Jenis Tulang Tulang sebagai Alat Gerak Pasif

80 Bab 4 Sistem Gerak memperbaiki tulang serta berperan pada proses perkembangan. Gambar berikut memperlihatkan bentuk-bentuk sel penyusun tulang. Gambar 4.2 Bagian-bagian sel pembentuk tulang. Sumber: Atlas Histologi Manusia, 1986 daerah tulang rawan daerah osifikasi dengan osteosit dalam lacuna Gambar 4.3 Sistem saluran havers pada tulang. saluran havers Sumber: Biology, 1999 Proses terbentuknya tulang, terjadi segera setelah terbentuknya tulang rawan kartilago. Kartilago berasal dari sel-sel mesenkim. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga, seluruh rongga ini akan terisi oleh osteoblas, kemudian osteoblas ini akan mengisi keseluruhan rongga jaringan tulang rawan untuk kemudian membentuk sel-sel tulang. Sel-sel tulang terbentuk terutama dari arah dalam ke arah luar. Proses pembentukan seperti demikian itu disebut pembentukan secara konsentris . Kemudian, setiap satuan-satuan sel tulang akan mengelilingi pembuluh-pembuluh darah dan sel saraf membentuk suatu sistem yang dikenal sebagai saluran havers . Selanjutnya, di sekeliling sel-sel tulang akan terbentuk senyawa protein yang pada perkembangannya akan menjadi matriks tulang. Kelak, senyawa protein ini akan berikatan dengan unsur kalium kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengalami pengerasan yang prosesnya dikenal sebagai penulangan atau osifikasi. Berdasarkan matriks pembentukannya, jaringan tulang dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak dan tulang spons . Tulang kompak adalah tulang yang memiliki matriks padat dan keadaan susunan matriksnya rapat, misalnya tulang pipa. Tulang spons merupakan jenis tulang yang matriksnya berongga, misalnya tulang-tulang pipih dan tulang-tulang pendek. Pembagian tulang juga dapat dibedakan berdasarkan bentuknya. Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi tiga, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. 81 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Gambar 4.5 Proses osifikasi. 1 Tulang Pipa Tulang ini disebut tulang pipa karena bentuk- nya mirip dengan pipa, yaitu berbentuk bulat panjang dan berongga. Pada ujung tulang pipa terdapat perluasan yang disebut bongkol. Bongkol ini berfungsi untuk penghubung antartulang. Contoh tulang pipa, antara lain tulang betis, tulang hasta, dan tulang pengumpil. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian tengah diafisis, bagian kedua ujung tulang pipa epifisis, dan daerah yang terdapat di antara epifisis dan diafisis cakra epifisis. Cakra epifisis pada anak-anak berupa kartilago yang banyak mengandung osteoblas. Osteoblas ini menempati rongga yang disebut rongga sumsum tulang. Osteoporosis umumnya terjadi pada usia setengah baya. Pada orang yang masih muda, tulang terus- menerus keropos namun bersamaan dengan it u dibent uk t ulang yang baru. Kecepat an rat a-rat a pembentukan tulang melebihi kecepatan rata-rata tulang yang keropos. Pada saat usia set engah baya, kecepat an pembentukan tulang menurun, menyebabkan tulang menjadi lebih tipis dan keropos. Gambar di samping menunjukkan bagian tulang yang terserang osteoporosis kanan dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat kiri. Kondisi tulang yang melemah karena osteoporosis lebih rentan untuk menjadi patah dibandingkan dengan tulang yang padat dan sehat. Coba Anda temukan faktor-faktor apa saja yang dapat mempercepat terjadinya osteoporosis pada tulang? Salingtemas Gambar 4.4 Tulang pipa dan bagian-bagiannya. tulang ½ ¾ ¿ diafisis ½ ¾ ¿ epifisis epifisis ½ ¾ ¿ epifisis diafisis epifisis } } ½ ¾ ¿ Sumber: Jendela I PTEK, 2000 82 Bab 4 Sistem Gerak Lain halnya dengan cakra epifisis pada anak-anak, pada orang dewasa yang sudah tidak mengalami pertumbuhan tinggi, cakra epifisisnya mengalami proses ofisikasi penulangan sehingga keadaan tulangnya menjadi keras. Di samping osteoblas, pada tulang pipa juga terdapat osteoblas yang berfungsi dalam proses perombakan tulang. 2 Tulang Pipih Sama halnya dengan tulang pipa, tulang pipih diberi nama demikian karena tulangnya berbentuk pipih atau gepeng yang di dalamnya berongga seperti spons. Tulang pipih ini tersusun atas dua lempengan tulang, yaitu lempengan tulang kompak dan tulang spons. Tulang pipih banyak ditemukan sebagai bagian dari penyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih sangat cocok fungsinya sebagai pelindung atau memperkuat bagian tubuh. Beberapa tulang yang termasuk tulang pipih, yaitu tulang belikat, tulang tengkorak, dan tulang rusuk. 3 Tulang Pendek Tulang ini disebut demikian karena bentuknya yang bulat dan pendek. Di dalam tulang pendek terdapat sumsum merah yang cukup banyak. Pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang punggung termasuk jenis tulang pendek. Tugas a Tulang rawan hialin matang matur, pewarnaan hematoksilin eosin 320x dan b Tulang kompak pewarnaan amilum baru 20x. Sumber: Atlas Histologi Manusia, 1986 Sumber: Atlas Histologi Manusia, 1986 a b Perhatikan kedua gambar di atas Gambar di atas merupakan bagian jaringan tulang rawan dan jaringan tulang. Berikan pendapat Anda 1. Bagaimanakah letak sel-sel jaringan tulang rawan jika dibandingkan dengan jaringan tulang kompak? 2. Pada sel tulang rawan terdapat bagian yang jernih. Disebut apakah bagian tersebut? 3. Zat-zat apakah yang terdapat pada ruang antarsel pada jaringan tulang kompak? 83 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI

