Sistem Saraf Tepi Sistem Saraf

192 Bab 9 Sistem Koordinasi KI RI DAN KANAN Pada sar af t ulang belakang dan dasar ot ak, sar af - sar af menyeberang dari kiri ke kanan. I ni berarti sisi kiri otak menerima rangsangan dalam bentuk sinyal-sinyal dari sisi kanan tubuh, dan mengirim sinyal motorik ke sisi kanan tubuh juga, dan demikian sebaliknya sisi kanan otak. Salah satu sisi otak biasanya lebih dominan, dan ini berhubungan dengan keterampilan tangan seseorang. Sisi kiri otak dominan pada mereka yang tangan kanannya aktif, di mana terdapat daerah Broca. Bagi mereka yang Horizon Biologi kidal, daerah Broca biasanya terdapat di hemister kanan otak besar. Orang-orang kidal sering lebih menonjol dalam seni visual, musik, atau kreatif seperti pemain gitar musik rock Jimmy Hendrix 1942-1970, yang memegang gitar dengan terbalik. Sumber: Jendela I PTEK, Tubuh Manusia, 2000 a. Sistem Saraf Kraniospinal Sistem saraf kraniospinal terdiri atas sistem saraf kranial dan sistem saraf spinal. Sistem saraf kranial dibangun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak, sedangkan sistem saraf spinal dibangun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala, sedangkan saraf spinal melayani reseptor dan efektor lainnya yang berada dalam tubuh. Untuk lebih memudahkan Anda mengingatnya, perhatikanlah Tabel 9.1 berikut Tabel 9.1 Jenis dan Fungsi Saraf Kranial 1. Olfaktorius Sensorik Mencium 2. Optikus Sensorik Melihat 3. Okulomotorius Motorik Mengerling 4. Trokearis Motorik Menggerakkan bola mata 5. Trigeninus Motorik Mengunyah Sensorik Sakit, tekanan, pedas, dan suhu 6. Abdusen Motorik Menggerakkan bola mata 7. Fasialis Motorik Mimik muka Sensorik Mengecap 8. Vestibuloakustikus Sensorik Keseimbangan dan mendengar No. Nama Neuron Jenis Neuron Fungsi 193 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI b. Sistem Saraf Otonom Sistem saraf otonom mengendalikan berbagai aktivitas tubuh yang bekerja di luar kesadaran, seperti denyut jantung, pencernaan, dan pengeluaran keringat. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Tabel 9.2 Perbedaan Fungsi Saraf Simpatetik dan Parasimpatetik 9. Glosofaringus Motorik Menelan Sensorik Mengecap 10. Vegus Motorik Menelan dan sekresi getah lambung Sensorik Sakit dan lapar 11. Asesorius Motorik Bicara dan menggerakkan kepala 12. Hipoglosus Motorik Bicara, mengunyah, dan menelan Bagian Tubuh yang Terpengaruh Pengaruh dari sistem saraf Arteri Memperkecil diameter Memperbesar diameter konstriksi dilatasi Bronkiolus Dilatasi Konstriksi I ris Pupil Dilatasi Konstriksi Jantung Mempercepat detak Memperlambat detak Kantong seni Kontraksi Relaksasi Kelenjar air mata – Merangsang pengeluaran air mata Kelenjar air ludah – Sekresi air ludah Lambung Mempercepat peristaltik Memperlambat peristaltik Penis Merangsang ereksi Menghambat ereksi Simpatetik Parasimpatetik

C. Alat I ndra

Alat indra terdiri dari bagian-bagian bentuk saraf yang berguna untuk menerima rangsang dari lingkungan sekitarnya. Bagian-bagian yang bertugas menerima rangsang dari sistem saraf itu disebut reseptor. Reseptor merupakan sel saraf sensorik penerima rangsang yang tersebar di seluruh permukaan tubuh dan menjadi satu membentuk 194 Bab 9 Sistem Koordinasi rambut epidermis badan krause badan meissner dermis kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk membuat kulit kedap air pembuluh-pembuluh darah badan pacini kelenjar keringat folikel rambut badan ruffini cakram merkel Sumber: Jendela I PTEK, Tubuh Manusia, 2000 Gambar 9.6 Kulit dan reseptor-reseptornya. alat indra. Alat indra yang kita kenal, yaitu mata, telinga, lidah, dan hidung. Setiap reseptor yang membentuk alat indra hanya menerima salah satu jenis perubahan yang terdeteksi dari lingkungannya. Itulah sebabnya, kumpulan reseptor yang membentuk alat indra, diberi nama berdasarkan jenis stimulus yang diterimanya. Beberapa reseptor sel saraf sensorik yang membentuk alat indra itu, antara lain berikut ini. 1 Fotoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang cahaya. 2 Kemoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang zat kimia. 3 Thermoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang suhu. 4 Mekanoreseptor, penerima rangsang fisik berupa tekanan, sentuhan, dan getaran. Di samping itu, reseptor dibagi menjadi dua bagian berdasarkan asal stimulus yang diterimanya. Reseptor yang menerima dan mendeteksi stimulus yang datangnya dari luar lingkungannya disebut eksteroseptor. Kelompok reseptor yang termasuk eksteroseptor ini, yaitu sel-sel saraf sensorik yang terdapat pada mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung, sedangkan kelompok reseptor yang menerima stimulus rangsang dari dalam lingkungannya disebut interoseptor. Kelompok reseptor yang termasuk interoseptor adalah sel-sel saraf yang menerima rangsang tekanan darah dan rasa lapar. Setelah Anda mengenal pembagian reseptor-reseptor yang diuraikan di atas, dengan mudah Anda dapat mengikuti uraian selanjutnya mengenai alat-alat indra berikut.

1. Kulit sebagai I ndra Perasa

Pada kulit manusia terdapat lima macam sel saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor, yaitu penerima rangsang atau penerima informasi dari luar, antara lain reseptor untuk merasakan sentuhan, gerakan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas dan dingin. Perhatikan Gambar 9.6 yang memperlihatkan penampang dengan reseptor-reseptor yang dimilikinya