50 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014
III-
lebih banyak dibandingkan dengan pemakaian bahan bakar lainnya, padahal jumlah rumah tangga yang menggunakannya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
rumah tangga yang menggunakan LPG. Ini menunjukkan bahwa pemakaian LPG lebih hemat daripada pemakaian kayu bakar sehingga jumlah gas pencemar yang dihasilkan
oleh LPG lebih kecil dibandingkan kayu bakar. Mengingat besarnya beban pencemaran yang dihasilkan oleh setiap bahan
bakar yang digunakan, perlu dilakukan terobosan terhadap jenis bahan bakar yang digunakan supaya emisi yang dihasilkan tidak terlalu besar. LPG dan biogas merupakan
salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Besarnya jumlah penggunaan bahan bakar pada setiap rumah tangga di Provinsi Jambi
semakin mengarah ke bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna bahan bakar LPG dan biogas
dan berkurangnya jumlah pengguna bahan bakar fosilbiomasa setiap tahunnya. Besarnya jumlah penggunaan masing-masing jenis bahan bakar pada tahun 2013 dan
2014 dapat dilihat pada Tabel 3.22.
Tabel 3.22. Pemakaian Bahan Bakar Untuk Rumah Tangga di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014.
No. Jenis Bahan Bakar
Pemakaian Bahan Bakar KK 2013
2014 Perubahan
1. LPG + biogas
653.589 662.711
+ 9.122 2.
Biomasa kayubakar + arang 160.223
159.388 - 835
Sumber : Data Olahan Tabel SP-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.
4. Perkiraan Emisi CO
2
dari Sektor Energi
Sektor energi dari penggunaan bahan bakar menghasilkan emisi gas rumah kaca melalui gas CO
2
. Penggunaan bahan bakar dari sektor transportasi, industri dan rumah tangga serta emisi CO
2
yang dihasilkannya dapat dilihat pada Buku Data Tabel Tambahan SP-2B, SP-3A, dan SP-4B.
Emisi CO
2
dari sektor transportasi dihasilkan sebesar 1.923.596,08 tontahun, sektor industri menghasilkan emisi CO
2
sebesar 511.149,78 tontahun dan rumah tangga menghasilkan emisi CO
2
sebesar 385.241,01 tontahun.
Terjadi peningkatan perkiraan emisi CO
2
yang dihasilkan dari sektor industri dan rumah tangga, sementara untuk sektor transportasi terjadi penurunan emisi yang
dihasilkan dari tahun sebelum-sebelumnya. Peningkatan jumlah emisi dari sektor industri dan rumah tangga tentu saja disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah
penggunaan bahan bakar yang dikonsumsi di sektor industri maupun rumah tangga.
51 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014
III-
Sementara pada sektor transportasi jumlah konsumsi bahan bakar mengalami pengurangan sehingga emisi yang dihasilkan juga menurun dibandingkan tahun
sebelumnya. Jumlah peningkatan dan penurunan emisi CO
2
yang dihasilkan oleh masing-masing sektor sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.23.
Tabel 3.23. Perkiraan Emisi CO
2
Dari Sektor Energi di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014.
No. Sumber Emisi
Emisi CO
2
tontahun 2013
2014 Perubahan
1. Transportasi
1.932.298,20 1.923.596,08
- 8.702,12 2.
Industri 506.532,92
511.149,78 + 4.616,86
3. Rumah Tangga
384.316,80 385.241,01
+924,21 Sumber : Data Olahan Buku Data Tabel Tambahan SP-2B, SP-3A, dan SP-4B SLHD
Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015. Terlihat pada Tabel 3.23. bahwa sektor industri yang mengalami peningkatan
jumlah emisi yang paling tinggi dibandingkan sektor transportasi dan rumah tangga. Dan dari sektor transportasi, bahan bakar yang menyumbangkan emisi CO
2
terbesar adalah solar. Begitu juga pada sektor industri, bahan bakar solar menyumbangkan emisi CO
2
yang sangat besar bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Sementara untuk rumah tangga bahan bakar yang paling banyak menghasilkan emisi CO
2
adalah kayu bakar. Maka diharapkan kedepannya, dapat dilakukan pengurangan pemakaian bahan
bakar fosil dan biomassa di Provinsi Jambi. Pemanfaatan sumber daya alam lainnya seperti penggunaan gas LPG dan pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas
merupakan upaya untuk mengkonversi penggunaan bahan bakar fosil menjadi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
H. Transportasi
Berkembangnya suatu kota harus diikuti oleh berkembangnya sistem dan pengelolaan terhadap sistem transportasi, sehingga menjadi kecenderungan jika
keduanya tidak bersinergi maka akan menimbulkan masalah terus menerus terhadap perkembangan suatu kota. Permasalahan yang akan timbul bukan saja menyangkut
sistem transportasi itu sendiri seperti kepadatan lalu lintas, kemacetan, keterlambatan, area parkir, dan lain-lain. Namun juga akan menimbulkan masalah lingkungan melalui
peningkatan pencemaran yang diakibatkannya. Terjadinya pencemaran udara melalui emisi gas buang kendaraan bermotor, kebisingan dan limbah padat oleh meningkatnya
populasi kendaraan dan manusia di areal terminal, pelabuhan dan bandara. Jadi dapat
52 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014
III-
dilhat, bahwa permasalahan transportasi ini merupakan suatu permasalahan kompleks yang melibatkan banyak aspek, pihak dan sistem yang terkait sehingga dalam
pemecahan permasalahan tersebut memerlukan suatu pemecahan yang komprehensif dan terpadu yang melibatkan semua unsur elemen dalam pembangunan suatu kota.
