Mekanisme Pertahanan Spesifik Biologi Kelas 11 Suaha Bakhtiar 2011

245 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI I munitas Humoral Imunitas humoral diatur oleh sel B dan antibodi yang dihasilkannya. Imunitas yang diperantarai sel dikendalikan oleh sel T. Reaksi antibodi yang diperantarai melindungi terhadap serangan virus dan bakteri. Imunitas sel yang diperantarai berhubungan dengan sel di tubuh yang telah terkena infeksi virus dan bakteri, melindungi dari parasit, fungi, dan protozoa, dan juga membunuh sel kanker. Perhatikanlah Gambar 11.9 Sumber: Biology, 1999 Gambar 11.9 Respons sel B dan sel T terhadap antigen penginfeksi. Ditelan oleh Makrofaga Menjadi Sel penyaji antigen Merangsang Sel T helper Sel T helper memori Merangsang Merangsang Sel B Sel T sitotoksik Antigen bebas langsung mengaktifkan Antigen yang diperlihatkan oleh sel terinfeksi mengaktifkan Menghasilkan Sel-sel T sitotoksik yang aktif Sel-sel T memori Sel-sel B memori Sel-sel plasma Mensekresikan Antibodi Merangsang Merangsang Merangsang Ant igen pemaparan kedua Pertahanan melawan patogen intraseluler dan kanker dengan cara berikatan dengan dan melisikan sel-sel terinfeksi atau sel- sel kanker. I munitas melawan sel penyerang dengan cara berikatan dengan antigen dan menjadikan patogen target menjadi lebih mudah untuk ditelan oleh sel-sel fagosit dan komplemen. Langkah-langkah pada imunitas humoral adalah: 1 pendeteksian antigen, 2 pengaktifan sel T penolong, dan 3 produksi antibodi oleh sel B. Ant igen 246 Bab 11 Sistem I mun Antibodi C a. Pendeteksian Antigen Setiap benda asing yang memasuki tubuh akan mengeluarkan antigen. Antigen merupakan molekul khas yang dimiliki oleh setiap benda yang memasuki tubuh. Antigen akan dikenali oleh antibodi, yaitu suatu zat yang dikeluarkan oleh sel limfosit untuk mengikat dan menggumpalkan antigen. b. Pengaktifan Sel T Penolong Sel T penolong adalah makrofaga yang diaktifkan ketika menghadapi antigen yang terpapar pada permukaan membran selnya. Ketika kontak antara makrofaga dan antigen penyerang terjadi makrofaga tersebut, kemudian akan mengikat antigen tersebut dan menyajikannya kepada sel T penolong. Penyajian tersebut merangsang sel T penolong untuk melakukan tiga hal. Pertama yaitu memproduksi klon sel T memori, kedua merangsang sel B untuk menghasilkan sel-sel plasma dan sel-sel B memori dan yang ketiga merangsang sel T sitotoksik untuk menghasilkan sel-sel T sitotoksik dan sel-sel T memori. c. Produksi Antibodi oleh Sel B Ketika sel B dirangsang oleh sel T penolong, sel B kemudian membentuk sel plasma dan sel B memori. Sel plasma membuat dan melepaskan 2000 sampai 20.000 antibodi per detik ke dalam darah untuk empat atau lima hari. Sel B memori hidup selama beberapa bulan atau tahun, dan menjadi bagian dari sistem kekebalan. Gambar 11.10 Hubungan antara antibodi dan antigen. Setiap antigen memiliki antibodi yang spesifik. 1 Antibodi dan Antigen Molekul antibodi berbentuk Y yang terdiri atas dua polipeptida panjang dan dua polipeptida pendek. Fungsi antibodi adalah untuk pengenalan dan pengikatan antigen. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh limfosit sebagai jawaban atas antigen spesifik. Antibodi mengikat antigen spesifik dengan cara lock-and-key yang membentuk suatu kompleks antigen-antibodi. Antibodi adalah suatu jenis molekul protein yang dikenal sebagai immunoglobulins. Ada lima kelas immunoglobulins: IgG, IgA, IgD, IgE, dan IgM. Ujung Y adalah tempat penggabungan antigen dengan antibodi. Ujung ini berbeda-beda bentuknya dan khas untuk masing-masing antigen. Antigen adalah zat kimia yang terdapat pada permukaan suatu sel. Semua sel memiliki antigen. Sistem imunitas memeriksa setiap sel dan mengidentifikasinya Antibodi B Antibodi A Ant igen 247 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI sebagai “ diri sendiri” atau “ bukan diri sendiri”. Sel yang memilki antigen asing akan dikenali oleh antibodi sebagai bukan diri sendiri sehingga akan menyerang sel tersebut, sedangkan sel tubuh mengeluarkan antigen yang sudah dikenali oleh antibodi sebagai diri sendiri sehingga tidak diserang. Limfosit B dan limfosit T menghasilkan antibodi. Limfosit B menjadi sel plasma yang kemudian menghasilkan antibodi. Limfosit T menyerang sel pembawa antigen telah dikenali secara khusus. Mereka juga menjadi perantara tanggapan kekebalan.

