Profil Daerah Provinsi Jambi

8 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- Pesona wisata lain yang merupakan kebanggaan Provinsi Jambi adalah kompleks Candi Muaro Jambi yang merupakan situs peningggalan purbakala terluas di Indonesia dengan luas 12 km 2 . Membentang dari Barat ke Timur sejauh 7.5 km di tepian Sungai Batang Hari tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Candi ini merupakan warisan budaya yang menunjukkan bahwa di lokasi ini pernah menjadi pusat peribadatan agama Budha Gambar 1.5. dan Gambar 1.6.. Gambar 1.5. Pemeluk Agama Budha Sedang Beribadah di Candi Muaro Jambi. Gambar 1.6. Penemuan Makara oleh Pendeta Budha. Segala potensi yang dimiliki oleh Provinsi Jambi tersebut jika tidak terjaga dan terlestari akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya identitas daerah. Perlunya pengelolaan yang terorganisir dan terpadu serta mengacu pada upaya pelestarian lingkungan dalam menjaga semua potensi yang ada. Hingga suatu waktu Provinsi Jambi dapat tumbuh dan berkembang tidak hanya dengan percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonominya tapi juga perkembangan budaya dan pariwisatanya disertai dengan pelestarian lingkungan yang semakin membaik.

C. Pemanfaatan Laporan SLHD

Dengan semakin banyaknya data dan informasi mengenai lingkungan baik air, udara, lahan, hutan, pesisir dan laut yang dihimpun dalam SLHD, membuat laporan SLHD Provinsi Jambi Tahun 2013 dan Tahun 2012 menjadi sumber referensi yang selalu ditanyakan oleh para pihak yang membutuhkan data dan informasi tentang kualitas lingkungan hidup di Provinsi Jambi pada saat mengadakan kunjungan ilmiah ke BLHD Provinsi Jambi, baik secara langsung maupun melalui korespondensi surat. Secara umum pemanfaatan laporan SLHD Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2012 dapat dikelompokkan menjadi 2 dua bagian yaitu 1 pemanfaatan internal, dan 2 pemanfaatan eksternal. 9 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I-

1. Pemanfaatan Internal

Data dan informasi yang dihimpun dalam SLHD Provinsi Jambi dipergunakan oleh Kepala BLHD Provinsi Jambi dan para pejabat terkait untuk bahan pada rapat-rapat utama yang meliputi MUSRESBANG, Forum SKPD, Rakor Camat, Rapat Anggaran, Rapat Dengar Pendapat dengan DPRD Provinsi Jambi, Bahan Publikasi HUT Provinsi Jambi, Dialog Interaktive di TVRI, Dialog Interaktive di Radio, serta Rapat Kepala SKPD dengan jajaran Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Daerah. Selain itu juga dipergunakan untuk penyampaian ekspose kondisi lingkungan hidup di wilayah Provinsi Jambi pada saat pertemuan Gubernur dalam kunjungan kerja dengan PejabatDPRD ProvinsiKabupatenKota di Indonesia, Pejabat Kementerian, dan Pejabat Negara Tetangga seperti dari Pemerintah Singapura, juga pada saat Gubernur diwawancarai oleh wartawan lokal, wartawan nasional, dan wartawan luar negeri.

