Organ Pernapasan Biologi Kelas 11 Suaha Bakhtiar 2011
151
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
dibatasi oleh pleura yang sangat elastis. Demikian pula dengan dinding rongga dada bagian dalam, dibatasi oleh pleura. Di antara pleura paru-paru dengan pleura rongga
dada terdapat cairan intrapleura. Tekanan intrapleura lebih rendah daripada tekanan udara luar. Hal ini memudahkan pemasukan volume udara ke rongga dada.
Sebelum memasuki rongga dada, udara masuk ke rongga hidung. Di sini rambut hidung
menyaring partikel kotoran, debu, atau serangga kecil. Selanjutnya, udara dihangatkan, dilembap-
kan agar oksigen terlarut, dan dibersihkan sekali lagi oleh mukus lendir yang terdapat di
permukaan dinding rongga hidung. Membran mukosa yang terdapat di sepanjang rongga hidung
sangat banyak mengandung serabut saraf dan pembuluh darah. Keadaan ini sekaligus untuk
mendeteksi gas kimiawi yang berasal dari bau- bauan. Dalam hal ini hidung berperan sebagai alat
indra.
Selanjutnya, udara yang telah hangat dan lembab memasuki faring, sebuah saluran
sepanjang kurang lebih 10 cm. Faring merupakan
penghubung antara rongga mulut, kerongkongan, dan rongga hidung.
Meskipun faring merupakan tempat bertemunya saluran pencernaan esofagus, dari
mulut ke lambung dengan saluran udara trakea, dari hidung ke paru-paru, tidak terdapat masalah
yang menyebabkan makanan salah masuk ke tenggorokan atau udara masuk ke kerongkongan,
sebab terdapat mekanisme refleks yang mengatur penyalurannya. Jika kita menelan sesuatu, jalan
masuk udara ke faring tertutup. Anak tekak atau uvula melipat ke belakang dan menutup bagian
atas faring. Sebaliknya jika menarik napas, uvula bergerak ke tempat semula. Dengan demikian, antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan tidak saling mengganggu.
Namun, adakalanya ketika kita makan sambil berbicara, makanan secara tidak sengaja masuk ke saluran pernapasan sehingga menyebabkan peristiwa tersedak.
Saat terjadinya peristiwa tersedak, tubuh akan berusaha untuk mengeluarkan kembali makanan yang masuk secara refleks. Mekanisme menelan dan bernapas diatur
sedemikian rupa oleh katup
epiglotis serta gerakan ke atas oleh laring sewaktu
menelan sehingga saluran ke rongga hidung tertutup rapat dan berjalan normal kembali.
Tokoh
Pernapasan dan Pembakaran
John Mayow 1640- 1679, seorang ahli
hukum I nggris yang kemudian menj adi
dokt er, melakukan banyak penelit ian
Sumber: Jendela
I PTEK 6, 2000
mengenai pernapasan. I a membukti- kan b ah w a ot ot - ot ot d ad a d an
d i af r ag m a m em b u at p ar u - p ar u menegang dan mengembang seperti
pom pa angin saat m em asukkan udara. I a juga menunjukkan bahwa
p en g elu ar an n ap as m er u p ak an proses yang tak melibatkan otot-otot,
tetapi disebabkan oleh kemampuan paru-paru mengempis secara alami.
Dengan m em asukkan binat ang- binatang dan api ke dalam gelas yang
tertutup rapat sendiri-sendiri atau ber- sama-sama, Mayow mendemonstrasi-
kan bahwa mereka menggunakan sejumlah zat tertentu dari udara yang
sama; membuat pernapasan seperti pembakaran. Zat tertentu tersebut, di
kemudian hari diidentifikasikan dan diberi nama oksigen.
152
Bab 7
Sistem Pernapasan
Saluran pernapasan berikutnya adalah laring
. Ketika menelan, epiglotis pada laring menutup dan ketika bernapas epiglotis membuka. Oleh karena itu, sulit sekali
seseorang menelan makanan sambil bicara. Laring juga menghasilkan suara pada saat udara dihembuskan dari paru-paru. Suara yang merupakan getaran udara muncul
dari getaran pita suara yang melintang pada lubang laring, dibantu oleh mulut dan lidah.
Dari laring, udara menuju trakea
tenggorokan yang tersusun atas cincin-cincin tulang rawan. Di ujungnya, trakea bercabang dua menjadi bronki menuju paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Di paru-paru, bronki
masih bercabang-cabang secara dikotomis menjadi cabang-cabang halus disebut
bronkiolus. Dari trakea sampai
alveoli terdapat sekitar 23 kali percabangan.