Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

5 Menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kegiatan perdagangan illegal di perbatasan Kepulauan Sangihe. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, terutama: pemerintah, masyarakat dan dunia pendidikan. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam pengambilan keputusan, agar pembangunan kawasan perbatasan Kabupaten Kepulauan Sangihe memperoleh porsi yang setara dan seimbang antara pendekatan geopolitik terutama pendekatan keamanan security, ekonomi dan lingkungan. Bagi masyarakat, dapat dijadikan bahan informasi untuk pengembangan dunia usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Sedangkan untuk dunia akademik, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam pengelolaan P2K perbatasan Kepulauan Sangihe yang berbasis geopolitik, daya dukung ekonomi dan daya dukung lingkungan.

1.4 Kerangka Pendekatan Masalah

Kepulauan Sangihe mempunyai peran strategis mengingat secara geografis letaknya berbatasan dengan negara Filipina, yang berpeluang terjadinya ancaman serta gangguan terhadap SDA dan kedaulatan negara. Kondisi ini diperparah dengan sentuhan pembangunan yang relatif rendah sebagai akibat paradigma pengelolaan lebih berorientasi kepada pendekatan keamanan security approach. Kerangka pendekatan masalah penelitian tentang kebijakan pengelolaan P2K perbatasan Kepulauan Sangihe yang berbasis geopolitik, daya dukung ekonomi dan lingkungan disajikan pada Gambar 1. Selain penekanan pengelolaan yang lebih kepada security juga paradigma yang berhaluan daratan mampu menggeser posisi Negara Kepulauan archipelagic state sebagai bagian dari paradigma pembangunan nasional khususnya wilayah dengan luas laut yang dominan matra laut. Interaksi paradigma pembangunan dengan karakteristik P2K di Kepulauan Sangihe isolation, smallness, dan vulnerability berakibat menjadi “pembatasan dan terbatasnya” ruang untuk economic activity sehingga terjadi proses marjinalisasi dan pemiskinan serta rendahnya pemanfaatan SDA, yang bermuara pada rendahnya optimasi pemanfaatan SDA oleh masyarakat setempat. Pembatasan dan dibatasi juga tercermin dari proses penataan border crossing agreement BCA yang sejak awal penerapan perjanjian tersebut belum mampu memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Kepulauan Sangihe khususnya di P2K perbatasan. Analisis Kondisi Saat Ini Kebijakan Saat Ini Potensi dan Permasalahan Sumber daya alam Analisis Permasalahan Geopolitik Alternatif Kebijakan Pengelolaan Sosial dan Ekonomi Daya Dukung Kebijakan Pemerintah Pusat Kondisi Kawasan Perbatasan Hukum dan perundang- undangan Ekonomi Kebijakan Pemerintah Kebijakan Masa Lalu Politik dan Hankam Daya Dukung Lingkungan Daerah ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGELOLAAN P2K PERBATASAN Gambar 1 Pendekatan masalah penelitian kebijakan pengelolaan P2K perbatasan Realitas untuk dapat bertahan survival dalam kehidupan ekonomi masyarakat P2K perbatasan Kepulauan Sangihe terutama di Pulau Marore, Pulau Kawio, dan Pulau Matutuang serta pulau-pulau sekitarnya yang berada di Kecamatan Nusa Tabukan dan Kecamatan Tabukan Utara disebabkan sebagian dari kebutuhan sandang pangan, dan papan dipasok dari negara tetangga Filipina melalui Pulau Balut dan Pulau Saranggani. Fakta ini yang harus diterima untuk dijadikan koreksi terhadap implementasi kebijakan pengelolaan P2K perbatasan selama ini, walaupun sebagian bersifat illegal activity. Oleh karena itu upaya memperkecil illegal gains merupakan salah satu cara mengeliminasi kegiatan penyelundupan yang terjadi di Kepulauan Sangihe. Selain itu, paradigma pengelolaan berbasis SDA sebagai prime mover pembangunan harus dirubah dengan cara untuk mereduksi kekeliruan pengelolaan, yaitu: 1 meningkatkan