfokreatin. Proses ini terjadi pada saat otot berelaksasi, dan membutuhkan oksigen bebas. Oleh karena itu, proses relaksasi disebut fase aerob. Perhatikanlah bagan reaksi berikut ini Glikogen laktasidogen Laktasidogen glukosa + asam laktat Glukosa + O 2 CO 2 + H 2 O + energi Apabila terjadi penimbunan asam laktat yang terlalu banyak di dalam otot, dapat menyebabkan kelelahan. Asam laktat yang berlebihan tersebut akan dioksidasi oleh oksigen, apabila terlalu banyak dibutuhkan oksigen untuk mengoksidasi asam laktat, maka orang yang mengalaminya bernapas tersengal-sengal.

D. Gangguan pada Sistem Gerak

Kelainan yang terjadi pada sistem gerak meliputi kelainan dan gangguan pada tulang dan kelainan pada otot. Berikut ini kedua kelainan tersebut akan dijelaskan.