Parameter Nitrogen Dioksida NO

101 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 II-

2. Kualitas Air Hujan

Pemantauan kualitas air hujan di wilayah Provinsi Jambi dilakukan sekali dalam setahun dan pada tahun 2014 dilaksanakan di Kota Jambi pada bulan Maret. Dari hasil pemeriksaan laboratorium sebagaimana dapat dilihat pada Buku Data Tabel SD-24 dapat dilihat bahwa kualitas air hujan yang turun di wilayah Provinsi Jambi bila dibandingkan dengan baku mutu sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492MenkesPerIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum menunjukkan bahwa beberapa parameter telah melebihi baku mutu, sementara ada parameter yang tidak memenuhi baku mutu, yaitu parameter pH dimana nilainya berkisar 4,25 – 5,70 sementara baku mutu untuk nilai pH adalah 6,5 – 8,5. Kondisi air hujan dengan kondisi asam ini dapat menjadi indikasi terhadap tingginya kadar sulfur dioksida SO 2 terpapar ke atmosfer. Konsentrasi SO 2 yang tinggi dapat disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, pabrik dan industri serta kendaraan bermotor yang masih bergantung pada bahan bakar minyak. Sementara untuk parameter lain konsentrasinya masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Bila dibandingkan dengan hasil pemantauan kualitas air hujan di wilayah Provinsi Jambi pada tahun 2013 lalu, maka hasil pemantauan kualitas air hujan di wilayah Provinsi Jambi pada tahun 2014 ini dari 9 sembilan parameter yang wajib dilakukan pemantauan, 8 delapan diantaranya mengalami peningkatan kualitas air hujan yang ditandai dengan menurunnya konsentrasi pencemar seperti pH, DHL, NO3, Cr, NH4, Ca, Na 2+ dan Mg 2+ . Namun parameter SO 4 mengalami penurunan kualitas ditandai dengan semakin meningkatnya konsentrasi parameter tersebut dari 2,09 mgL menjadi 6,63 mgL. Perbandingan kualitas air hujan di Provinsi Jambi tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.41. Tabel 2.41. Kualitas Air Hujan Di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014. No. Parameter Satuan 2013 2014 1. pH - 5,45 5,25 2. DHL µmhosem 32,72 32,56 3. SO ₄ mgL 2,09 6,63 4. NO 3 mgL 0,98 0,925 5. Cr mgL 0,002 0,002 6. NH 4 mgL 48,1 39,6 7. Na mgL 1,11 1,070 8. Ca 2+ mgL 40,1 32,56 9. Mg 2+ mgL 0,79 0,57 Sumber : Data Olahan Tabel SD-18 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015. 102 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 II-

E. Laut, Pesisir Dan Pantai

Laut merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki wilayah air asin yang sangat luas dan terpisah dengan daratan. Wilayah yang dimulai dari titik terendah air laut waktu surut hingga ke arah daratan sampai batas paling jauh ombakgelombang menjulur ke daratan disebut pantai. Sedangkan pesisir menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10MEN2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu kewenangan provinsi untuk kabupatenkota dan ke arah darat batas administrasi kabupatenkota. Lebih jauh wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan. Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan kegiatan pembangunan sosial- ekonomi, ‘nilai’ wilayah pesisir terus bertambah. Konsekuensi dari tekanan terhadap pesisir adalah masalah pengelolaan yang timbul karena konflik pemanfaatan akibat dari berbagai kepentingan di wilayah tersebut. Permasalahan yang sangat dominan bagi wilayah pesisir dan pantai ini adalah pencemaran yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya pesisir dan laut, misalnya penurunan kualitas air laut, berkurang dan rusaknya kondisi terumbu karang dan padang lamun, serta terdegradasinya hutan mangrove. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pantai untuk bekerja sama dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan terhadap lingkungan wilayah pesisir, pantai dan laut.

1. Kuallitas Air Laut

Provinsi Jambi memiliki lautan seluas 425,5 km 2 dengan panjang garis pantai 185 km. Potensi ini jika tidak terpantau kualitas dan pengelolaannya akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan kualitas air laut dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran serta mengidentifikasi penyebab