Tekanan Kebakaran Lahan dan Hutan a. Status

30 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I-

c. Tutupan Hutan

Sementara untuk menghitung indeks tutupan hutan yang pertama kali dilakukan adalah menjumlahkan luas hutan primer dan hutan sekunder untuk setiap kabupatenkota. Nilai indeks didapatkan dengan formula: di mana : ITH = indeks tutupan hutan LHP = luas hutan primer LHS = luas hutan sekunder LKH = luas kawasan hutan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan. Khusus untuk Kota Jambi digunakan perbandingan antara luas tutupan lahan bervegetasi hutan dengan 30 persen luas wilayah. Formula ini mengacu pada Pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, karena di wilayah Kota Jambi tidak terdapat kawasan hutan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan.

2. Hasil Perhitungan IKLH

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dihitung dengan menggunakan bobot yang sama, di mana masing-masing komponen IPA, IPU dan ITH dipandang memiliki peran yang seimbang sehingga masing-masing diberi bobot 13 dari total IKLH. Hasil penghitungan nilai IKLH ditetapkan menjadi klasifikasi kualitas lingkungan hidup ke dalam 7 tujuh kategori. Penentuan klasifikasi dilakukan sebagai berikut :  Unggul; IKLH 90  Sangat baik; 82 IKLH = 90  Baik; 74 IKLH = 82  Cukup; 66 = IKLH = 74  Kurang; 58 = IKLH 66  Sangat Kurang; 50 = IKLH 58  Waspada; IKLH 50 Sebagai salah satu provinsi yang mengadopsi perhitungan indeks kualitas lingkungan hidup berdasarkan IKLH Kementerian Lingkungan Hidup RI, maka IKLH Provinsi Jambi dihitung pada tingkat kabupatenkota sehingga akan didapat indeks di 31 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- tingkat Provinsi. Perhitungan IKLH KabupatenKota didapat dengan perhitungan terhadap indeks pencemaran air IPA, indeks pencemaran udara IPU, dan indeks tutupan hutan ITU di masing-masing kabupatenkota. Dari sebelas kabupatenkota yang ada di Provinsi Jambi, ada lima kabupatenkota yang memiliki IKLH di atas IKLH Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kota Sungai Penuh, dimana Kota Sungai Penuh mempunyai IKLH tertinggi 94,61 dan Kabupaten Tebo mempunyai IKLH terendah 78,55. Perhitungan untuk masing-masing Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di setiap kabupatenkota di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.4. Tabel 1.4. IKLH KabupatenKota di Provinsi Jambi Tahun 2014. No. KabupatenKota 2014 IPA IPU ITH IKLH Rangking 1. Kabupaten Kerinci 88,30 99,52 79,26 89,03 2 2. Kabupaten Merangin 85,24 99,34 63,77 82,78 5 3. Kabupaten Sarolangun 89,56 99,38 57,18 82,04 6 4. Kabupaten Batanghari 89,38 99,29 55,06 81,24 8 5. Kabupaten Muaro Jambi 89,56 99,50 67,52 85,53 4 6. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 89,74 99,65 72,42 87,27 3 7. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 89,20 99,51 47,85 78,85 10 8. Kabupaten Tebo 90,46 99,59 45,59 78,55 11 9. Kabupaten Bungo 89,74 99,51 54,55 81,27 7 10. Kota Jambi 89,74 99,39 54,11 81,08 9 11. Kota Sungai Penuh 90,64 98,85 94,35 94,61 1 Provinsi Jambi 82,74 Sumber : BLHD Provinsi Jambi, 2015.

a. Indeks Pencemaran Air IPA

Dari sebelas kabupatenkota di Provinsi Jambi, nilai IPA pada tahun 2014 meningkat pada sepuluh kabupatenkota bila dibandingkan dengan nilai IPA pada tahun 2013 dengan peningkatan sebesar 0,54 sampai 12,00, hanya Kabupaten Merangin yang menurun nilai IPA nya sebesar 0,54. Nilai I PA KabupatenKota di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.5. Hasil perhitungan IPA dapat dilihat pada Lampiran 3. Peningkatan nilai IPA pada sepuluh kabupatenkota merupakan indikasi bahwa berbagai upaya yang telah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan