Macam-Macam Sistem Endokrin pada Manusia
203
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
anak gondok paratiroid, dan kelenjar anak ginjal adrenal atau suprarenal.
Selain itu, terdapat pula kelenjar pankreas kelenjar langerhans, kelenjar
kacangan kelenjar timus, kelenjar endokrin pada usus dan lambung, serta
kelenjar kelamin.
a. Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus selain berfungsi sebagai pengatur dalam sistem saraf,
juga memiliki peran sebagai kelenjar endokrin dengan men-sekresikan
berbagai hormon yang memiliki pengaruh pada hipofisis. Beberapa hormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus dan disekresikan oleh hipofisis, yaitu ADH,
TrH, dan oksitosin.
kelenjar pineal hipotalamus
kelenjar pituaitari kelenjar tiroid
kelenjar paratiroid
timus kelenjar
adrenalin pankreas
ovarium wanita
testis pria
Sumber: Biology, 1999
Gambar 9.12 Sistem endokrin pada manusia.
b. Kelenjar Hipofisis Kelenjar Pituitari
Kelenjar hipofisis ini bekerja mengendalikan kelenjar buntu lainnya sehingga sering disebut kelenjar utama master gland. Kelenjar hipofisis terletak di bawah
otak besar dan merupakan suatu tonjolan sebesar butir kacang tanah. Hipofisis bekerja di bawah pengaruh zat kimia yang dihasilkan oleh bagian hipotalamus. Kelenjar hipofisis
menghasilkan hormon-hormon yang digunakan untuk fungsi yang berbeda. Hormon tersebut memengaruhi kelenjar endokrin lainnya. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis adalah hormon somatorofin STH, hormon prolaktin, hormon tirotrofin, hormon adenotrofin, dan hormon gonadotrofin.
1 Hormon Somatotrofin STH
Hormon somatotrofin disebut hormon pertumbuhan atau growth hormon. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan kekerdilan
dwarfisme. Sebaliknya,
kelebihan hormon ini pada usia yang masih muda akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa
gigantisme. Jika kelebihan hormon pada usia dewasa,
akan mengakibatkan akromegali,
yaitu terjadinya penebalan pada tulang wajah, tengkorak, jari tangan, dan kaki.
204
Bab 9
Sistem Koordinasi
Akromegali Normal
Gambar 9.13 Pengaruh hormon pertumbuhan pada manusia.
2 Hormon Prolaktin
Hormon ini berfungsi untuk merangsang sekresi air susu dari kelenjar susu atau mamae. Hormon prolaktin yang disuntikkan pada burung yang
tidak bertelur akan memperlihatkan perilaku masa bertelur. 3
Hormon Tirotrofin Hormon tirotrofin berfungsi merangsang sekresi kelenjar tiroid.
4 Hormon Adenotrofin
Hormon ini berfungsi untuk mengendalikan sekresi kelenjar anak ginjal. 5
Hormon Gonadotrofin Hormon gonadotrofin dapat berupa FSH atau folicle stimulating
hormone. Selain itu, dapat berupa hormon Luteinzing LH, hormon ADH atau anti diuretik hormone, dan oksitosin.
Pada individu betina, FSH berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel dalam ovarium dan memengaruhi serangkaian kejadian dalam siklus
menstruasi. Sebaliknya, pada individu jantan, FSH digunakan untuk memengaruhi testis sehingga menghasilkan sperma.
Pada individu betina, LH berfungsi untuk merangsang folikel ovarium dan ovulasi serta memengaruhi peristiwa menstruasi. Sementara itu, pada
individu jantan, LH mengakibatkan penampakan kelamin sekunder . Adapun hormon ADH memengaruhi daya serap absorpsi air dari dan
ke dalam darah. Oksitosin memengaruhi kontraksi dini rahim pada saat bayi akan dilahirkan.
Sumber: Biologi, Telapak I ndonesia Sakti
205
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
c. Kelenjar Gondok Tiroid
Kelenjar ini berjumlah sepasang dan terletak pada bagian leher di sebelah kiri dan kanan trakea bagian atas pangkal tenggorok. Kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroksin. Hormon ini berfungsi untuk memengaruhi perkembangan tubuh, pengaturan proses kimiawi dalam tubuh, dan perkembangan mental.
