119
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
Aglutinin adalah zat antibodi yang akan menggumpalkan antigen asing dari donor, peristiwa yang disebut aglutinasi ini menyebabkan penggumpalan eritrosit dari donor
dalam pembuluh darah resipien.
Golongan darah A memiliki antigen A dan plasma darahnya membentuk aglutinin b beta sebagai penggumpal antigen B. Golongan darah B memiliki antigen B dan
plasma darahnya membentuk aglutinin a alfa sebagai penggumpal antigen A. Golongan darah AB memiliki antigen A dan antigen B, plasma darahnya tidak membentuk aglutinin
alfa maupun beta. Golongan darah O tidak memiliki antigen A maupun antigen B, plasma darahnya membentuk aglutinin alfa dan aglutinin beta.
Berdasarkan sifat aglutinin dan antigen dari masing-masing golongan darah tersebut maka dapat diketahui bahwa pindah tuang darah hanya dapat dilakukan jika
tidak terjadi reaksi aglutinasi antara antigen dari darah donor dengan aglutinin dari darah resipien. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah tabel berikut
Tabel Kemungkinan Pindah Tuang Transfusi
Golongan Darah Resipien Golongan Darah Donor
A B
AB O
A,
E
beta B,
D
alfa AB, –
O,
D
dan
E
– +
– +
+ –
– +
+ +
– +
– –
– –
Keterangan: +
terjadi aglutinasi –
tidak terjadi aglutinasi Orang dari golongan darah AB dapat menerima darah dari semua golongan
karena pada plasma darahnya tidak terdapat aglutinin apa pun. Oleh karena itu, disebut resipien universal, sedangkan orang dari golongan darah O dapat memberikan darahnya
ke semua golongan darah karena pada eritrositnya tidak terdapat antigen sehingga disebut donor universal.
Sistem golongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor rhesus,
ditemukan oleh Landsteiner, Lione, dan Weiner pada tahun 1940. Mereka menyuntikkan darah
kera Macaca rhesus ke tubuh kelinci, ternyata darah kera tersebut digumpalkan oleh aglutinin yang dihasilkan pada plasma darah kelinci. Aglutinin yang berasal dari
kelinci itu ternyata dapat juga menggumpalkan darah manusia walaupun tidak terjadi pada semua orang.
Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh faktor aglutinin dikelompokkan sebagai golongan darah Rh
+
, sedangkan yang darahnya tidak dapat digumpalkan oleh aglutinin dikelompokkan ke dalam darah Rh
–
. Golongan darah Rh
+
memiliki antigen faktor Rh dan pada plasma darahnya tidak dapat terbentuk antibodi terhadap
120
Bab 5
Sistem Peredaran Darah
faktor Rh, sedangkan golongan darah Rh
–
tidak memiliki antigen faktor Rh dan pada plasma darahnya dapat terbentuk antibodi terhadap faktor Rh. Kesulitan yang timbul
dari faktor rhesus ini, yaitu jika seorang ibu yang tergolong Rh
–
mengandung bayi fetus dengan Rh
+
. Apabila karena sesuatu hal darah fetus memasuki peredaran darah ibu melalui plasenta, maka di dalam plasma darah ibu akan dihasilkan antibodi Rh
yang akan kembali ke dalam peredaran darah fetus. Hal ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel darah merahnya, keadaan seperti ini disebut erythroblastosis
fetalis. Hal ini dapat berakibat buruk bagi bayi yang dikandungnya.
E. Sistem Peredaran Darah pada Hew an
Bagi Protozoa dan sejumlah Metazoa tingkah rendah, seperti Porifera, dan Planaria peredaran
zat-zat di seluruh tubuhnya melalui proses difusi, osmosis, dan transpor aktif. Sistem sirkulasi hanya
berlangsung di dalam sel atau antarsel saja, tidak ada sistem sirkulasi yang khusus.
Sistem sirkulasi pada Planaria bertindak juga sebagai sistem ekskresi yang bercabang-cabang
ke seluruh bagian tubuh dan mengumpulkan zat- zat buangan yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Cacing tanah mempunyai sistem transportasi darah tertutup. Dinding pembuluh darah sangat
tipis, dan zat-zat dapat berdifusi dengan mudah antara darah dengan cairan ekstra seluler.
Pembuluh darah terdiri dari pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut, dan lima pasang
lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung. Darah di dalam pembuluh darah punggung mengalir
dari belakang menuju kepala. Dari pembuluh darah punggung darah mengalir menuju pembuluh darah
perut melalui lengkung aorta yang terletak di bagian depan. Dalam pembuluh perut, darah mengalir dari
depan menuju belakang.
Sistem sirkulasi pada insekta, misalnya belalang hanya terdiri dari satu pembuluh yang
memanjang dan terletak membujur di atas saluran makanan. Bagian belakang dari pembuluh terdiri dari beberapa gelembung disebut jantung pembuluh. Jantung pembuluh
paling belakang tertutup. Bagian depan dari pembuluh darah yang ujungnya terbuka adalah aorta.
Gambar 5.12 Sistem sirkulasi pada cacing tanah.
Gambar 5.13 Sistem sirkulasi pada belalang.
Gambar 5.11 Sistem sirkulasi pada planaria.
Sumber: Biology, 1999
Sumber: Biology, 1999
Sumber: Modern Biology, 1993
121
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
Serangga memiliki sistem peredaran darah terbuka, darah diedarkan dari aorta ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah. Darah dari seluruh tubuh masuk ke
jantung melalui sistem osteum dan tidak memiliki pembuluh balik. Lain halnya dengan hewan-hewan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, peredaran
di dalam tubuhnya terjadi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain sehingga tidak memadai lagi jika hanya mengandalkan proses difusi. Hewan-hewan tersebut
dilengkapi dengan sistem peredaran darah yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
sistem peredaran darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup.
1. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Pada sistem ini, darah bercampur dengan cairan yang terdapat pada rongga- rongga tubuh maupun pada ruang-ruang antarjaringan.
Darah pada sistem peredaran darah terbuka umumnya hampir tidak berwarna walaupun mengandung pigmen
pernapasan berupa hemoglobin, hemosianin, atau jenis lain yang terlarut di dalamnya. Sel-sel darah bersifat amuboid
Hewan-hewan yang memiliki sistem peredaran darah terbuka antara lain Arthropoda serta sebagian dari annelida, mollusca, dan echinodermata. Aliran darah
di dalam tubuh hewan tersebut ditimbulkan oleh desakan dari jantung yang strukturnya masih sangat sederhana, misalnya pada mollusca hanya terdiri dari satu serambi
atrium dan satu bilik ventrikel. Jantung pada beberapa jenis Arthropoda tidak memiliki kamar-kamar sehingga dianggap sebagai pelebaran pembuluh darah saja.
Gambar 5.14a. Sistem peredaran darah terbuka b. sistem peredaran darah tertutup.
2. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Sistem peredaran ini dijumpai pada chordata, cephalopoda, holothuroidea, oligochaeta, dan hirudinae. Namun, pembahasan akan lebih ditekankan pada
vertebrata yang merupakan anggota dari chordata. Alat peredarannya terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh-pembuluh darah.
Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah. Terdiri atas serambi ruang penampung darah yang masuk ke jantung dan bilik pemompa darah yang
menyebabkan aliran darah ke luar jantung. Kedua macam ruangan tersebut dipisahkan oleh katup pencegah arus balik.
Hemolimfa dalam sinus yang mengelilingi organ
Pembuluh cabang kecil pada masing-masing organ
Sumber: Biology, 1999