Kebaruan Penelitian Dr. Ir. Yuswandi A Temenggung, MSc

ekonomi dan lingkungan perlu segera dikembangkan jangan menunggu terjadinya ledakan kemiskinan dan kehilangan pulau kecil. Identifikasi negara bangsa mensyaratkan pengenalan batas-batas wilayah, sehingga persoalan perbatasan negara penting dikaitkan dengan identitas negara dan kedaulatan negara. Namun ketika batas-batas wilayah telah diidentifikasi dan diterapkan bukan berarti kedaulatan itu dengan demikian menjadi abadi. Pada perjalanannya, tanggungjawab pemerintah tetap dituntut untuk menjaga keberlangsungan kedaulatan tersebut dengan menjaga dan memperhatikan kawasan perbatasan tersebut. Perbatasan negara antara Indonesia dengan Filipina, walaupun secara hukum internasional belum ada kesepakatan batas wilayah terutama di ZEE dan Landas Kontinen, namun karena pembagian wilayah telah “diwariskan” oleh penjajah Spanyol dan Belanda. Penelitian ini menemukan bahwa kebanggaan terhadap fakta hukum dan sejarah akan menjadi lemah kedudukannya jika persoalan ekonomi tidak diselesaikan. Oleh karena itu penelitian menemukan akan terjadinya pergeseran persoalan penyelundupan menjadi “persoalan yang akut” apabila tidak dikembangkan kebijakan border trade yang memiliki keadilan secara ekonomi dan hukum, memiliki kemungkinan peluang yang relatif besar. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pulau Kecil dan Pulau Kecil Terluar

Pulau adalah suatu wilayah daratan yang terbentuk secara alamiah, dikelilingi air dan selalu berada di atas air pada saat air pasang Ello dan Subandi 1998; UNCLOS 1982. Definisi ini, membatasi pengertian pulau, yaitu: 1 terbentuk secara alamiah dan 2 terletak di atas air pada saat air pasang tinggi. Suatu pulau yang tidak memiliki kriteria pertama, dikategorikan sebagai pulau buatan yang berarti tidak memiliki hak sebagai rejim pulau. Suatu daratan yang bentukannya hanya nampak pada saat pasang rendah saja, sementara pada saat pasang tinggi menjadi tergenang, tidak kelihatan, maka kenampakan seperti ini dalam Konvensi Hukum Laut, disebut flow tide elevation yang memiliki rejim hukum berbeda dengan pulau Setiyono 2000. Pulau kecil didefinisikan sebagai pulau dengan luas area ≤ 10 000 km 2 dan lebarnya ≤ 10 km Bengen 2004. Menurut Brookfield 1990, pulau kecil small island adalah pulau yang memiliki luas daratan ≤ 1 000 km 2 dan berpenduduk ≤ 100 000 jiwa. Pulau kecil sebagai pulau dengan luas areanya ≤ 10 000 km 2 dan mempunyai penduduk 500 000 jiwa UNESCO 1994; Beller 1990. Menurut Kamaluddin 2002, pulau kecil adalah pulau yang jumlah penduduknya sedikit dan umumnya tidak mudah dijangkau, sebab tidak tersedia atau terbatas akses dari kawasan tersebut ke kawasan yang lebih berkembang. Penelitian ini menggunakan definisi pulau kecil adalah pulau yang berukuran ≤ 10 000 km² dengan jumlah penduduknya ≤ 200 000 orang DKP 2002; PERPRES Republik Indonesia 2005. Berdasarkan definisi ini, maka seluruh pulau yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe tergolong P2K, dengan pulau yang terluas adalah P. Karakelang sekitar 1 077.97 km² dan yang terkecil adalah P. Batutadinting sekitar 0.000002 km². Menurut Dishidros TNI-AL 2003, terdapat 11 P2K terluar yang berada di Provinsi Sulawesi Utara, dan tiga diantaranya sebagai P2K perbatasan yang berada di Samudera Pasifik dan Laut Sulawesi yang berbatasan langsung dengan Filipina, yaitu Pulau Miangas, Pulau Marore, dan Pulau Marampit. Pulau Miangas dan Pulau Marampit secara geografis berada pada wilayah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Talaud, sedangkan Pulau Marore termasuk dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Sangihe. P2K perbatasan di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah P2K terluar dengan luas area ≤ 2000 km² yang memiliki titik- titik koordinat geografis sesuai dengan hukum internasional, meliputi: P. Kawio, P. Marore, P. Kemboleng, P. Kawaluso, dan P. Lipang serta P. Matutuang. Briguglio 1995, menyebutkan bahwa karakteristik P2K sebagai suatu permasalahan, adalah: smallness, isolation, dependence, dan vulnerability. Faktor smallness secara ekonomi menjadi faktor ketidakunggulan disadvantage, antara lain: 1 keterbatasan resource endowement; 2 ketergantungan kisaran diversifikasi produk; 3 keterbatasan mempengaruhi perubahan harga produk; 4 keterbatasan kompetisi lokal; dan 5 keterbatasan mengembangkan economic of scale. Faktor isolation akan mengakibatkan tingginya biaya transportasi, sedangkan vulnerability cenderung rentan terhadap bencana alam natural disaster dan ekosistem yang rapuh fragile. Menurut Bengen 2004, permasalahan yang terjadi di P2K adalah kondisinya yang relatif terisolasi dan jauh dari pulau induk, terbatasnya sarana dan prasarana perekonomian seperti jalan, pelabuhan, pasar, listrik, lembaga keuangan, menyebabkan tingkat kesejahteraannya rendah serta rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM akibat kurangnya fasilitas pendidikan, tidak tersedianya media informasi dan komunikasi serta fasilitas kesehatan.

2.2 Geopolitik dan Geostrategi

Geopolitik dapat diartikan sebagai politik atau kebijakan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara Sadono dan Holdun 2007; Suradinata 2005. Sebaliknya politik negara itu, secara langsung akan berdampak kepada geografi negara yang bersangkutan Suradinata 2005. Geopolitik menganggap bahwa