Kelebihan hormon tiroksin akan mengakibatkan proses dalam tubuh yang berlebihan hipermetabolisme yang dikenal dengan istilah
morbus basedon. Gejalanya
berupa meningkatnya denyut jantung, terjadinya kegugupan, gelisah lebih cepat dan
Kelenjar Endokrin Hormon
Piluitari Lobus anterior
Lobus tengah Lobus pasterior
Pineal Tiroid
Paratiroid Timus
Lambung Pankreas
Pulau-pulau Langerhans Adrenal
Korteks Medula
Ginjal Usus halus
Kelenjar-kelenjar kelamin Ovarium wanita
atau testis pria Hormon pertumbuhan, ACTH
Tirotropin, Gonadotropin Prolatin, LH, FSH
Intermedin Vasopresin, Oksitosin
Melatonin Tiroksin, Kalsitonin
Hormon paratiroid Timosin
Gastrin Insulin, Glukagon
Berbagai kortikosteroid Adrenalin, Noradrenalin
Hipertensin Sekretin
Berbagai hormon kelamin
Gambar 9.14 Kelenjar endokrin pada manusia.
Ovarium Testis
laki-laki Ginjal
Pankreas Anak ginjal
Jant ung Timus
Tiroid dan paratiroid
Hipotalamus Pituitari
Sumber: Biology, 1999
206
Bab 9
Sistem Koordinasi
tidak teratur, mulut ternganga, dan mata melotot. Kelebihan hormon tiroksin pada usia pertumbuhan mengakibatkan
pertumbuhan raksasa.
Kekurangan hormon tiroksin akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan.
Kekurangan hormon tiroksin pada anak-anak akan menyebabkan pertumbuhan kecil kretinisme
dan kemunduran mental. Sebaliknya, kekurangan hormon
tiroksin pada usia dewasa menyebabkan menurunkan proses kimiawi tubuh, aktivitas peredaran darah menurun, serta otot
menjadi lembek dan lelah.
Yodium merupakan bahan penting untuk hormon tiroksin. Yodium masuk ke tubuh kita melalui makanan. Kekurangan
yodium menyebabkan pembentukan hormon tiroksin terganggu dan pada akhirnya menimbulkan penyakit gondok.
d. Kelenjar Anak Gondok Paratiroid
Kelenjar ini terletak di dekat kelenjar tiroid bagian bawah. Hormon yang dihasilkan adalah parathormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfat di
dalam darah. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan gejala kejang-kejang otot. Jika kadar parathormon berlebihan, dapat mengakibatkan tumor paratiroid.
e. Kelenjar Anak Ginjal AdrenalSuprarenal
Kelenjar ini terletak di bagian atas ginjal dan banyaknya sepasang.
Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar korteks dan bagian dalam medula.
Bagian korteks ginjal menghasilkan hormon tiroksin. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan penyakit
Addison dengan gejala kulit menjadi merah dan dapat
menimbulkan kematian. Bagian medula menghasilkan hormon adrenalin.
Adapun fungsi hormon adrenalin ini di antaranya menyempitkan pembuluh
darah sehingga meningkatkan tekanan darah. Akibatnya, aktivitas jantung dipacu. Selain itu, mengubah gula otot atau
glikogen menjadi gula darah atau glukosa, serta mengendurkan otot bronkiolus sehingga melegakan pernapasan.
Rasa takut atau terkejut dapat pula menimbulkan rangsangan pada bagian medula ini sehingga menghasilkan adrenalin yang lebih banyak. Hal ini ditandai dengan denyut
jantung yang cepat. Di samping itu, mata membelalak dan bulu kuduk atau bulu roma menegak.
Sumber: Biology, 1999
Gambar 9.15 Penyakit gondok kekurangan yodium.
Sumber: Pertumbuhan, live, 1981
Gambar 9.16 Penampakan rasa takut.
207
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
f. Kelenjar Pankreas Kelenjar Langerhans
Pankreas terletak di bagian bawah lambung. Kelenjar pankreas merupakan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon, sekaligus merupakan kelenjar eksokrin
karena menghasilkan enzim pencernaan. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin.
Hormon ini berfungsi untuk mengubah gula darah menjadi gula otot. Kerja hormon insulin berlawanan antagonis
dengan hormon adrenalin. Dengan demikian, hormon insulin bersama-sama hormon
adrenalin mengatur kadar gula darah agar tetap seimbang. g.
