4. Listrik, Gas dan Air

Kontribusi sektor pertanian relatif cukup besar yaitu pada tahun 2005 sebesar 29.91, tahun 2006 sebesar 29.24, tahun 2007 sebesar 31, tahun 2008 sebesar 32.14 dan tahun 2009 sebesar 32.22, dengan rata-rata selama lima tahun kontribusinya sebesar 30.90. Kontribusi sektor pertanian yang cukup tinggi terhadap PDRB-ADHB Kabupaten Kepulauan Sangihe dipengaruhi oleh suksektor perkebunan dan perikanan. Kontribusi subsektor perkebunan terhadap PDRB-ADHB Kabupaten Kepulauan Sangihe pada tahun 2005 sebesar 17.48, tahun 2006 sebesar 17.13, tahun 2007 sebesar 18.83, tahun 2008 sebesar 20.89 , dan tahun 2009 sebesar 21.91, dengan rata-rata selama lima tahun sebesar 19.25. Selain sektor pertanian, terdapat beberapa sektor yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembentukan struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Sangihe pada tahun 2009 meliputi: 1 sektor jasa-jasa sebesar 15.15; 2 perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16.34; 3 pengangkutan dan komunikasi sebesar 10.08; 4 keuangan dan jasa perusahaan sebesar 7.08; dan 5 industri pengolahan sebesar 5.80. Tabel 13 juga memberikan arah bahwa nilai tambah value added kegiatan ekonomi pada subsektor perdagangan disebabkan oleh perkembangan subsektor tanaman perkebunan yaitu perdagangan hasil bumi berupa kopra, pala, fuli, dan cengkih. Oleh karena itu diduga pembentukan kontribusi subsektor perdagangan besar sangat didominasi oleh produk tanaman perkebunan. Keterkaitan ini dapat dijelaskan bahwa peningkatan produksi tanaman perkebunan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan perdagangan karena input terbesar dalam perhitungan nilai tambah bruto subsektor perdagangan di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah output subsektor perkebunan. Sumbangan subsektor perkebunan terhadap subsektor perdagangan belum diikuti oleh subsektor perikanan. Menurut informasi subsektor perdagangan telah melakukan ekspor langsung ke Filipina dari Tahuna, terutama untuk komoditas kopra namun kontinuitasnya belum signifikan. Subsektor perikanan juga telah melakukan kegiatan “ekspor” yang dilakukan secara tradisional yaitu para pedagang Filipina melakukan kegiatan perdagangan di P2K perbatasan dengan pusat perdagangan ikan dengan pedagangnelayan Filipina berada di Pulau Matutuang