D. Sistem I mun dan Memori terhadap I nfeksi

Imunitas sekunder merupakan imunitas terhadap penyakit tertentu setelah sekali terkena penyakit tersebut. Kekebalan ini dimungkinkan oleh produksi sel memori B dan sel memori T sewaktu kontak yang pertama terhadap antigen. Suatu kontak yang singkat terhadap antigen yang sama untuk kedua kalinya menghasilkan tanggapan yang lebih cepat dan besar. Tanggapan sekunder merupakan dasar untuk vaksinasi.

1. Vaksinasi

Vaksin dibuat dari patogen yang telah dibunuh atau yang sudah diperlemah. Vaksin merangsang produksi antibodi dan pembentukan sel memori tanpa menyebabkan penyakit. Imunitas aktif dikembangkan setelah suatu penyakit atau vaksin mengembangkan antibodi. Imunitas pasif adalah jenis imunitas ketika individu diberi antibodi untuk menyerang suatu penyakit spesifik. Kekebalan pasif berumur pendek.

2. Golongan Darah

Antigen dan antibodi membentuk golongan darah. Pada transfusi, golongan darah resipien dan donor harus disesuaikan. Jika dua golongan darah yang tidak sama digabungkan, sistem imunitas resipien akan menghasilkan antibodi yang menyebabkan penggumpalan darah yang ditransfusikan, menghalangi peredaran melalui kapiler atau bahkan berakibat fatal. a. Golongan Darah ABO Golongan darah ABO ditentukan oleh gen I isoagglutinin. Ada tiga alel gen I yaitu, I A , I B dan I O . Protein yang diproduksi oleh alel A dan B saling antigenik. Penggolongan darah dan mekanisme transfusi darah dapat dilihat pada tabel berikut. Un t u k l eb i h m em ah am i peranan sistem imun kliklah: www.gizi.net www.depkes.go.id Jelajah Biologi 248 Bab 11 Sistem I mun Tabel 11.1 Penggolongan Darah Berdasarkan Antibodi dan Antigen Edward Jenner 1779 – 1823 adalah orang yang pertama kali melakukan v ak si n asi . Jen n er m el ak u k an vaksinasi untuk penyakit smallpox dan usahanya ini menjadi dasar bagi imunologi. Gambar di atas mem- perlihatkan Jenner sedang melaku- kan vaksinasi pada Faheon pada tahun 1796. Jenner mendapatkan ilmu vaksinasi setelah mengamati bahwa orang yang telah sembuh dari p en y ak i t sm al l p o x t i d ak ak an terserang untuk kedua kalinya. Sumber: Encarta 2004 Orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah semua golongan darah. Mereka yang mempunyai golongan darah O dapat mendonorkan ke semua golongan darah. Jika suatu transfusi antara reseptor dan donor bertentangan, darah penerima akan mengalami penggumpalan darah. Reaksi antigen terhadap sel dan antibodi di dalam plasma akan mengakibatkan penggumpalan pada kapiler, merusak sel, dan melepaskan hemoglobin yang dapat mengkristal di dalam ginjal dan mengakibatkan kegagalan ginjal. b. Golongan Darah Rh Golongan darah Rh terdiri dari Rh positif Rh + yang membuat antigen Rh dimana golongan darah Rh negatif Rh – yang tidak bisa. Penyakit hemolitik pada anak baru lahir HDN diakibatkan oleh ketidakcocokan antar Rh - dari ibu dengan Rh + dari janin. Darah Rh + dari janin masuk ke sistem imunitas si ibu selama proses kelahiran, menyebabkannya menghasilkan antibodi Rh. Anak pertama pada umumnya tidak terpengaruh, namun janin dengan Rh + berikutnya akan menyebabkan reaksi sistem imunitas sekunder yang hebat. Untuk mencegah HDN, ibu dengan Rh - diberikan antibodi Rh selama kehamilan pertama dengan demikian tidak akan menyerang janin.

3. Alergi dan Kekacauan Sistem I mun

Sistem imunitas dapat bertindak melebihi batas yang menyebabkan alergi atau autoimun. Penyebab alergi adalah unsur yang menyebabkan alergi, meliputi debu, spora, serbuk sari, makanan tertentu, dan beberapa jenis obat. Tokoh Golongan Antibodi Antigen A B AB O B A – AB A B AB –