Realisasi Kegiatan Penghijauan Rehabilitasi Lingkungan

11 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 IV- tidak taat pada ketentuan pengukuran. Tetapi ada juga perusahaan yang telah menjalankan kegiatannya sesuai dengan dokumen yang dimiliki. Secara lengkap pelaksanaan pengawasan AMDALUKLUPL di Provinsi Jambi pada tahun 2014 dapat dilihat pada Buku Data Tabel UP-4.

C. Penegakan Hukum

Penegakan hukum lingkungan merupakan penegakan hukum yang cukup rumit karena hukum lingkungan menempati titik silang antara berbagai bidang hukum klasik. Penegakan hukum lingkungan merupakan mata rantai terakhir dalam siklus pengaturan perencanaan kebijakan tentang lingkungan yang urutannya dimulai dari Perundang- undangan, Penentuan standar, Pemberian izin, Penerapan serta Penegakan hukum. Menurut UU ada tiga macam penegakan hukum lingkungan yaitu penegakan hukum administrasi, penegakan hukum perdata, dan penegakan hukum pidana. Diantara ke tiga bentuk penegakan hukum yang tersedia, penegakan hukum administrasi dianggap sebagai upaya penegakan hukum terpenting. Hal ini karena penegakan hukum administrasi lebih ditunjukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan. Di samping itu, penegakan hukum administrasi juga bertujuan untuk menghukum pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan. Penegakan hukum lingkungan sebagai upaya represif dalam pengendalian dampak lingkungan terhadap segala bentuk pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi dengan memfungsikan pos pengaduann yang telah ada.

1. Jenis Pengaduan Masyarakat Terhadap Masalah Lingkungan

Pos Pengaduan BLHD Provinsi Jambi selama tahun 2014 telah menerima 16 pengaduan kasus lingkungan. Tindak lanjut terhadap kasus-kasus yang dilaporkan berdasarkan laporan dari masyarakat, kelompok masyarakat dan LSM, pemberitaan di media masa, perintah pejabat serta surat dari Kementerian Lingkungan Hidup terhadap penilaian PROPER. Permasalahan kasus-kasus lingkungan tersebut diantaranya dari perusahaan agro sebanyak 6 enam perusahaan, perusahaan migas sebanyak 2 dua perusahaan, perusahaan tambang sebanyak 1 satu perusahaan, rumah sakit sebanyak 5 lima perusahaan, dan lainnya sebanyak 2 dua perusahaan. Kasus-kasus lingkungan yang diadukan tersebut sebagian besar tersangkut berupa permasalahan pencemaran lingkungan sebanyak 8 delapan kasus, permasalahan kerusakan lingkungan sebanyak 2 dua kasus, permasalahan dokumen dan kelengkapan izin lingkungan sebanyak 2 dua kasus, dan kasus limpahan 12 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 IV- permasalahan penilaian PROPER sebanyak 4 empat kasus. Khusus untuk kasus pencemaran lingkungan terdiri dari kasus pencemaran air sebanyak 5 lima kasus dan 3 tiga kasus lainnya berupa kasus pencemaran lainnya tanah dan udara. Secara lengkap pengaduan masyarakat terhadap masalah lingkungan di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat dilihat pada Buku Data Tabel UP-5 dan Gambar 4.1. Gambar 4.1. Jenis Pengaduan Masyarakat Terhadap Masalah Lingkungan di Provinsi Jambi Tahun 2014. Sumber : Data Olahan Tabel UP-5 Buku Data SLHD Provinsi Jambi, Tahun 2014, 2015 . Jika dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah kasus lingkungan yang berasal dari pengaduan yang diterima oleh BLHD Provinsi Jambi mengalami penurunan, dimana pada tahun 2013 jumlah kasus yang diadukan sebanyak 23 kasus sedangkan tahun 2014 sebanyak 16 kasus. Penurunan jumlah kasus lingkungan ini dikarenakan semakin seringnya instansi pengendali dampak lingkungan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap setiap kegiatanusaha yang berdampak terhadap lingkungan.

