Aksesibilitas Profil Kawasan Perbatasan Kepulauan Sangihe

panjang 70 meter, lebar 8 meter, kedalaman air pasang 8 meter, air surut 6 meter dan daya rapat 3,000 dwt. Mobilitas penduduk selain tergantung pada kapal perintis, juga menggunakan perahu nelayan tradisional yang disesuaikan dengan kondisi cuaca, seperti londe, pamo, pamboat dan perahu pelang. Londe adalah perahu kecil bercadik sema-sema yang berukuran sekitar 10 meter dengan lebar 2 meter, dijalankan dengan menggunakan dayung dan layar. Umumnya setiap keluarga memiliki jenis perahu ini. Perahu londe biasanya digunakan untuk memancing jarak dekat dan digunakan di sekitar pulau. Perahu pelang adalah sejenis perahu londe, tetapi ukurannya lebih besar, yakni sekitar 15 meter dan biasanya menggunakan motor tempel. Jenis perahu ini digunakan untuk mobilitas penduduk antar pulau. Sedangkan perahu pamo merupakan perahu berbadan lebar dengan menggunakan mesinmotor penggerak di dalam. Perahu ini biasanya digunakan untuk mengangkut barang dan orang karena daya tampung perahu ini lebih besar dibandingkan dengan perahu pelang. Selanjutnya dalam perkembangan hubungan dengan Filipina penduduk setempat menggunakan pump boat yang bentuk menyerupai dengan pamo, serta fuso yaitu pump boat dengan mesin mobil fuso. 4.7 Mengenal Profil Pulau-Pulau Perbatasan 4.7.1 Pulau Marore Pulau Marore merupakan sebuah pulau kecil yang berada paling depan dari wilayah NKRI yang berbatasan langsung dengan negara Filipina. Letak pulau pada posisi geografisnya seperti terlihat dalam Gambar 6. Perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara nol dari permukaan laut sampai dengan 110 meter dari permukaan laut. Daerah perbukitan merupakan daerah perkebunan kelapa, cengkeh, mangga, jambu mede, rumpun bambu, dan lain sebagainya. Mayoritas penduduknya mendiami di bagian pantai sebelah barat daya dan minoritas di pantai timur. Penduduk Pulau Marore pada tahun 2006 sebanyak 562 jiwa dengan 135 KK, yang digolongkan pada kategori miskin, hal ini terlihat sekitar 50 atau 60 KK masih mendapatkan bantuan tunjangan uang miskin. Mata pencaharian penduduk sebagai nelayan dan petani, dengan hasil perkebunan berupa kelapa yang diolah menjadi kopra dan dijual di Tahuna, sedangkan hasil tangkapan ikan dijual melalui pedagang yang datang dari Filipina atau yang dibawa ke General Santos City, Pulau Mindanao, Filipina. Penangkapan ikan hanya dilakukan pada musim tidak berombak dan jika ada pesanan dari Filipina. Jika tidak ada pesanan atau pembeli dari Filipina, ikan hasil tangkapan dikonsumsi sendiri. Selain itu penduduk Pulau Marore melakukan perniagaan dengan penduduk Marore yang tinggal di Filipina, dan barang dagangannya berupa beras, minuman keras, minuman ringan, alat rumah tangga dan kebutuhan lainnya, dengan menggunakan mata uang peso sebagai alat transaksinya atau kadang-kadang dengan cara barter. Sarana dan prasarana yang ada di Pulau Marore berupa kantor Kepala Kampung, Kantor Camat, kantor Border Crossing Filipina, kantor Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, dan Pos Angkatan Laut, Koramil, Kepolisian. Fasilitas lainnya adalah Gereja, Puskesmas, SD, SMP dan SMA. Untuk fasilitas listrik dari PLN hanya hidup selama 12 jam pada malam hari. Sedangkan prasarana transportasi jalan adalah jalan kampung dengan lebar 3.5 meter dan jalan lainnya yang sering mengalami kerusakan akibat tergerus oleh arus ombak. Pulau Marore memiliki lahan terumbu karang yang luas mencakup 30 dari luas pulau, dengan demikian pulau ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat kawasan wisata bahari khususnya wisata bawah laut. Terumbu karang yang indah tersebut sangat potensial dan menjanjikan apabila dikembangkan secara optimal. Keanekaragaman jenis terumbu karang dan biota laut lainnya yang tinggi serta obyek dan daya tarik wisata yang beragam pantai pasir putih, obyek bawah laut memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke pulau ini. Selain keindahan terumbu karang, wilayah pesisir dan perairan P. Marore mempunyai potensi perikanan yang besar, terutama di ZEEI. Di wilayah perairan pulau ini dan ZEEI terdapat ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi antara lain kerapu Ephinephelus spp.,, tuna Thunnus spp., cakalang Katsuwonus pelamis, layang teripang Holothruea spp, rumput laut Euchema spp., lobster kakap Lutjanus kasmira, dan lain-lain. Keberadaan berbagai jenis ikan