2. Pemanfaatan Eksternal

Beberapa pihak eksternal yang membutuhkan data dan informasi yang dihimpun dalam SLHD Provinsi Jambi Tahun 2013 dan Tahun 2012 terdiri dari : 1. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi membutuhkan data dan informasi SLHD Provinsi Jambi untuk penyusunan Buku Jambi Dalam Angka. 2. Mahasiswa program S1, S2, dan S3 dari perguruan tinggi di Provinsi Jambi, di luar Provinsi Jambi, dan di luar Indonesia membutuhkan data dan informasi SLHD untuk materi penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi. 3. Dosen perguruan tinggi di Provinsi Jambi dan di luar Provinsi Jambi membutuhkan data dan informasi untuk bahan penyusunan laporan penelitian. 4. Konsultan yang bergerak di bidang penyusunan dokumen lingkungan baik yang bergerak di bidang penyusunan AMDAL maupun di bidang PU, Perikanan, Kehutanan, Pertanian dan Perhubungan. 5. Masyarakat umum baik wartawan, LSM, maupun kelompok pelestari lingkungan. Melalui Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi, telah dibentuk jabatan baru setingkat eselon IV yaitu Sub Bidang Komunikasi dan Informasi Lingkungan pada BLHD Provinsi Jambi. Dengan adanya jabatan baru ini pengembangan sistem informasi lingkungan hidup di lingkungan BLHD Provinsi Jambi semakin ditingkatkan. Hal ini terlihat dengan telah beroperasionalnya situs BLHD 10 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- Provinsi Jambi sebanyak 2 dua buah yaitu www.blhdprovjambi.or.id dan blhd.jambiprov.go.id sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.7. dan Gambar 1.8. Gambar 1.7. Situs BLHD Provinsi Jambi www.blhdprovjambi.or.id Gambar 1.8. Situs BLHD Provinsi Jambi blhd.jambiprov.go.id Selain kedua situs tersebut, BLHD Provinsi Jambi juga mendapat bantuan sebuat situs dari Kementerian Lingkungan Hidup dalam bentuk sub-sub domain dengan nama http:jambi.silh.menlh.go.id sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.9. Bantuan ini diberikan kepada seluruh BLHD ProvinsiKabupatenKota se Indonesia dalam rangka pengembangan program sistem informasi lingkungan hidup SILH. Gambar 1.9. Situs BLHD Provinsi Jambi http:jambi.silh.menlh.go.id 11 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I-

