Daya dukung ekonomi Apresiasi Masyarakat Perbatasan
Filipina
7
yang dikutip oleh Berita Sulut 2007, bahwa masalah transportasi antar kedua negara Indonesia dan Filipina perlu di-legal-kan dalam suatu aturan khusus.
Tabel 46 Persepsi responden terhadap daya dukung ekonomi dalam rangka
pengelolaan P2K Perbatasan Kepulauan Sangihe
Keterangan: angka-angka dalam kurung adalah persentase dari jumlah responden n=28. Sekitar 22 responden atau 78.57 sepakat bahwa orientasi perdagangan P2K perbatasan
Kepulauan Sangihe cenderung berkiblat ke Filipina Selatan, karena selain telah terbentuk ikatan kekerabatan, juga perdagangan tradisional traditional trade dalam sistem barter telah dilakukan
7
Virgilio adalah utusan pemerintah Filipina Selatan dalam pertemuan dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam pembahasan tentang penertiban pelintas batas illegal antara Filipina Selatan dengan Sulawesi
Utara, tanggal 22 November 2007 di Lapangan Udara Juda Tindas Naha Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Pertanyaan dan pernyataan Skala jawaban dan jumlah responden
Sangat setuju
Setuju Ragu-
ragu Tidak
setuju Sangat tidak
setuju P2K perbatasan memiliki daya dukung
ekonomi jika dilihat secara keseluruhan dengan potensi Nusa Utara
22 78,57
4 14,29
2 7,15
0,00 0,00
Daya dukung ekonomi: perikanan, pariwisata bahari, dan perkebunan
18 64,29
6 21,43
4 14,28
2 7,15
0,00 Daya dukung ekonomi akan memperoleh
kemanfaatan apabila ada transaksi ekonomi melalui sistem perdagangan
8 28,58
10 35,71
6 21,43
4 14,28
0,00 Sistem perdagangan harus didukung oleh
pengembangan transportasi laut 9
32,41 8
28,58 6
21,43 5
17,58 0,00
Orientasi perdagangan hendaknya dilakukan ke Filipina Selatan
12 42,86
10 35,71
4 14,28
2 7,15
0,00 Diperlukan upaya perluasan dan
pengembangan BCA 9
32,41 8
28,58 5
17,58 4
14,28 2
7,15 Dibutuhkan pengembangan Border Trade
Agreement BTA 11
34,28 8
28,58 4
14,28 3
10,71 2
7,15 Perubahan paradigma ini diharapkan akan
mendorong terjadinya pengawasan yang intensif
10 35,71
9 32,41
5 17,58
4 14,28
0,00 Dalam pengembangan BCA dan BTA
diperlukan suatu perubahan yang mendasar 9
32,41 8
28,58 5
17,58 4
14,28 2
7,15 P2K perbatasan dapat dikembangkan sebagai
kawasan industri perikanan dan perdagangan 10
35,71 8
28,58 5
17,58 4
14,28 1
3,35 P2K perbatasan dapat dikembangkan sebagai
kota pantai berbasis industri perikanan 11
39,28 9
32,41 4
14,28 2
7,15 2
7,15 BCA selama 35 tahun tidak memberikan
manfaat bagi masyarakat P2K perbatasan 9
32,41 9
32,41 5
17,58 4
24,28 1
3,35 Pengembangan ekonomi perdagangan,
diperlukan perubahan nilai jumlah barang 10
35,71 8
28,58 8
28,58 2
7,15 0,00
Perubahan jumlah nilai barang yang dapat dibawa akan memperkecil illegal trade.
10 35,71
9 32,41
5 17,58
2 7,15
2 7,15
jauh sebelum kemerdekaan Indonesia dan Filipina. Oleh karena itu, sebanyak 60.99 responden mendukung terjadinya perkembangan dan perluasan BCA.
Perubahan ini sangat perlu disebabkan selama 52 tahun kelahiran BCA, tidak memberikan manfaat bagi masyarakat P2K
perbatasan Kepulauan Sangihe, bahkan terjadi pemiskinan. Kondisi ini dikeluhkan oleh sekitar 64.82 responden, akibatnya terjadilah penyelundupan illegal trade.
Selanjutnya Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Makaminan yang dikutip Kompas 2002, menyatakan diperlukan revitalisasi perdagangan lintas batas, merupakan hal yang baik
karena perdagangan lintas batas terus berkembang seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat. Sebaliknya kalau dibiarkan tanpa arah yang jelas akan menjadi sumber kerawanan,
sekaligus dapat melemahkan sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di kawasan perbatasan. Dengan demikian, kehadiran kegiatan ekonomi di pulau-pulau terluar
Republik Indonesia, dinilai sebagai salah satu bentuk pertahanan yang efektif agar negara lain tidak mudah mengklaim sebagai bagian dari wilayah mereka.
Kehadiran kegiatan ekonomi adalah bentuk pematokan perbatasan yang paling baik dan paling efektif untuk mempertahankan
kedaulatan negara.