2. Status Pengaduan Masyarakat

Dari 16 kasus lingkungan yang diadukan ke Pos Pengaduan Kasus Lingkungan BLHD Provinsi Jambi tersebut, semuanya telah diselesaikan dengan terlebih dahulu melakukan verifikasi lapangan dan pengecekan dokumen lingkungan. Pada unit kegiatanusaha yang menurut hasil verifikasi memang telah melakukan pencemaran dan kerusakan lingkungan telah diberikan sanksi baik berupa teguran tertulis langsung kepada perusahaan maupun memberikan rekomendasi kepada instansi lingkungan hidup kabupatenkota dalam penerapan sanksi administrasi. 50 12,5 12,5 25 pencemaran lingkungan kerusakan lingkungan dokumen dan izin lingkungan limpahan PROPER 13 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 IV- Sementara unit kegiatanusaha yang menurut hasil verifikasi tidak melakukan pelanggaran akan terus dilakukan pembinaan dan pengawasan baik oleh instasi lingkungan hidup di tingkat kabupatenkota maupun instansi lingkungan hidup provinsi. Khusus bagi perusahaan yang diajukan kasusnya karena penilaian PROPER akan diterapkan sanksi berupa sanksi paksaan pemerintah. Jika temuan tidak ditindaklanjuti oleh perusahaan yang bersangkutan maka selangkah lagi kepada sanksi administratif yang lebih berat yaitu sanksi pembekuan atau pencabutan izin lingkungan. Secara lengkap status pengaduan lingkungan oleh masyarakat di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat dilihat pada Buku Data Tabel UP-5.

D. Peran Serta Masyarakat

Semua pihak berkepentingan untuk melestarikan lingkungan. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya menjadi tugas pihak- pihak tertentu, melainkan kewajiban kita bersama. Maka uluran tangan dan aksi dalam merawat kelestarian alam, sekecil apapun akan memberikan perubahan yang nyata. Peran serta atau keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dapat dalam proses perencanaan, pengambil keputusan, pelaksanaan kegiatan, pembiayaan, pemanfaatan hasil dan pemeliharaan lingkungan. Berikut adalah beberapa bentuk peran serta masyarakat Provinsi Jambi dalam pengelolaan lingkungan.

1. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM

Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang peduli dan terlibat langsung dalam pengelolaan lingkungan di Provinsi Jambi pada tahun 2014 berjumlah 25 buah yang bidang keterlibatannya di bidang lingkungan hidup mencakup konservasi lingkungan, advokasi lingkungan dan edukasi lingkungan. Wilayah kerja dari masing-masing lembaga swadaya masyarakat yang ada di Provinsi Jambi pada umumnya mencakup kawasan hutan dan kawasan konservasi yang ada di kabupatenkota di Provinsi Jambi. Selain lembaga swadaya masyarakat itu berdiri atas inisiatif dari warga masyarakat di Provinsi Jambi tapi juga merupakan perwakilan dari Non Governmental Organisation NGO dari luar negeri maupun LSM bertaraf nasional. Secara lengkap jumlah lembaga swadaya masyarakat di Provinsi Jambi pada tahun 2014 dapat dilihat pada Buku Data Tabel UP-6. Adapun profil dari beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut: 14 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 IV-

a. Restorasi Ekosistem Indonesia REKI

Harapan Rainforest adalah inisiatif formal pertama di Indonesia untuk restorasi ekosistem. Suatu kemitraan yang unik dan global dipimpin oleh Burung Indonesia, the Royal Society for the Protection of Birds dan Birdlife International bertujuan untuk: 1. Menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi hutan, kehidupan satwa liar, dan manusia dengan menghubungkan masyarakat lokal, organisasi konservasi nasional dan pemerintah. 2. Melindungi, melakukan restorasi dan memastikan keberlanjutan 98,554ha habitat hutan hujan dataran rendah di Sumatera. 3. Menyediakan model restorasi untuk membantu dan mendorong inisiatif serupa di Indonesia dan tempat lainnya

b. Wahanha Pelestarian Alam dan Advokasi Hutan Sumatera Walestra

Organisasi ini dibentuk pada tanggal 13 April 2009 dan dikukuhkan dengan Akta Notaris No. 44 oleh Notaris Novita, SH. Organisasi ini didirikan dilatarbelakangi oleh kepedulian terhadap tingginya persoalan kerusakan sumber daya alam yang terjadi saat ini dan berkeinginan untuk memperkuat inisiatif serta kerja lembaga dalam rangka mendukung upaya konservasi sumber daya alam dan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Ruang lingkup program walestra adalah: a mendorong upaya-upaya pelestarian fungsi hutan sesuai denga yang diamanatkan didalam perundang-undangan serta peraturan-peraturan terkait lainnya di sektor kehutanan; b meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan menuju masyarakat yang kritis dan mandiri; c meningkatkan upaya penyadartahuan masyarakat terhadap upaya konservasi dan hak-hak mereka terhadap pengelolaan sumber daya alam yang secara berkelanjutan dan berkeadilan; d mendorong dan memperkuat pelaksanaan prinsip-prinsip good forestry governance dalam rangka mendukung perwujudan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan; e memfasilitasi upaya resolusi konflik terkait sengketa sumber daya alam dan lingkungan hidup; f melakukan advokasi kebijakan terkait pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, berkeadilan, serta mengarusutamakan kepentingan masyarakat marginal; g melakukan studi dan penelitian terkait aspek-aspek kebijakan, hak kelola, serta upaya konservasi dalam rangka mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan h mengembangkan kelembagaan Walestra yang demokratis menuju profesionalitas