D. Isu Utama Lingkungan Hidup di Provinsi Jambi Tahun 2014

Isu utama lingkungan hidup yang terjadi di wilayah Provinsi Jambi selalu menarik untuk dikaji dari tahun ke tahun. Isu utama ini dapat berupa isu yang terjadi pada tahun sebelumnya dan belum dapat terselesaikan pada tahun berjalan sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut pada tahun berikutnya. Isu utama ini dapat juga berupa isu yang benar-benar baru yang belum timbul pada tahun-tahun sebelumnya. Bila kita review kembali isu utama lingkungan hidup yang terjadi di wilayah Provinsi Jambi pada 2 dua tahun terakhir yaitu pada tahun 2012 dan tahun 2013, maka terdapat isu yang berulang dan isu baru. Pada tahun 2012 isu utama yang mempengaruhi kualitas lingkungan hidup di Provinsi Jambi ada 3 tiga yaitu : 1. Kerusakan Lahan dan Hutan, 2. Pencemaran Air Sungai Batang Hari oleh Bakteri Escherichia coli , dan 3. Peningkatan Sebaran Wilayah Banjir. Sementara pada tahun 2013 terjadi pergeseran isu utama yaitu 1. Kerusakan Lahan dan Hutan, 2. Bencana Banjir, dan 3. Pertambangan Tanpa Izin PETI Bahan Galian Emas. Isu utama yang berulang dan belum terselesaikan pada tahun 2012 adalah isu kerusakan lahan dan hutan, sehingga diangkat kembali pada tahun 2013. Isu pencemaran air Sungai Batang Hari oleh Bakteri Escherichia coli sudah dapat diminimalisir melalui kegiatan Batang Hari Bersih yang merupakan kegiatan berkelanjutan dalam bentuk bantuan WC dan sarana air bersih pada rumah tangga sasaran yaitu masyarakat yang berdomisili di sepanjang pinggiran Sungai Batang Hari yang tergolong pada masyarakat kurang mampu, sehingga isu ini tidak diangkat kembali pada tahun 2013. Isu lainnya berupa bencana banjir yang mengalami peningkatan bobot permasalahan, dimana pada tahun 2012 berada pada urutan ketiga dengan isu yang diangkat berupa peningkatan sebaran wilayah banjir dan pada tahun 2013 berada pada urutan kedua dengan isu yang diangkat berupa bencana banjir. Adapun isu baru yang tidak ada pada tahun 2012 dan diangkat pada tahun 2013 adalah Pertambangan Tanpa izin PETI Bahan Galian Emas. Pada tahun 2014 isu utama yang perlu mendapat perhatian serius ada 3 tiga yaitu : 1. Konflik Lahan dan Hutan, 2. Pertambangan Tanpa Izin PETI Bahan Galian Emas, dan 3. Kebakaran Lahan dan Hutan. Isu Pertambangan Tanpa Izin PETI Bahan Galian Emas merupakan isu lama yang meningkat biobot permasalahannya dari isu utama urutan ketiga pada tahun 2013 menjadi isu utama urutan kedua pada tahun 2014. Sementara 2 dua isu lainnya adalah isu baru yaitu Konflik Lahan dan Hutan yang langsung menempati urutan pertama, dan isu Kebakaran Lahan dan Hutan yang menempati urutan ketiga. 12 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- Isu utama pada tahun 2013 yang menempati urutan pertama yaitu Kerusakan Lahan dan Hutan dikeluarkan dari bahasan isu utama pada tahun 2014 karena isu tersebut telah mendapat penanganan yang sistematis dan berkelanjutan melalui kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon atau One Billion Indonesian Trees OBIT yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010 sampai sekarang oleh Kementerian Kehutanan beserta seluruh jajarannya dari tingkat pusat, tingkat provinsi, sampai tingkat kabupaten kota. Di Provinsi Jambi kegiatan ini pada tahun 2014 telah berhasil menanam pohon sebanyak 92.569.351 batang pada areal seluas 148.110,962 hektar yang terbagi pada penanaman pohon melalui kegiatan penghijauan seluas 147.534,226 hektar dan penanaman pohon melalui kegiatan reboisasi seluas 576,736 hektar. Dampak nyata dari kegiatan ini adalah meningkatnya luas tutupan lahan berhutan pada tahun 2014 bila dibandingkan dengan luas tutupan lahan berhutan pada tahun 2013. Bila pada tahun 2013 luas tutupan lahan berhutan mencapai angka 25.81 maka pada tahun 2014 angka tersebut meningkat menjadi 29.86 Buku Data Tabel SD-4 , sedikit di bawah batas minimal yang dipersyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yaitu sebesar 30 . Selain itu juga berkurangnya luas lahan kritis di mana pada tahun 2014 mencapai 779.774 hektar, menurun 45,11 bila dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 1.420.602 hektar Buku Data Tabel SD-5 . Lahan kritis ini berada dalam kawasan hutan seluas 452.112,97 hektar atau 57,98 dan di luar kawasan hutan seluas 327.661,03 hektar atau 42,02 . Buku Data Tabel SD-5A . Walaupun pada sisi lain terjadi peningkatan laju deforestasi dimana pada tahun 2013 angka deforestasi 4,54 dan meningkat menjadi 6,09 pada tahun 2014 Buku Data Tabel SD-4A atau terjadi peningkatan sebesar 1,55 , namun laju deforestasi tersebut berhasil ditekan oleh laju reforestasi yang pada tahun 2014 mencapai luasan 148.110,962 hektar Buku Data Tabel UP-1, meningkat dari tahun 2013 yang hanya seluas 24.226,65 hektar. Selain itu peran aktif instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penghijauan dan reboisasi di wilayah Provinsi Jambi melalui kegiatan fisik menunjukkan kepedulian yang cukup tinggi. Selama tahun 2014 kegiatan penghijauan dan reboisasi yang telah dilaksanakan meliputi : 1. Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, PT. Wira Karya Sakti, dan SMAN 5 Kota Jambi melaksanakan penanaman pohon penghijauan di halaman SMAN 5 Kota Jambi. 