Industri Pulp and Paper

49 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 III- Di wilayah Provinsi Jambi telah melaksanakan konversi bahan bakar untuk memasak tersebut hingga setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah rumah tangga pengguna LPG dan kelangkaan terhadap jenis minyak tanah di pasaran. Pada tahun 2014 sebagaimana dapat dilihat pada Buku Data Tabel Tambahan SP-4A, jumlah rumah tangga yang menggunakan LPG sebanyak 80,23 dari jumlah rumah tangga yang ada di Provinsi Jambi atau sekitar 659.540 KK. Sementara sisanya sekitar 15,61 atau sebanyak 128.341 KK yang mengunakan kayu bakar, 0,39 atau sebanyak 3.171 KK yang menggunakan biogas dan 3,78 atau sebanyak 31.047 KK yang menggunakan arang. Sementara untuk bahan bakar jenis minyak tanah dan briket tidak diperoleh data penggunaannya. Kalaupun masih ada rumah tangga yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak dipastikan jumlahnya tidak begitu banyak karena harga pasaran untuk minyak tanah sangat tinggi dan jauh dari jangkauan masyarakat. Sedangkan penggunaan briket masih belum dikenal oleh masyarakat secara luas. Penggunaan bahan bakar terhadap jumlah rumah tangga yang ada di wilayah Provinsi Jambi dapat dilihat pada Buku Data Tabel SP-4 dan pada Gambar 3.26. berikut. Gambar 3.26. Penggunaan Bahan Bakar Untuk Memasak pada Rumah Tangga di Provinsi Jambi Tahun 2014. Sumber : Data Olahan Tabel SP-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015. Besarnya jumlah pemakaian dari masing-masing bahan bakar yang digunakan oleh setiap rumah tangga di Provinsi Jambi pada tahun 2014 di dominasi oleh pemakaian kayu bakar sebesar 189.524,4 ton, pemakaian LPG sebanyak 27.056.277,474 kg, pemakaian biogas sebanyak 204.835,832 kg dan pemakaian arang sebanyak 47.984,057 kg. Jika dilihat dari besarnya jumlah pemakaian bahan bakar yang dikonsumsi oleh setiap rumah tangga di Provinsi Jambi terlihat pemakaian kayu bakar 80.23

15.61 0.39

3.78 LPG Kayu bakar Biogas Arang 50 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 III- lebih banyak dibandingkan dengan pemakaian bahan bakar lainnya, padahal jumlah rumah tangga yang menggunakannya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan LPG. Ini menunjukkan bahwa pemakaian LPG lebih hemat daripada pemakaian kayu bakar sehingga jumlah gas pencemar yang dihasilkan oleh LPG lebih kecil dibandingkan kayu bakar. Mengingat besarnya beban pencemaran yang dihasilkan oleh setiap bahan bakar yang digunakan, perlu dilakukan terobosan terhadap jenis bahan bakar yang digunakan supaya emisi yang dihasilkan tidak terlalu besar. LPG dan biogas merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Besarnya jumlah penggunaan bahan bakar pada setiap rumah tangga di Provinsi Jambi semakin mengarah ke bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna bahan bakar LPG dan biogas dan berkurangnya jumlah pengguna bahan bakar fosilbiomasa setiap tahunnya. Besarnya jumlah penggunaan masing-masing jenis bahan bakar pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.22. Tabel 3.22. Pemakaian Bahan Bakar Untuk Rumah Tangga di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014. No. Jenis Bahan Bakar Pemakaian Bahan Bakar KK 2013 2014 Perubahan 1. LPG + biogas 653.589 662.711 + 9.122 2. Biomasa kayubakar + arang 160.223 159.388 - 835 Sumber : Data Olahan Tabel SP-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.

4. Perkiraan Emisi CO

2 dari Sektor Energi Sektor energi dari penggunaan bahan bakar menghasilkan emisi gas rumah kaca melalui gas CO 2 . Penggunaan bahan bakar dari sektor transportasi, industri dan rumah tangga serta emisi CO 2 yang dihasilkannya dapat dilihat pada Buku Data Tabel Tambahan SP-2B, SP-3A, dan SP-4B. Emisi CO 2 dari sektor transportasi dihasilkan sebesar 1.923.596,08 tontahun, sektor industri menghasilkan emisi CO 2 sebesar 511.149,78 tontahun dan rumah tangga menghasilkan emisi CO 2 sebesar 385.241,01 tontahun. Terjadi peningkatan perkiraan emisi CO 2 yang dihasilkan dari sektor industri dan rumah tangga, sementara untuk sektor transportasi terjadi penurunan emisi yang dihasilkan dari tahun sebelum-sebelumnya. Peningkatan jumlah emisi dari sektor industri dan rumah tangga tentu saja disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penggunaan bahan bakar yang dikonsumsi di sektor industri maupun rumah tangga.