Kerangka Pendekatan Masalah Dr. Ir. Yuswandi A Temenggung, MSc

marjinalisasi dan pemiskinan serta rendahnya pemanfaatan SDA, yang bermuara pada rendahnya optimasi pemanfaatan SDA oleh masyarakat setempat. Pembatasan dan dibatasi juga tercermin dari proses penataan border crossing agreement BCA yang sejak awal penerapan perjanjian tersebut belum mampu memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Kepulauan Sangihe khususnya di P2K perbatasan. Analisis Kondisi Saat Ini Kebijakan Saat Ini Potensi dan Permasalahan Sumber daya alam Analisis Permasalahan Geopolitik Alternatif Kebijakan Pengelolaan Sosial dan Ekonomi Daya Dukung Kebijakan Pemerintah Pusat Kondisi Kawasan Perbatasan Hukum dan perundang- undangan Ekonomi Kebijakan Pemerintah Kebijakan Masa Lalu Politik dan Hankam Daya Dukung Lingkungan Daerah ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGELOLAAN P2K PERBATASAN Gambar 1 Pendekatan masalah penelitian kebijakan pengelolaan P2K perbatasan Realitas untuk dapat bertahan survival dalam kehidupan ekonomi masyarakat P2K perbatasan Kepulauan Sangihe terutama di Pulau Marore, Pulau Kawio, dan Pulau Matutuang serta pulau-pulau sekitarnya yang berada di Kecamatan Nusa Tabukan dan Kecamatan Tabukan Utara disebabkan sebagian dari kebutuhan sandang pangan, dan papan dipasok dari negara tetangga Filipina melalui Pulau Balut dan Pulau Saranggani. Fakta ini yang harus diterima untuk dijadikan koreksi terhadap implementasi kebijakan pengelolaan P2K perbatasan selama ini, walaupun sebagian bersifat illegal activity. Oleh karena itu upaya memperkecil illegal gains merupakan salah satu cara mengeliminasi kegiatan penyelundupan yang terjadi di Kepulauan Sangihe. Selain itu, paradigma pengelolaan berbasis SDA sebagai prime mover pembangunan harus dirubah dengan cara untuk mereduksi kekeliruan pengelolaan, yaitu: 1 meningkatkan kemampuan memanfaatkan SDA oleh masyarakat P2K perbatasan dengan pemberian modal, peningkatan kemampuan tenaga kerja, peningkatan teknologi dan perluasan aksesibilitas pasar; dan 2 peningkatan kemampuan kelembagaan untuk melakukan koordinasi dalam implementasi program pengawasan SDI. Pengelolaan P2K perbatasan Kepulauan Sangihe berbasis geopolitik, daya dukung ekonomi dan lingkungan merupakan salah satu model kebijakan yang ingin dikaji, karena memiliki posisi strategis dalam mempertahankan kedaulatan negara, serta berpedoman kepada: 1 menjaga keutuhan wilayah NKRI, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan; 2 memanfaatkan SDA dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan; 3 memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Kebijakan pengelolaan P2K perbatasan tersebut perlu didekati dengan tiga pendekatan yang komprehensif yaitu melakukan sinergi antara pendekatan kesejahteraan welfare approach terutama pengembangan ekonomi perbatasan border economic dan geopolitik terutama keamanan security, serta pendekatan lingkungan environmental.

1.5 Kebaruan Penelitian

Penelitian ini menemukan bahwa walaupun penduduk relatif kecil dan potensi perikanan yang cukup tersedia, tetapi karena keterbatasan pasar menyebabkan secara relatif potensi perikanan belum memberikan kegiatan ekonomi yang mendorong kesejeahteraan bagi penduduknya. Di lain pihak degradasi dan depresiasi SDI relatif cukup memprihatinkan walaupun belum membahayakan, yang relatif lebih disebabkan oleh tindakan illegal fishing dari nelayan asing dan nelayan lokal. Kerusakan lingkungan perairan dan terjadinya penyelundupan di kawasan perbatasan Kepulauan Sangihe dipicu oleh kebutuhan ekonomi dan kegagalan kebijakan. Oleh karena itu penyelesaian pasar secara politik karena berkaitan dengan negara tetangga dan kebijakan pengelolaan yang memadukan antara kepentingan pertahanan keamanan, ekonomi dan lingkungan perlu segera dikembangkan jangan menunggu terjadinya ledakan kemiskinan dan kehilangan pulau kecil. Identifikasi negara bangsa mensyaratkan pengenalan batas-batas wilayah, sehingga persoalan perbatasan negara penting dikaitkan dengan identitas negara dan kedaulatan negara. Namun ketika batas-batas wilayah telah diidentifikasi dan diterapkan bukan berarti kedaulatan itu dengan demikian menjadi abadi. Pada perjalanannya, tanggungjawab pemerintah tetap dituntut untuk menjaga keberlangsungan kedaulatan tersebut dengan menjaga dan memperhatikan kawasan perbatasan tersebut. Perbatasan negara antara Indonesia dengan Filipina, walaupun secara hukum internasional belum ada kesepakatan batas wilayah terutama di ZEE dan Landas Kontinen, namun karena pembagian wilayah telah “diwariskan” oleh penjajah Spanyol dan Belanda. Penelitian ini menemukan bahwa kebanggaan terhadap fakta hukum dan sejarah akan menjadi lemah kedudukannya jika persoalan ekonomi tidak diselesaikan. Oleh karena itu penelitian menemukan akan terjadinya pergeseran persoalan penyelundupan menjadi “persoalan yang akut” apabila tidak dikembangkan kebijakan border trade yang memiliki keadilan secara ekonomi dan hukum, memiliki kemungkinan peluang yang relatif besar.