Diabetes Gangguan pada Sistem Ekskresi

177 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI diserap kembali seluruhnya oleh tubulus proksimal sehingga gula tersebut terkandung dalam urin penderita.

2. Nefritis

Nefritis adalah peradangan di ginjal terutama pada glomerulus. Penyebabnya adalah bakteri Streptococcus yang masuk melalui saluran pernapasan, kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya ke ginjal. Peradangan menyebabkan glomerulus semakin berlubang-lubang melebihi pori-pori yang sudah ada. Akibatnya, sel-sel darah dan protein masuk ke tubulus bersama filtrat glomerulus. Sel darah dan protein tidak dapat direabsorpsi dan keluar bersama urin. Urin akan tampak merah atau keruh. Pemberian antibiotik dan istirahat total biasanya akan menyembuhkan nefritis.

3. Uremia

Uremia merupakan kegagalan ginjal membuang limbah metabolisme secara normal. Ini dapat disebabkan beberapa faktor, misalnya nefritis, kerusakan saluran kencing, infeksi bakteri, overdosis vitamin D, shock berat, terbakar, keracunan, reaksi karena tranfusi darah, diabetes, dan benturan fisik tubuh. Gejalanya sakit kepala dan keinginan kencing yang tiba-tiba dan tidak tertahankan. Pada uremia yang parah biasanya dilakukan hemodialisa cuci darah atau transplantasi ginjal baru.

4. Anuria

Anuria merupakan kegagalan ginjal tidak dapat membuat urin sedikit pun. Ini juga karena adanya kerusakan glomerulus. Filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang terbentuk. Tekanan darah yang rendah juga menghambat masuknya filtrat glomerulus ke tubulus sehingga menyebabkan anuria juga.

5. Kencing Batu atau Batu Ginjal

Batu ginjal bisa berukuran sangat kecil atau mendekati ukuran bola tenis meja. Batu terbentuk dari senyawa kalsium dan penumpukan asam urat. Pembentukan batu ginjal kurang diketahui penyebabnya dan sulit dicegah maupun diobati. Dengan diet, pembentukan batu ginjal bisa dikurangi.

6. Sistitis Cystitis

Sistitis merupakan radang selaput mukosa kantong kemih, disebabkan infeksi bakteri atau karena zat-zat kimia, atau kerusakan fisik. Lebih banyak terjadi pada wanita karena saluran kemihnya uretranya lebih pendek, memudahkan masuknya bakteri dari luar. 178 Bab 8 Sistem Ekskresi

D. Sistem Ekskresi pada Hew an

1. Alat Ekskresi pada I nsekta

Golongan hewan insekta atau serangga memiliki alat ekskresi yang disebut buluh malpighi. Buluh malpighi ini berbentuk buluh-buluh halus berwarna kekuning-kuningan yang disebut tubulus malpighi. Sekelompok buluh malpighi terikat pada ujung anterior usus belakang. Seperti diperlihatkan pada gambar berikut. Teknologi baru untuk pengobatan batu ginjal telah ditemukan . Teknologi ini ditemukan secara tidak sengaja oleh para pembuat pesawat angkasa luar. Penemuan ini lalu diterapkan dalam dunia kedokteran, terutama dalam memecah batu ginjal tanpa pembedahan. Berawal dari tertabraknya pesawat luar angkasa milik Jerman oleh sebuah meteor. Anehnya, benda- benda di dalamnya hancur tetapi bagian luar pesawat hanya penyok. Setelah diteliti, akhirnya disimpulkan bahwa gelombang kejut yang berasal dari fragmen- fragmen kecil yang melintasi atmosfer dapat menghancurkan benda yang sangat keras. Penemuan ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam dunia kedokteran, untuk memecah batu di dalam ginjal. Horizon Biologi Sumber: Biology, 1999 Gambar 8.7 Alat ekskresi belalang yang berupa buluh malpighi. urin dan feses anus rektum usus belakang usus tengah sampah garam, air, dan nitrogen reabsorpsi air, ion, dan molekul terlarut buluh malpighi Cara kerja buluh malpighi atau tubulus malpighi adalah dengan cara menyerap zat-zat yang terlarut dalam darah melalui dinding tubulus. Di dalam tubulus, cairan yang masuk diseleksi, zat yang bermanfaat diserap untuk dikembalikan ke darah termasuk air hingga tersisa limbah yang berbentuk padat, yaitu asam urat.