Tekanan Konflik Lahan dan Hutan a. Status

22 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- dan Pengadilan dengan tujuan agar dalam pelaksanaan operasi penertiban tidak ada kekerasan. Secara represif dilakukan melalui operasi penertiban oleh Tim Terpadu Tingkat Provinsi maupun Tim Terpadu Tingkat Kabupaten yang melibatkan pihak Kepolisian dari Tingkat Polres sampai Polda dan Pol PP Kabupaten. Sasaran operasi mulai dari lokasi penambangan, pengangkutan, penimbunan sampai kepada penjualan. Memutuskan mata rantai kegiatan dengan cara memanggil para pemilik SPBU yang menyalurkan BBM solar agar tidak melayani pembelian solar dalam partai besar serta memanggil pimpinan beberapa toko yang diduga menjual mesin penambangan emas agar tidak menjual mesin Dompeng serta peralatan pertambangan lainnya termasuk air raksa. Beberapa operasi penertiban yang dilakukan selama tahun 2014 meliputi : 1. Polda Jambi membentuk tim terpadu penanggulangan pertambangan tanpa izin bahan galian emas dan secara rutin melakukan razia pemberantasan pertambangan tanpa izin bahan galian emas di wilayah-wilayah kabupaten dengan hasil dihancurkannya 48 unit mesin tambang dompeng sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.15. dan ditahannya beberapa orang pelaku. Gambar 1.15. Penghancuran Mesin Tambang Dompeng Hasil Operasi Penertiban Oleh Polda Jambi. 2. Tanggal 17 Februari 2014 Polres Merangin melakukan penggerebekan terhadap pertambangan tanpa izin bahan galian emas di pinggiran kawasan hutan di wilayah Kabupaten Merangin dan berhasil menyita 2 unit mesin tambang dompeng, sementara para pelaku melarikan diri masuk ke dalam hutan. 3. Tanggal 19 September 2014 Aparat Kepolisian Polres Bungo bersama-sama dengan Satuan TNI dari Kodim 0416 Bungo Tebo dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bungo melakukan penggerebekan aktivitas pertambangan tanpa izin 23 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- bahan galian emas di wilayah Kabupaten Bungo tepatnya di kawasan Sungai Buluh Kecamatan Rimbo Tengah dan berhasil menyita 10 unit mesin tambang dompeng, sementara para pelaku berhasil melarikan diri karena takut ditangkap petugas.

3. Kebakaran Lahan dan Hutan a. Status

Isu kebakaran lahan dan hutan merupakan isu yang selalu diangkat ke permukaan setiap tahun oleh semua pihak, namun tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Isu ini akan ramai dibicarakan pada saat kondisi kualitas udara di wilayah Provinsi Jambi memburuk sebagai akibat dari kegiatan pembakaran lahan dan hutan atau terbakarnya lahan dan hutan, dan akan menghilang seketika apabila hujan turun selama beberapa hari yang menyebabkan hilangnya kabut asap yang ditimbulkan oleh kegiatan pembakaran lahan dan hutan atau terbakarnya lahan dan hutan tersebut. Deteksi dini mengenai adanya kebakaran lahan dan hutan dilakukan melalui monitoring titik panas hotspot yang sumber informasinya berasal dari satelit NOAA. Banyaknya titik panas hotspot menjadi indikasi dari banyaknya kebakaran lahan dan hutan yang terjadi pada suatu wilayah, walaupun tidak semua titik panas hotspot yang terpantau tersebut ada kejadian kebakaran lahan dan hutan. Karena yang terpantau tersebut titik panas bukan titik api, bisa jadi di lokasi tersebut terdapat kandungan batubara atau kawasan industri batu bata yang sedang melakukan pembakaran batu bata secara bersama-sama. Selama 3 tiga tahun terakhir jumlah titik panas hotspot yang terpantau di wilayah Provinsi Jambi mengalami fluktuasi turun naik. Pada tahun 2012 titik panas hotspot yang terpantau mencapai 2.279 titik api. Jumlah ini menurun pada tahun 2013 menjadi 1.135 titik api, dan meningkat kembali pada tahun 2014 menjadi 1.226 titik api sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Jumlah Titik Api di Wilayah Provinsi Jambi Periode Tahun 2012-2014. No. Bulan Tahun 2012 2013 2014 1. Januari 154 20 11 2. Februari 12 55 124 3. Maret 141 136 171 4. April 46 42 14 5. Mei 146 37 38 24 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- 6. Juni 428 209 111 7. Juli 257 113 227 8. Agustus 412 322 97 9. September 596 165 293 10. Oktober 70 28 92 11. November 10 6 43 12. Desember 7 2 5 Jumlah 2.279 1.135 1.226 Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, 2015. Dari Tabel 1.2. di atas dapat dilihat bahwa bulan-bulan di mana kualitas udara di wilayah Provinsi Jambi memburuk terjadi pada saat jumlah titik api yang terpantau berada di luar kisaran normal yaitu pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Pada bulan-bulan tersebut kondisi iklim di wilayah Provinsi Jambi memasuki musim kering yang ditandai dengan intensitas curah hujan yang rendah dan ketersediaan air tanah yang berkurang. Pembakaran lahan dan hutan baik untuk kegiatan pertanian atau kegiatan lainnya sangat tidak dianjurkan pada kondisi seperti ini, karena asap yang ditimbulkannya tidak akan mampu dinetralisir secara alami dan pada akhirnya berdampat pada timbulnya kabut asap.

b. Tekanan

Kabut asap yang ditimbulkan dari kegiatan pembakaran lahan dan hutan atau terbakarnya lahan dan hutan di wilayah Provinsi Jambi berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan di wilayah Provinsi Jambi, di wilayah-wilayah tetangga Provinsi Jambi dan di negara tetangga di mana kabut asap tersebut terbawa angin. Untuk wilayah Provinsi Jambi sendiri telah menyebabkan meningkatnya masyarakat yang menderita penyakit Infeksi Saluran pernapasan Akut ISPA terutama bagi anak-anak dan orang lanjut usia. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menunjukkan bahwa selama 2 dua tahun terakhir penyakit Infeksi Saluran pernapasan Akut ISPA menduduki peringkat pertama dari 10 sepuluh jenis penyakit utama yang diderita penduduk Provinsi Jambi, masing-masing sebanyak 203.859 jiwa pada tahun 2013 dan 103.348 jiwa pada tahun 2014. Di samping itu kabut asap juga menyebabkan berkurangnya jarak pandang pada landasan pacu Bandara Sultan Thaha Jambi yang berakibat pada tertundanya penerbangan beberapa maskapai yang menghubungkan Kota Jambi dengan Kota Jakarta atau Kota Jambi dengan Kota Batam.