Respon Kebakaran Lahan dan Hutan a. Status

31 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- tingkat Provinsi. Perhitungan IKLH KabupatenKota didapat dengan perhitungan terhadap indeks pencemaran air IPA, indeks pencemaran udara IPU, dan indeks tutupan hutan ITU di masing-masing kabupatenkota. Dari sebelas kabupatenkota yang ada di Provinsi Jambi, ada lima kabupatenkota yang memiliki IKLH di atas IKLH Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kota Sungai Penuh, dimana Kota Sungai Penuh mempunyai IKLH tertinggi 94,61 dan Kabupaten Tebo mempunyai IKLH terendah 78,55. Perhitungan untuk masing-masing Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di setiap kabupatenkota di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.4. Tabel 1.4. IKLH KabupatenKota di Provinsi Jambi Tahun 2014. No. KabupatenKota 2014 IPA IPU ITH IKLH Rangking 1. Kabupaten Kerinci 88,30 99,52 79,26 89,03 2 2. Kabupaten Merangin 85,24 99,34 63,77 82,78 5 3. Kabupaten Sarolangun 89,56 99,38 57,18 82,04 6 4. Kabupaten Batanghari 89,38 99,29 55,06 81,24 8 5. Kabupaten Muaro Jambi 89,56 99,50 67,52 85,53 4 6. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 89,74 99,65 72,42 87,27 3 7. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 89,20 99,51 47,85 78,85 10 8. Kabupaten Tebo 90,46 99,59 45,59 78,55 11 9. Kabupaten Bungo 89,74 99,51 54,55 81,27 7 10. Kota Jambi 89,74 99,39 54,11 81,08 9 11. Kota Sungai Penuh 90,64 98,85 94,35 94,61 1 Provinsi Jambi 82,74 Sumber : BLHD Provinsi Jambi, 2015.

a. Indeks Pencemaran Air IPA

Dari sebelas kabupatenkota di Provinsi Jambi, nilai IPA pada tahun 2014 meningkat pada sepuluh kabupatenkota bila dibandingkan dengan nilai IPA pada tahun 2013 dengan peningkatan sebesar 0,54 sampai 12,00, hanya Kabupaten Merangin yang menurun nilai IPA nya sebesar 0,54. Nilai I PA KabupatenKota di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.5. Hasil perhitungan IPA dapat dilihat pada Lampiran 3. Peningkatan nilai IPA pada sepuluh kabupatenkota merupakan indikasi bahwa berbagai upaya yang telah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan 32 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2014 I- pemerintah kabupatenkota dalam kegiatan pengendalian pencemaran air telah berdampak positif, dari mulai penyiapan perangkat peraturan, pengawasan di lapangan sampai pada pemberian sanksi bagi badan usaha yang melanggar. Sementara penurunan nilai IPA pada Kabupaten Merangin lebih disebabkan karena aktivitas penambangan bahan galian C pasir dan batu kerikil pada bagian hulu Sungai Batang Tabir yang menjadi titik sampel pemantauan kualitas air sungai di Kabupaten Merangin. Tabel 1.5. Indeks Pencemaran Air IPA KabupatenKota di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014. No. KabupatenKota 2013 2014 Perubahan 1. Kabupaten Kerinci 87.76 88,30 0,54 2. Kabupaten Merangin 85.78 85,24 -0,54 3. Kabupaten Sarolangun 84.52 89,56 5,04 4. Kabupaten Batanghari 81.84 89,38 7,54 5. Kabupaten Muaro Jambi 82.36 89,56 7,20 6. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 81.98 89,74 7,76 7. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 80.94 89,20 8,26 8. Kabupaten Tebo 82.54 90,46 7,92 9. Kabupaten Bungo 85.96 89,74 3,78 10. Kota Jambi 83.98 89,74 5,76 11. Kota Sungai Penuh 78.64 90,64 12,00 Provinsi Jambi Sumber : BLHD Provinsi Jambi, 2015.

b. Indeks Pencemaran Udara IPU

Nilai IPU pada tahun 2014 meningkat pada enam kabupatenkota yaitu Kabupaten Kerinci, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Bungo, dan Kota Jambi dengan nilai 0,07 sampai 0,75, sementara lima kabupatenkota lainnya yaitu Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tebo, dan Kota Sungai Penuh menurun dengan nilai 0,03 sampai 0,55. Nilai IPU KabupatenKota di Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.6. Hasil perhitungan IPU dapat dilihat pada Lampiran 4. Walaupun pada sebagian kabupatenkota nilai IPU mengalami penurunan, namun secara umum kualitas udara ambien pada seluruh kabupatenkota di wilayah Provinsi Jambi masih memenuhi baku mutu lingkungan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.