36 Kebijakan yang hanya dibuat oleh eksekutif di Indonesia di antaranya
adalah : a. Peraturan Pemerintah PP
b. Keputusan Presiden Kepres c. Keputusan Menteri atau kepala lembaga pemerintah non departemen
d. Dan seterusnya. Kebijakan eksekutif pada tingkat daerah di antaranya :
a. Keputusan gubernur dan bertingkat keputusan dinas-dinas di bawahnya. b. Keputusan bupatiwalikota dan bertingkat keputusan dinas-dinas di
bawahnya. 3. Karakter. Karakter adalah bagian dari kebijkan tertulis formal, yang dalam
hal ini kebijakan publik dibagi menjadi 2 yaitu : a. Regulatif versus deregulatif atau restriktif versus non restriktif.
b. Alokatif versus distributif atau redistributif. Kebijakan jenis pertama adalah kebijakan yang menetapkan hal-hal yang
dibatasi dan hal-hal yang dibebaskan dari pembatasan-pembatasan. Sebagian besar kebijakan publik berkenaan dengan hal yang regulatif atau restruktif dan
deregulasi atau non restruktif. Kebijakan jenis kedua biasanya berupa kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan anggaran atau keuangan publik.
2.4.2. Instrumen Kebijakan Publik di Daerah
Instrumen kebijakan publik di daerah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi hanya kepada kebijakan publik yang menyangkut bidang ekonomi,
berhubungan dengan keberadaan sektor informal termasuk PKL.
1. Regulasi
Regulasi pada tingkat daerah dapat dilakukan oleh kebijakan eksekutif saja dan atau kebijakan eksekutif bersama dengan legislatif DPRD. Kebijakan
eksekutif pada tingkat daerah hanya eksekutif dan bersama DPRD di antaranya : a. Keputusan gubernur dan bertingkat keputusan dinas-dinas di bawahnya.
b. Keputusan bupatiwalikota dan bertingkat keputusan dinas-dinas di bawahnya.
c. Peraturan daerah.
37
EKSEKUTIF LEGISLATIF
PUBLIK WALIKOTA
BUPATI DRAFT
BAGIAN HUKUM
TASK FORCE
DINAS DINAS
DINAS DINAS
DINAS LEGISLATIF
GUBERNUR BIRO HUKUM
PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PROVINSI
Hanya untuk Pajak, Retribusi,
APBD dan RTRW
Undang-undang No. 32 2004 Ayat 20 menyatakan bahwa pada setiap strata pemerintahan legislatif dan pemerintah; nasional, propinsi, dan kabupaten atau
kota harus mempertimbangkan aspek-aspek kepastian hukum, proporsional, efektivitas dan efisiensi. Undang-undang ini juga mengamanatkan kriteria-kriteria
baru untuk pembuatan peraturan daerah, yaitu: kejelasan tujuan, efektivitas, efisiensi, transparansi, kepastian hukum dan partisipasi masyarakat. Proses
penyusunan regulasi pada tingkat daerah digambarkan seperti pada Gambar 10 berikut.
Gambar 10. Proses Penyusunan Regulasi pada Tingkat Daerah
Sumber : UU 322004
Instrumen kebijakan publik pada tingkat daerah yang dimaksudkan untuk pengaturan perilaku, mengorganisir birokrasi, mendistribusikan benefit di
antaranya adalah pajak dan retribusi. Regulasi pajak daerah dan retribusi dikeluarkan dan dikelola pada tingkat daerah secara berjenjang.
2. Pajak
Pembangunan yang dilakukan Pemerintah Pusat atau Daerah merupakan hasil dari pendapatan negara setelah dikurangi dengan pengeluaran rutin. Besar-
kecilnya tabungan pemerintah ditentukan oleh hasil dari pajak-pajak dan hasil keluaran sumber daya alam, dikurangi dengan pengeluaran rutin. Untuk
memperbesar tabungan, Pemerintah Pusat atau Daerah berusaha memperbesar hasil dari pajak-pajak dan atau sumber daya alam serta memperkecil pengeluaran
38 rutin, melalui pengawasan yang ketat hingga tidak terjadi kebocoran dan korupsi
Soemitro, 1987. Pajak-pajak yang dipungut dan yang digunakan harus berdasarkan pada
undang-undang sehingga memiliki kekuatan paksa dan sanksi hukum, serta menuntut adanya pengawasan. Pajak-pajak ini pada hakekatnya mengenai hidup
negara secara ekonomis, bukan hidup secara manusiawi. Kebutuhan negara adalah kelangsungan hidup lembaga-lembaganya, yang
mampu melakukan fungsinya masing-masing. Banyak-sedikitnya uang yang diperlukan oleh negara tergantung kepada tingkat ekonomi negara serta rakyatnya.
Lebih besar tingkat ekonomi negara, lebih besar kebutuhannya dan lebih besar pula pendapatan Soemitro, 1987.
Pada hakekatnya pajak memiliki tujuan untuk memungut dana dari masyarakat. Definisi pajak menurut Sumihardjo dalam Apip 2006 adalah :
“Pajak adalah iuran wajijb, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”.
Definisi lainya adalah menurut Soemitro dalam Apip 2006 yaitu : “ Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplus yang digunakan untuk public saving untuk membiayai public investment”.
Sementara itu menurut Brotodihardjo dalam Apip 2006, pajak didefinisikan sebagai :
“ Pajak adalah keseluruhan dari peraturan yang meliputi wewenang
pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali kepada masyarakat melalui kas negara”.
Dari ketiga definisi tersebut terdapat beberapa hal yang dapat dikemukakan, yaitu :
a Pajak dipungut oleh pemerintah baik pusat atau daerah. b Tidak mengandung jasa timbal-balik secara langsung. c Pungutan pajak digunakan
untuk membiayai pengeluaran rutin. d Pajak digunakan untuk kesejahteraan umum. e Pajak mencakup barang dan jasa.
39
3. Retribusi