Alat Reproduksi Pria Sistem Reproduksi Manusia
216
Bab 10
Sistem Reproduksi Organisme
spermatozoa juga merupakan organ hormon endokrin. Hormon yang dihasilkan testis adalah
hormon testosteron,
yaitu hormon kelamin jantan yang utama. Disebut demikian, karena hormon
inilah yang suatu saat bertanggung jawab memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder pada
pria. Ciri-ciri kelamin sekunder, tersebut antara lain adanya janggut, suara membesar, dan bentuk
badan yang akan tampak pada saat seorang pria yang mencapai masa pubertas masa kematangan
seksual.
Testis berbentuk bulat telur yang jumlahnya sepasang dan terdapat pada suatu kantong
pelindung disebut skortum.
Setiap testis dilengkapi dengan saluran-saluran halus yang
disebut tubulus seminiferus.
Tubulus seminiferus ini apabila direntangkan dari ujung yang satu ke
ujung yang lain berukuran lebih dari 200 m. Pada dinding-dinding tubulus seminiferus terdapat bakal
sperma yang disebut spermatogonia
dengan jumlah kromosom diploid. Spermatogonia ini suatu saat akan berubah menjadi
spermatozoa. Proses
perubahan spermatogonium menjadi sperma spermatozoa terjadi melalui dua proses pembelahan sel yang berlangsung secara meosis. Dengan demikian, setiap
spermatogonium suatu saat akan menghasilkan empat sel sperma.
Di samping spermatogonia, pada tubulus seminiferus
terdapat pula sel-sel berukuran besar yang disebut
sel sertoli. Sel sertoli inilah yang berperan sebagai
penyedia makanan bagi spermatozoa-spermatozoa tersebut. 2
Saluran reproduksi Saluran reproduksi pada pria terdiri atas
duktus epididimis, duktus deferens
saluran sperma, vesikula seminalis kantung sperma, dan duktus ejakulatorius saluran pemancaran.
Saluran-saluran tersebut saling berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan saluran reproduksi.
Duktus epididimis berjumlah sepasang terdapat bersama-sama testis di dalam skrotum yang merupakan tempat terjadinya proses pematangan sperma.
Saluran ini terletak di sebelah belakang atas dari testis dan tampak berkelok- kelok. Saluran lanjutan dari epididimis, dikenal sebagai
vas deferens, jumlahnya
sepasang, berupa saluran lurus untuk mengangkut spermatozoa dari duktus epididimis ke kantong sperma yang dikenal sebagai
vesika seminalis. Vesika
seminalis ini berupa sepasang kantong yang dinding-dindingnya menghasilkan
Sumber: Fisiologi Manusia, 2001
Saraf Pembuluh
darah Duktus
deferens
Tubulus semi-
niferosa
Epididimis Testis
Gambar 10.2 Bagian-bagian testis.
217
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
suatu cairan untuk makanan bagi spermatozoa. Letak vesika seminalis, yaitu di belakang vesika urinaria kantong kemih.
Vas deferens yang arahnya ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir di kelenjar prostat. Di belakang kandung kemih vas deferens
ini bersatu membentuk suatu saluran yang dikenal sebagai duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius ini berjumlah sepasang yang fungsinya untuk memancarkan
semen mani dan vesika seminalis. Uretra dan duktus ejakulatorius bersama- sama berakhir di ujung penis.
3 Kelenjar kelamin
Saluran-saluran kelamin dilengkapi oleh tiga macam kelenjar kelamin yang fungsinya menghasilkan sekret. Kelenjar-kelenjar yang melengkapi saluran
kelamin itu terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
boulbouretral yang lebih dikenal sebagai kelenjar cowper. Ketiga kelenjar tersebut
memiliki peranan yang berbeda-beda. Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang jumlahnya sepasang terletak
di bagian atas dan bawah kandung kemih. Kelenjar ini sebagai penghasil semen yang terbesar, yaitu sekitar 60 dari volume total semen. Cairan yang dihasilkan
kelenjar ini berwarna jernih, kental karena mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berperan sebagai makanan bagi sperma. Selain cairan
tersebut, kelenjar ini mengekskresikan prostaglandin yang berguna untuk merangsang otot uterin berkontraksi sehingga semen dapat terdorong mencapai
uterus.
Kelenjar boulbouretral yang disebut juga sebagai kelenjar cowper, merupakan kelenjar yang menghasilkan lendir pelindung pada saat ejakulasi terjadi.
Kelenjar ini bermuara di pangkal uretra dan jumlahnya sepasang. Kelenjar prostat memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan
ukuran kedua kelenjar kelamin lainnya. Sekret yang dihasilkan oleh kelenjar prostat ini berupa cairan encer yang menyerupai susu dan bersifat alkalis, sehingga
dapat berperan sebagai penyeimbang buffer bagi keasaman residu urin di uretra dan derajat keasaman vagina. Cairan ini suatu saat akan berkumpul di uretra
melalui saluran-saluran kecil.
b. Alat Kelamin Luar
Alat kelamin luar hanya terdiri dari satu bagian saja, yaitu dikenal dengan nama penis. Penis ini berfungsi sebagai alat kopulasi atau organ persetubuhan, yaitu organ
atau alat untuk memasukkan cairan semen ke dalam alat kelamin wanita. Di dalam penis terdapat uretra yang merupakan muara bagi saluran kencing dan
saluran kelamin. Di samping itu, di dalam penis juga terdapat korpus kavernosum atau badan rongga, yaitu dua korpus kavernosum penis di sisi uretra dan satu korpus
218
Bab 10
Sistem Reproduksi Organisme
kavernosum penis di bawah uretra. Apabila terjadi rangsangan rongga ini akan terisi darah, sehingga dapat menyebabkan penis membesar dan memanjang serta menegang
yang dikenal sebagai proses ereksi.
Selain itu, pada penis terdapat bagian yang disebut kepala penis glans penis. Bagian ini merupakan ujung penis tempat terdapatnya lubang uretra urifisium uretra
dan ujung-ujung saraf perasa. Pada kepala penis terdapat kulit penutup yang dapat melipat disebut kulup preputium.