Sebagaimana keberadaannya sebagai sebuah daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu saja Provinsi Jambi harus didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai untuk menunjang aktivitas pembangunan. Salah satunya adalah masalah sarana dan prasarana transportasi. Berdasarkan data Dinas
Perhubungan Provinsi Jambi sebagaimana terlihat pada Buku Data Tabel SP-5 bahwa pada tahun 2014 Provinsi Jambi memiliki 11 sebelas sarana transportasi darat berupa
terminal bus di setiap ibukota kabupatenkota. Untuk sarana transportasi air, Provinsi Jambi memiliki 12 dua belas pelabuhan berupa angkutan laut maupun angkutan
sungaidanau yang terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sementara
untuk sarana transportasi udara Provinsi Jambi memiliki 3 tiga bandar udara domestik yang terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Bungo.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagai sebuah sarana umum yang dimanfaatkan oleh masyarakat luas maka sarana transportasi baik terminal,
pelabuhan atau bandar udara akan menghasilkan limbah padat yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menurunkan kualitas lingkungan di area tersebut. Pada tahun
2014, dengan luasan seluruh sarana transportasi di Provinsi Jambi seluas 1.110,98 Ha telah menghasilkan limbah padat sebanyak 34,883 m3hari dengan rincian 1 terminal
bus dengan luasan 22,41 Ha menghasilkan limbah padat sebesar 9,309 m3hari, 2 pelabuhan, baik laut maupun sungai dan danau dengan luasan 473,57 Ha menghasilkan
limbah padat sebesar 8,876 m3hari, dan 3 bandar udara dengan luasan 615 Ha menghasilkan limbah padat sebesar 16,698 m3hari.
Jika dibandingkan dengan tahun 2013, dengan jumlah sarana transportasi yang sama yaitu 26 sarana dan luasan areal yang juga sama yaitu 1.110,98 Ha, volume
limbah padat yang dihasilkan dari seluruh sarana transportasi tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,453 m3hari atau berkisar 1,32 . Lebih rinci mengenai besarnya
limbah padat yang dihasilkan oleh sarana transportasi dapat digambarkan pada Gambar 3.27
. dan Tabel 3.24.
53 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014
III-
Gambar 3.27. Volume Limbah Padat Pada Sarana Transportasi di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014.
Sumber : Data Olahan Tabel SP-5 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.
Tabel 3.24. Perbandingan Volume Limbah Padat Pada Sarana Transportasi di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014.
No. Sarana
Transportasi Volume Limbah Padat
Peningkatan Penurunan
2013 2014
1. Terminal
8,74 9,309
6,51 2.
Pelabuhan 9,73
8,876 8,78
3. Bandar Udara
15,96 16,698
4,62
Total 34,43
34,883 1,32
Sumber : Data Olahan Tabel SP-5 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.
Sarana dan prasarana transportasi yang ada di Provinsi Jambi baik sarana transportasi darat terminal, transportasi laut pelabuhan dan transportasi udara
bandara juga memberikan tekanan dan beban terhadap lingkungan seperti: a. Terminal bus, pelabuhan dan bandara merupakan tempat yang paling ramai
dikunjungi baik oleh mereka yang akan menggunakan transportasi tersebut maupun mereka yang bekerja di area tersebut, bahkan oleh mereka yang hanya
mengantarkan calon penumpang. Seluruh pengguna sarana tersebut akan menghasilkan limbah padat baik berupa sampah makanan, kemasan plastik, dan
sebagainya. Limbah tersebut apabila tidak dikelola dengan baik oleh pihak terkait akan menyebabkan kondisi yang tidak nyaman, kumuh dan tentu saja akan
memberikan pengaruh pencemaran terhadap lingkungan. Begitu juga dengan kondisi terminal, pelabuhan dan bandara yang ada di wilayah Provinsi Jambi, belum
semuanya mampu menerapkan dan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar area tersebut.
8.74 9.73
13.96 9.309
8.876 16.698
terminal pelabuhan
bandar udara
2013 2014