2. Fungsi Tulang

Selain fungsi utama tulang sebagai penyusun rangka tubuh, masih ada fungsi- fungsi tulang yang lain, antara lain sebagai berikut. a Pemberi bentuk tubuh. b Pelindung organ tubuh yang vital. c Penahanpenegak tubuh. d Tempat pembentukan sel darah. e Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfor. f Tempat menyimpan cadangan lemak di sumsum kuning. g Tempat melekatnya otot.

3. Hubungan Antartulang Persendian

Tulang di dalam tubuh saling ber- hubungan satu sama lain sehingga mem- bentuk rangka tubuh. Hubungan antartulang disebut pula artikulasi . Untuk dapat ber- gerak, pada hubungan antartulang terdapat struktur yang khusus. Struktur khusus inilah yang disebut sendi. Proses terbentuknya sendi diawali dengan membengkaknya kartilago. Lalu kedua ujung kartilago itu diliputi jaringan ikat. Selanjutnya, kedua ujung kartilago itu membentuk sel-sel tulang dan keduanya diselubungi oleh selaput sendi yang disebut sinovial . Membran sinovial ini keadaannya liat dan dapat menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut minyak sinovial. Untuk lebih jelasnya coba Anda perhatikan Gambar 4.6 Tokoh Ahli Tulang Giovanni I ngr assies 1510 – 1580 adalah ahli t ulang aw al. I a adalah seorang dokter r ep u t asi seb ag ai Hi p p ocr at es Si si l l i a sesu d ah Bap ak Ke- d o k t er an . I a y an g Sumber: Jendela I ptek, 2001 pertama-tama mengidentifikasi tulang tubuh yang terkecil, tulang stapes di telinga dan namanya dipakai untuk b ag i an d ar i r o n g g a m at a y an g tertulang. Gambar 4.6 Sendi dan bagian-bagiannya. Sumber: Jendela I ptek, Tubuh Manusia, 2000 ot ot jaringan lemak ligamen tulang paha pelvis panggul dinding membran sinovial cairan sinovial ligamen seperti bungkus sendi tulang kering tulang paha 84 Bab 4 Sistem Gerak a b c ligamen tulang rawan sendi membran sinovial minyak sinovial kapsul tulang rawan sendi tulang rawan belakang jaringan ikat serabut tulang sut ura Pada rangka tubuh manusia terdapat tiga pola hubungan antartulang atau persendian, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis . Berikut akan dijelaskan satu per satu. a. Sinartrosis Sendi Mati Sinartrosis, yaitu pola hubungan antartulang yang sama sekali tidak memiliki celah sendi. Hubungan antartulang pada pola ini, dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut, karena itu tidak bisa digerakkan sendi mati. Pola hubungan tulang yang disebut sinartrosis dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu suture dan sinkondrosis . Suture adalah pola hubungan sinartrosis yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, misalnya pada tulang tengkorak. Sinkondrosis adalah sinartrosis yang dihubungkan oleh kartilago hialin, misalnya hubungan antara tulang epifisis dan diafisis pada tulang dewasa, hubungan tulang yang seperti ini tidak dapat digerakkan. b. Amfiartrosis Pada pola hubungan tulang amfiartrosis, sendi dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit terjadi gerakan. Pola hubungan ini dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang bentuknya pipih. Pola hubungan ini dapat ditemukan pada sendi intervertebral dan simfisis pubis, sedangkan pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Sindesmosis contohnya pada sendi antara tulang betis dan tulang kering. Gambar 4.7 Hubungan antartulang, yaitu a sinartrosis, b amfiartrosis, dan c diartrosis. Sumber: Kamus Visual, 2003