2. PT. Telkom Cabang Jambi melaksanakan penanaman pohon penghijauan di Kabupaten Muaro Jambi. 13 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- 3. Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dan Pemerintah Kota Sungai Penuh melaksanakan penanaman pohon penghijauan di Kelurahan Cempaka, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh. 4. STIKES Prima Jambi melaksanakan penanaman pohon mangrove di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 5. SMPN 23 Kota Jambi melaksanakan penanaman pohon di lingkungan sekolah di SMPN 23 Kota Jambi. 6. BLHD Kota Jambi dan SMPN 24 Kota Jambi melaksanakan penanaman pohon di lingkungan sekolah di SMPN 24 Kota Jambi. 7. BLHD Kabupaten Merangin melaksanakan reklamasi bekas lahan tambang biji besi di Desa Nalo Baru, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin. 8. Masyarakat Desa Sungai Tutung, Kecamatan Sitinjau Laut, Kabupaten Kerinci melaksanakan areal model rotan di Desa Sungai Tutung, Kecamatan Sitinjau Laut, Kabupaten Kerinci. 9. Dinas Kehutanan Provinsi Jambi melaksanakan pembibitan bakau di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 10. Dinas Kehutanan Provinsi Jambi melaksanakan pembibitan tanaman pulau gaharu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 11. Dinas Kehutanan Provinsi Jambi melaksanakan pembibitan tanaman jelutung di Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Isu utama pada tahun 2013 lainnya yang dikeluarkan dari bahasan isu utama pada tahun 2014 adalah isu utama yang menempati urutan kedua yaitu bencana banjir. Bencana banjir di wilayah Provinsi Jambi sudah menjadi bencana rutin setiap tahun bahkan dalam kurun waktu satu tahun dapat terjadi bencana banjir lebih dari satu kali. Penyebab utama terjadinya bencana banjir ini adalah saluran drainase yang tidak mampu menampung debit air, baik pada musim penghujan maupun pada saat hujan. Pada musim penghujan air yang datang dari bagian hulu yaitu sepanjang kaki Gunung Kerinci dan sepanjang kaki Bukit Barisan mengalir melalui sungai-sungai yang terdapat di dalam Daerah Aliran Sungai DAS Batanghari menuju bagian hilir tepatnya di Selat Berhala. Sebelum sampai Selat Berhala, air yang mengalir ini menggenangi hampir semua wilayah yang dilaluinya dan ini terjadi karena saluran drainase yaitu sungai-sungai yang dilalui tersebut telah mengalami pendangkalan atau sedimendasi akibat terjadinya deforestasi di wilayah bagian hulu. Untuk mengatasi bencana banjir ini harus dilakukan 2 dua upaya sekaligus yaitu penanaman kembali pohon-pohon melalui kegiatan penghijauan dan reboisasi, dan pengerukan sungai-sungai yang dilalui air tersebut. Upaya penanaman kembali pohon-pohon telah dilakukan oleh pemerintah secara berkelanjutan dan mulai terlihat hasilnya dengan semakin meningkatkan luasan 14 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- tutupan vegetasi di wilayah Provinsi Jambi, sementara upaya pengerukan sedimentasi pada sungai-sungai baru sebatas wacana yang pernah digulirkan pada tahun 2010 namun tidak terealisasi mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Pada saat hujan sebagian besar wilayah perkotaan di Provinsi Jambi mengalami banjir yang disebabkan saluran drainase perkotaan yang ada yaitu parit-parit yang dibuat untuk mengalirkan air hujan tidak mampu menampung air hujan yang turun sehingga menggenangi wilayah pemukiman terutama wilayah-wilayah pemukiman yang rendah letaknya. Selain itu terjadinya pembangunan pada wilayah-wilayah yang selama ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan penutupan permukaan tanah dengan lapisan beton juga menyebabkan air hujan semakin sedikit yang mampu di tahan dan dihisap oleh tanah dan sebagian besar menjadi air limpasan yang mengalir menuju wilayah yang lebih rendah sebelum sampai ke sungai besar atau ke laut. Melihat pola banjir sebagaimana dijelaskan di atas, maka upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah KabupatenKota dalam mengatasi bencana banjir ini adalah dengan memperkuat jalur koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupatenkota dengan fokus utama yang ingin dicapai adalah menyelamatkan para korban banjir baik manusia maupun ternak dengan memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Upaya penyelamatan ini dilakukan melalui: 1. Penyiapan penampungan bagi para pengungsi baik lahan tempat pengungsian maupun tenda-tenda tempat bermukim para pengungsi, 2. Penyiapan sarana dan prasarana kesehatan yang meliputi penyiapan tenaga medis dan obat-obatan, dan 3. Penyiapan kebutuhan pokok bagi para pengungsi terutama bahan makanan. Melalui upaya-upaya tersebut di atas, maka pemerintah dan masyarakat di wilayah Provinsi Jambi akhirnya terbisaa dan selalu siap menghadapi bencana banjir yang datang sewaktu-waktu.

1. Konflik Lahan dan Hutan a. Status

Dalam perjalanannya sebagai sebuah provinsi sejak dibentuk pada tahun 1957 sampai dengan saat ini, Provinsi Jambi lebih menekankan pembangunannya pada sektor pertanian dan kehutanan yang berbasis pada penggunaan dan penguasaan lahan melalui pola ekstensifikasi. Pembangunan dengan pola ekstensifikasi ini memiliki daya dukung yang terbatas, di mana pada saat mencapai titik jenuh maka akan timbul konflik memperebutkan sumber daya alam yang tersisa.