Fungsi Tulang Hubungan Antartulang Persendian
84
Bab 4
Sistem Gerak
a b
c
ligamen
tulang rawan sendi
membran sinovial
minyak sinovial
kapsul tulang
rawan sendi
tulang rawan belakang jaringan ikat serabut
tulang sut ura
Pada rangka tubuh manusia terdapat tiga pola hubungan antartulang atau persendian, yaitu
sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis . Berikut akan dijelaskan
satu per satu. a.
Sinartrosis Sendi Mati Sinartrosis, yaitu pola hubungan antartulang yang sama sekali tidak memiliki
celah sendi. Hubungan antartulang pada pola ini, dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut, karena itu tidak bisa digerakkan sendi mati.
Pola hubungan tulang yang disebut sinartrosis dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu
suture dan sinkondrosis . Suture adalah pola hubungan sinartrosis yang
dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, misalnya pada tulang tengkorak. Sinkondrosis adalah sinartrosis yang dihubungkan oleh kartilago hialin, misalnya
hubungan antara tulang epifisis dan diafisis pada tulang dewasa, hubungan tulang yang seperti ini tidak dapat digerakkan.
b. Amfiartrosis
Pada pola hubungan tulang amfiartrosis, sendi dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit terjadi gerakan. Pola hubungan ini dibagi menjadi
dua, yaitu simfisis dan sindesmosis.
Pada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang bentuknya pipih. Pola hubungan ini dapat ditemukan pada sendi
intervertebral dan simfisis pubis, sedangkan pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Sindesmosis contohnya pada sendi antara
tulang betis dan tulang kering.
Gambar 4.7 Hubungan antartulang, yaitu a sinartrosis, b amfiartrosis, dan c diartrosis.
Sumber: Kamus Visual, 2003
85
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI
Gambar 4.8 Beberapa jenis sendi pada tubuh manusia antara lain sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, dan sendi luncur.
c. Diartrosis Sendi Gerak
Pada pola hubungan ini, kedua ujung tulang tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan. Nama lain untuk pola hubungan diartrosis,
yaitu hubungan sinovial. Diartrosis merupakan hubungan antartulang yang dicirikan oleh keleluasaannya pada saat digerakkan dan bersifat fleksibel.
Beberapa ciri khusus dari pola hubungan diartrosis, yaitu: 1
permukaan sendinya diselubungi oleh selaput atau kapsul yang terbuat dari jaringan ikat fibrosa;
2 di bagian dalam kapsul terdapat pembatas. Pembatas ini merupakan membran
jaringan ikat yang disebut pula membran sinovial. Membran ini menghasilkan cairan pelumas yang disebut cairan sinovial yang fungsinya untuk mengurangi
gesekan;
3 kapsul-kapsul fibrosanya ada yang diperkuat oleh ligamen dan ada pula yang
tidak, dan di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan-bantalan serabut tulang rawan.
Hubungan tulang yang termasuk ke dalam pola hubungan diartrosis, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi ovoid, dan sendi luncur.
Berikut akan dijelaskan bagaimana mekanisme setiap persendian melakukan gerakan.
Sumber: Kamus Visual, 2003
sendi engsel sendi putar
sendi peluru
siku kaki
bahu
sendi engsel sendi geser
sendi pelana
pergelangan tangan tulang pergelangan kaki
ibu jari tulang betis
tulang kering tulang belikat
tulang lengan atas
tulang baji kedua tulang trapesium
tulang telapak t angan
tulang lengan atas tulang hasta
tulang belikat tulang pengumpul radius
tulang baji pertama tulang pergelangan
86
Bab 4
Sistem Gerak
1 Sendi Peluru
Sendi peluru, yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya mekanisme gerak ke segala arah. Persendian seperti ini terjadi pada
persendian yang terbentuk oleh hubungan antara tulang-tulang gelang bahu dan tulang lengan bagian atas, juga terdapat pada persendian yang terbentuk
oleh hubungan antara tulang gelang panggul dan tulang paha.
2 Sendi Engsel Sendi engsel merupakan persendian yang terbentuk oleh hubungan
antartulang yang hanya memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah. Persendian seperti ini dapat ditemukan pada persendian yang terbentuk
oleh ruas-ruas tulang jari kaki maupun tangan atau persendian yang terbentuk oleh tulang-tulang yang membentuk siku dan lulut.
3 Sendi Pelana atau Sela
Sendi pelana merupakan persendian yang terbentuk oleh hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan kedua arah. Persendian
seperti ini terdapat pada hubungan antara tulang telapak tangan dan pangkal ibu jari.
4 Sendi Putar
Sendi putar merupakan persendian di mana ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Keadaan hubungan yang demikian
memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros, seperti persendian antara tulang hasta dan pengumpil atau antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.
5 Sendi Ovoid
Pada persendian ini gerakannya berporos dua, yaitu gerak ke kiri dan ke kanan, maju mundur, dan ke muka ke belakang. Pada persendian ini
salah satu ujung tulangnya berbentuk oval, sedangkan tulang lain yang merupakan pasangannya memiliki lekukan elips untuk tempat masuknya
tulang yang berbentuk oval tadi. Persendian seperti ini terdapat pada tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
6 Sendi Luncur
Kedua ujung tulang pada sendi luncur agak rata sehingga memungkinkan gerakan menggeser dan tidak memiliki poros. Sendi luncur
misalnya terdapat pada sendi antara tulang pergelangan tangan, antartulang pergelangan kaki, tulang selangka, dan tulang belikat.
87
Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI