Wilayah administratif Profil Kawasan Perbatasan Kepulauan Sangihe

Matutuang, Pulau Kemboleng dan Pulau Marore. Data wilayah P2K perbatasan Kabupaten Kepulauan Sangihe disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11 Wilayah P2K perbatasan Kabupaten Kepulauan Sangihe Sumber: diolah dari Peta Dishidros 2003, dan data Kecamatan Tabukan Utara dan Kendahe Berdasarkan Tabel 11 dan perjanjian lintas batas terlihat bahwa terdapat 10 pulau kecil yang berada di wilayah perbatasan, dan 6 enam pulau yang berpenghuni, sedangkan 4 empat pulau lainnya tidak berpenghuni. Gugus Pulau Toade saat ini masuk dalam wilayah Kecamatan Nusa Tabukan. Oleh karena itu P2K perbatasan Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki nilai strategis ditinjau dari geopolitik, potensi sumber daya ekonomi maritim, dan lingkungan hidup. Nilai strategis P2K perbatasan juga ditentukan oleh adanya Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI, yang berada di antara Gugus Pulau Toade dengan Gugus Pulau Kawio dengan kedalaman laut 1 240 m – 2 375 m, serta batas laut teritorial, ZEEI, dan Landas Kontinen. Selanjutnya kedekatan Gugus Pulau Kawio dan Gugus Pulau Sarangani menempatkan lalu lintas barang dan orang yang intensif baik secara legal maupun illegal, sehingga memerlukan pengamanan yang intensif di wilayah perbatasan. Batas maritim Indonesia dengan Filipina disajikan dalam Gambar 5. Kecamatan Pulau Keterangan Tabukan Utara Liang Tidak berpenghuni Dumarehe Tidak berpenghuni Matutuang Berpenghuni Ehise Tidak berpenghuni Mamanu Tidak berpenghuni Marore Berpenghuni Kendahe Kawio Berpenghuni Kemboleng Berpenghuni Kawaluso Berpenghuni Lipang Berpenghuni Gambar 5 Batas maritim wilayah Indonesia dengan Filipina

4.6.2 Kondisi geografis

Menurut Dishidros TNI-AL 2003 dan PP No.382002, P2K perbatasan Kepulauan Sangihe meliputi: Pulau Kawio, Pulau Marore, Pulau Matutuang, dan Pulau Kawaluso Tabel 12. Sebagai akibat geografis yang berbatasan dengan Filipina, maka masyarakat P2K perbatasan lebih sering melakukan transaksi perdagangan dengan masyarakat Pulau Balut, Pulau Saranggani dan General Santos untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi kondisi transportasi dari Tahuna ke P2K perbatasan dan sebaliknya sering tidak menentu. Untuk berlayar ke Pulau Balut dan Pulau Saranggani Filipina hanya memerlukan waktu kurang lebih 3 jam dari Pulau Marore dan 6 jam dari Pulau Matutuang, serta 8 jam dari Pulau Kawaluso. Sebaliknya dari Marore ke Tahuna membutuhkan waktu 9 jam, Pulau Matutuang ke Tahuna memerlukan waktu relatif sama dengan ke Filipina. Sarana transportasi yang digunakan adalah transportasi laut dengan menggunakan pamboat, fuso, dan jukung sangat tergantung gelombang laut. Pulau Marore merupakan pulau kecil yang memiliki luas kurang lebih 214.49 Ha dan ditetapkan sebagai wilayah khusus di perbatasan antara Indonesia dengan Filipina yang dikenal sebagai wilayah check point border crossing area BCA, sedangkan sebelah selatan Pulau Marore terdapat Pulau Matutuang dengan luas 0.24 km² atau 24 Ha, serta Pulau Kawaluso agak lebih luas dari pada kedua pulau tersebut di atas yaitu 4.95 km² dan Pulau Kawio dengan luas 0.9 km². Tabel 12 Posisi geografis P2K perbatasan Kabupaten Kepulauan Sangihe Sumber: Dishidros TNI-AL 2003 dan PP No. 382002

4.6.3 Topografi

Bentuk lahan di P2K perbatasan Kabupaten Kepulauan Sangihe pada umumnya terdiri dari perbukitan, rataan lumpur, dan terumbu paparan pelataran. Komposisi lahan terdiri dari hutan lahan kering, belukar, semak, lahan terbuka, dan terumbu karang. Sebagian besar daerah perbukitan digunakan sebagai areal perkebunan seperti tanaman kelapa, selebihnya tanaman liar, kecuali wilayahdaerah yang dihuni oleh penduduk. Karakteristik pantai sebagian besar berupa tebing yang terjalcuram, yang dikelilingi terumbu karang yang kondisinya relatif baik. Nama Pulau Posisi Geografis Batas Negara Perairan Lintang Utara Bujur Timur Pulau Kawio 4º39’51”-4º40’37” 125º25’38”-125º26’21” Filipina Laut Sulawesi Pulau Marore 4º42’49”-4º44’42” 125º28’16”-125º28’48” Filipina Laut Sulawesi Pulau Matutuang 4º25’54”-4º26’23” 125º41’15”-125º41’54” Filipina Laut Sulawesi Pulau Kawaluso 3º13’22”-3º14’15” 125º18’35”-125º19’57” Filipina Laut Sulawesi