Pemanfaatan Eksternal Pemanfaatan Laporan SLHD

15 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- Konflik memperebutkan lahan baik lahan yang berada dalam kawasan hutan maupun lahan yang berada di luar kawasan hutan di wilayah Provinsi Jambi baru tercatat pada tahun 1988 sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 2. Gambar 1.10. menunjukkan banyaknya konflik lahan dan hutan yang terjadi di Provinsi Jambi dari tahun 1988 sampai tahun 2014. Gambar 1.10. Banyaknya Konflik Lahan dan Hutan Yang Terjadi di Provinsi Jambi Dari Tahun 1988 Sampai Tahun 2014. Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, 2015. Dari Gambar 1.10. di atas terlihat bahwa hampir setiap tahun timbul konflik lahan dan hutan di wilayah Provinsi Jambi. Dari mulai tahun 1988 sampai tahun 2014 telah terjadi konflik sebanyak 68 buah dengan puncaknya terjadi pada tahun 1990 sebanyak 12 buah. Sementara dalam 2 dua tahun terakhir timbul konflik sebanyak 11 buah yaitu pada tahun 2013 sebanyak 7 buah dan pada tahun 2014 sebanyak 4 buah. Bila dilihat dari wilayah timbulnya konflik seperti pada Gambar 1.11., maka konflik terjadi di luar wilayah kota dan hanya pada kabupaten-kabupaten yang masih memiliki areal hutan yang luas. Kota Jambi, Kota Sungai Penuh, dan Kabupaten Kerinci merupakan wilayah yang tidak memiliki konflik lahan dan hutan, karena pada ketiga wilayah tersebut tidak lagi memiliki areal hutan yang luas. Berbeda dengan kedelapan wilayah kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tebo, dan Kabupaten Bungo, di mana 1 1 12 2 3 6 2 2 1 3 7 4 1 2 1 0 0 1 2 4 2 7 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 4 Konflik Lahan dan Hutan B a n y a k n y a K o n fl ik Tahun Timbulnya Konflik Lahan dan Hutan 16 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- kedelapan wilayah kabupaten ini masih memiliki kawasan hutan yang luas, baik jenis kawasan hutan produksi maupun jenis-jenis kawasan hutan lainnya. Gambar 1.11. Sebaran Konflik Lahan dan Hutan Yang Terjadi di Provinsi Jambi Dari Tahun 1988 Sampai Tahun 2014. Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, 2015. Memperhatikan Gambar 1.11. di atas maka Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan wilayah yang mengalami konflik lahan dan hutan terbanyak yaitu 13 buah, disusul oleh Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 11 buah, kemudian Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batanghari masing-masing sebanyak 10 buah, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo masing-masing sebanyak 8 buah, Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 5 buah, dan Kabupaten Tebo sebanyak 3 buah. Sementara Kota Jambi, Kota Sungai Penuh, dan Kabupaten Kerinci tidak terdapat konflik lahan dan hutan.

b. Tekanan

Pada umumnya konflik lahan dan hutan yang terjadi di wilayah Provinsi Jambi disebabkan oleh perebutan penguasaan lahan baik yang berada di dalam kawasan hutan maupun yang berada di luar kawasan hutan antara masyarakat setempat atau 8 10 10 11 5 13 3 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kabupaten Kerinci Kabupaten Merangin Kabupaten Sarolangun Kabupaten Batanghari Kabupaten Muaro Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kabupaten Tebo Kabupaten Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Banyaknya Konflik Lahan dan Hutan Kabupaten Kota B a n ya kn ya K o n fli k L a h a n d a n Hu ta n 17 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- penduduk lokal dengan para kaum pendatang yang diidentikkan dengan investor yang bergerak di bidang HPH, HTI, perkebunan kelapa sawit, dan perkebunan karet. Walaupun ada juga konflik itu terjadi antara masyarakat setempat dengan para transmigran, atau antara masyarakat setempat dengan pemerintah daerah setempat. Gambar 1.12. memperlihatkan jenis-jenis konflik lahan dan hutan yang terjadi di Provinsi Jambi dari tahun 1988 sampai tahun 2014. Gambar 1.12. Jenis Konflik Lahan dan Hutan Yang Terjadi di Provinsi Jambi Dari Tahun 1988 Sampai Tahun 2014. Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, 2015. Pada Gambar 1.12. di atas dapat dilihat bahwa tekanan yang menyebabkan timbulnya konflik lahan dan hutan di wilayah Provinsi Jambi ada 8 delapan jenis yaitu : 1. Keberadaan Hak Pengusahaan Hutan HPH. 2. Keberadaan Hutan Tanaman Industri HTI. 3. Keberadaan Hutan Restorasi. 4. Keberadaan Program Pemerintah Daerah. 5. Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit milik perusahaan. 6. Keberadaan Perkebunan Karet milik perusahaan. 7. Keberadaan Perusahaan Perorangan, dan 1 14 3 2 2 43 1 2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Masyarakat dengan HPH Masyarakat dengan HTI Masyarakat dengan Hutan Restorasi Masyarakat dengan Pemerintah Daerah Masyarakat dengan Perkebunan Karet Masyarakat dengan Perkebunan Sawit Masyarakat dengan Perusahaan Perorangan Masyarakat dengan Transmigrasi Banyaknya Konflik Jenis Konflik Lahan dan Hutan B a n y a k n y a K o n fl ik L a h a n

d a

n H u ta n