Kelenjar Kacangan Glandula Timus Kelenjar kacangan terletak dalam rongga dada dan
melekat di belakang tulang dada. Kelenjar ini membuat hormon somatotropin
yang berguna untuk pertumbuhan. Jika kekurangan hormon ini pada waktu muda, akan
menghentikan proses pertumbuhan badan, kemudian menunjukkan gejala kretinisme kekerdilan. Sebaliknya,
jika waktu muda kelebihan hormon ini, akan menunjukkan gejala gigantisme tumbuh raksasa.
Apabila hormon ini berfungsi pada orang dewasa akan menimbulkan
akromegali, yaitu pertumbuhan ujung-
ujung tulang pipa ke arah samping. h.
Kelenjar Endokrin pada Usus dan Lambung Usus 12 jari duodenum menghasilkan
hormon sekretin
dan kolesitokinin.
Hormon sekretin merangsang sekresi karbohidrat HCO
3
oleh saluran empedu dan mengurangi sekresi getah lambung. Kolesitokinin
merangsang pankreas untuk menghasilkan getah pankreas.
Kelenjar lambung dapat menghasilkan hormon
gastrin yang berfungsi untuk memacu sekresi getah
lambung dan memperkuat kontraksi otot-otot lambung. i.
Hormon Kelamin Pematangan fungsi dari alat-alat kelamin baru terbentuk pada masa pubertas
akil balig ditandai dengan ovarium atau testis yang mulai menghasilkan ovum atau sperma yang matang. Pubertas pada laki-laki umumnya dimulai pada usia 11 tahun.
ICSH Intersistiel Cell Stimulating Hormone, salah satu hormon yang dihasilkan
Sumber: Pertumbuhan, 1981
Gambar 9.17 Kedua orang ini menunjukkan hasil
ekstrem pertumbuhan akibat terlalu sedikit dan
terlalu banyaknya keluaran hormon
pertumbuhan pada pitulari.
208
Bab 9
Sistem Koordinasi
oleh kelenjar pituitari berperan dalam pendewasaan tersebut. ICSH merangsang testis buah zakar untuk menggetahkan androgen atau testosteron. Hormon ini
berperan merangsang pematangan sel-sel kelamin laki-laki sperma, dan perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder, seperti pertumbuhan rambut kelamin,
kumis, jenggot, suara membesar, dan pelebaran bahu.
Pubertas pada wanita umumnya terjadi lebih awal dibandingkan dengan pada laki-laki, yaitu sekitar usia 10 tahun.
Masa pubertas dipicu oleh hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari, yaitu FSH Follicle Stimulating Hormone dan LH Luteinizing
Hormone. Keduanya merangsang folikel dan badan kuning di dalam kandung telur
ovarium untuk mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Estrogen bertanggung jawab dalam memelihara fungsi organ kelamin dan merangsang
perkembangan endometrium serta memacu pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder wanita, seperti pertumbuhan rambut pada kelamin, pembesaran payudara kelenjar
susu, penumpukan lemak di bagian tertentu bahu, pinggul, paha sehingga memberi kesan penampakan bentuk tubuh yang khas.
Hormon progesteron dihasilkan oleh badan kuning korpus luteum berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan plasenta, produksi air susu dan secara umum
menyiapkan serta memelihara kondisi kehamilan. Pada wanita peranan hormon dalam perkembangan kelamin ini lebih kompleks,
misalnya dalam daur menstruasi, kehamilan, dan persalinan. Hal ini akan dibahas bersamaan dengan pembahasan mengenai alat kontrasepsi secara lebih rinci pada
bab selanjutnya mengenai sistem produksi.
Tugas
Perhatikanlah grafik berikut ini Grafik ini menunjukkan konsentrasi gula darah dan konsentrasi hormon tertentu dalam darah yang berubah setiap 5 jam.
Periode 1
Periode 2
Periode 3
K o
n se
n tr
a si
d a
la m
d a
ra h
1 2
3 4
Waktu jam gula darah
hormon A
209
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
Dari grafik tersebut, apa yang menurut Anda dapat memengaruhi perubahan konsentrasi gula darah?
Periode 1: Periode 2:
Periode 3: 1.
Apa yang dapat Anda simpulkan tentang hormon A? 2.
Seorang anak menderita kekurangan hormon A, ada suatu usulan anak tersebut harus disuntikkan hormon A melalui pembuluh darahnya. Mengapa
hal tersebut perlu dilakukan? Apa yang terjadi apabila hormon yang disuntikkan tersebut kebanyakan? Apa yang terjadi apabila hormon yang
disuntikkan tersebut terlalu sedikit? Apa kesimpulan Anda?