109
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
butiran sehingga cairan sel jernih, tetapi memiliki satu inti yang besar. Jenis sel darah putih ini dihasilkan oleh jaringan-jaringan limfoid dan dapat dibedakan menjadi
limfosit
dan monosit. Bentuk leukosit lain adalah
granulosit, pada cairan sel terdapat butiran-
butiran yang menyerap zat warna tertentu dan inti sel berlekuk-lekuk. Granulosit dihasilkan oleh sumsum merah pada tulang dan dapat dibeda-bedakan lagi berdasarkan
kemampuannya menyerap zat warna menjadi
neutrofil, eosinofil, dan basofil.
a. Limfosit mengandung sedikit cairan sel dan mempunyai sifat amuboid sehingga
dapat keluar dari pembuluh darah. Jenis sel darah putih ini sangat berperan dalam melawan bakteri penyebab penyakit karena kemampuannya untuk
menghasilkan zat-zat antibodi.
b. Monosit mengandung banyak cairan sel dan bersifat fagosit terhadap bakteri.
Jumlahnya menempati urutan ketiga paling banyak setelah neutrofil dan limfosit. c.
Neutrofil merupakan jenis leukosit yang paling banyak, yaitu antara 65 sampai 705 dari seluruh jumlah leukosit. Bentuk intinya beraneka ragam dan pada cairan
sel terdapat butiran-butiran yang menyerap zat warna netral Neutrofil bersifat
amuboid dan fagosit.
d. Eosinofil memiliki inti yang terdiri dari dua belahan dan butiran-butiran pada cairan
selnya dapat menyerap zat warna eosin yang bersifat asam. Eosinofil bergerak lambat dan bersifat
fagosit terhadap partikel-partikel asing di sekitarnya. Jumlah
eosinofil meningkat pada keadaan alergi, misalnya asma dan infeksi cacing tambang. e.
Basofil memiliki inti yang berbentuk seperti huruf S, butiran-butiran pada cairan selnya dapat menyerap zat warna yang bersifat basa. Geraknya lambat dan
peranannya masih belum jelas.
3. Keping-Keping Darah Trombosit
Komponen darah yang satu ini berupa kepingan-kepingan platelet yang tidak berinti. Oleh karena itu, kurang tepat jika disebut sebagai trombosit yang berarti sel
darah pembeku. Keping-keping darah bentuknya tidak beraturan dengan ukuran lebih kecil daripada eritrosit serta tidak berwarna dan juga tidak dapat bergerak
sendiri, tetapi hanya mengikuti aliran darah. Dalam keadaan normal jumlahnya ± 250.000 keping per mm kubik. Keping darah ini berasal dari megakaryosit di
dalam sumsum merah pada tulang dan berperan dalam
proses pembekuan darah. Proses pembekuan darah merupakan suatu proses yang rumit dan melibatkan
banyak faktor antihemofili, yaitu faktor-faktor yang berperan untuk menghentikan perdarahan. Proses pembekuan darah dimulai ketika terjadi kerusakan pada pembuluh
darah yang menyebabkan keping-keping darah keluar dari pembuluh bersama-sama dengan komponen darah lainnya. Keping-keping darah mudah pecah setelah
bersinggungan dengan udara atau permukaan yang kasar sehingga enzim tromboplastinogenase yang terdapat di dalamnya keluar dan bercampur dengan
plasma darah.
110
Bab 5
Sistem Peredaran Darah
Pada plasma darah terdapat tromboplastinogen yang merupakan salah satu komponen globulin, zat ini diaktifkan oleh enzim tromboplastinogenase menjadi
tromboplastin. Sementara itu pada plasma darah terdapat pula protrombin yang dihasilkan hati dengan bantuan vitamin K. Protrombin hanya dapat berperan dalam
proses pembekuan darah jika telah diaktifkan menjadi enzim trombin. Untuk mengaktifkannya dibutuhkan pula tromboplastin dan ion kalsium Ca
2+
. platelet pecah
tromboplastinogenase tromboplastinogen
tromboplastin protrombin
tromblin fibrinogen
fibrin sel-sel darah
darah beku
Gambar 5.4 Proses pembekuan darah.
Sumber: Biology, 1999
2 Protombin
trombin Tromboplastin + Ca
++
3 Fibrinogen
Fibrin Trombin
Peranan enzim trombin ialah mengubah fibrinogen, yaitu salah satu
protein darah yang larut dalam plasma darah menjadi fibrin berbentuk jalinan
serat-serat halus yang akan menjaring sel-sel darah. Dengan demikian,
terjadilah gumpalan darah pada bagian pembuluh darah yang rusak dan
gumpalan ini menghalangi darah agar tidak ke luar dari pembuluh tersebut.
Proses pembekuan darah tidak akan terjadi jika salah satu dari faktor-
faktor antihaemofili tidak tersedia. Artinya pendarahan tidak dapat
dihentikan atau dikenal sebagai
hemofilia . Namun, jika proses
pembekuan terjadi di dalam pembuluh darah maka gumpalan darah embolus
dapat menyumbat pembuluh-pembuluh darah. Keadaan yang disebut
embolisme ini menghambat pemberian
zat-zat makanan dan oksigen bagi jaringan sehingga dapat menyebabkan
kematian jaringan tersebut.
1 Keping
Darah + sel-sel yang rusak tromboplastin
Faktor-faktor dalam darah Pembekuan
4 Pembentukan bekuan