148
5.3.9. Waktu Operasi PKL B10
McGee dan Yeung 1977 menyatakan bahwa pola aktivitas PKL menyesuaikan denganp irama ciri kehidupan masyarakat sehari-hari. Penentuan periode waktu
kegiatan PKL didasarkan pula atau sesuai dengan perilaku kegiatan formal. Adapun perilaku kegiatan keduanya cenderung sejalan, walaupun pada saat tertentu kaitan
aktivitas keduanya lemah atau tidak ada hubungan langsung antara keduanya. Hasil analisis waktu operasi PKL disajikan pada Tabel 75.
Tabel 75. Waktu Operasi PKL
No. Waktu Operasi
Jumlah Persen
1. Malam-Pagi
39 32,50
2. Pagi-Malam
9 7,50
3. Pagi-Siang
51 42,50
4. Siang-Malam
21 17,50
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
Dalam penelitian ini, waktu operasi dibagi ke dalam 4 kelompok. Jika diamati, pengelompokan waktu operasi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas operasi PKL di
kota Bogor berlangsung penuh selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas PKL beroperasi pada waktu pagi-siang 42,50 . Waktu operasi ini
sesuai dengan aktivitas masyarakat umum yang umumnya berlangsung pagi-siang sehingga dengan waktu tersebut mereka dapat memperoleh konsumen secara
maksimal. Kondisi ini dapat teramati di sekitar Pasar Anyar dan Merdeka dimana pada waktu pagi-siang PKL beroperasi penuh, sedangkan menjelang sore-malam
kondisinya sangat sepi. Urutan waktu operasi berikutnya adalah
malam-pagi 32,50 . PKL tipe ini umumnya adalah pasar sayur malam. Waktu operasi berikutnya adalah siang-
malam 17,50 yang biasanya adalah PKL pasar kuliner, penjual kelontong dan penjual pakaian yang menggunakan tempatkios kecil di tempat-tempat ramai .
5.3.10. Lama Waktu Operasi C2
Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata PKL bekerja selama 10 jam 9,73 jam per hari. Waktu operasi ini sedikit lebih tinggi bila dibandingkan jam
kerja kantoran dari jam 08.00-16.00 yaitu sekitar 8 jam. Pengamatan lapangan
149
menunjukkan bahwa lama waktu operasi ini tergantung pada setiap PKL. Mereka cenderung berhenti bekerja jika barang dagangannya sudah cukup terjual.
Tabel 76. Lama Waktu Operasi
No. Lama Kerja jam
Ya Persen
1. = 5
5 4,17
2. 5-10
77 64,17
3. 10
38 31,67
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
Dari sisi jumlah hari kerja dalam seminggu C3, hasil analisis yang disajikan pada Tabel 77 menunjukkan bahwa mayoritas responden 75.00 bekerja penuh
selama seminggu tanpa memiliki hari libur. Kondisi ini mencirikan aktivitas usaha informal dimana mereka mengatur sendiri waktu liburnya. Mereka akan
libur bila ada keperluan tertentu saja. Tabel 77. Lama Hari Kerja dalam Seminggu
No. Lama Kerja Hari
Ya Persen
1. 5
5 4,17
2. 6
25 20,83
3. 7
90 75,00
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
5.3.11. Tempat Usaha B12
Hasil analisis pemanfaatan ruang bagi usaha PKL disajikan pada Tabel 78. Hasil analisis untuk ketiga tipologi menunjukkan bahwa mayoritas PKL
menempati badan jalan 48,33 , trotoar 37,50 , dan lahan parkir 14,17 . Tabel 78. Tempat Usaha
No. Tempat Usaha
Jumlah Persen
1. Trotoar
45 37,50
2. Lahan Parkir
17 14,17
3. Badan Jalan
58 48,33
Total 90
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
150
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa PKL menempati ruang publik dan ruang privat. Ruang publik merupakan ruang milik pemerintah yang
diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat luas, seperti taman atau hutan kota, trotoar, ruang terbuka hijau, lapangan, dan sebagainya, termasuk fasilitas atau
sarana yang terdapat di dalamnya seperti halte, jembatan penyeberangan, dan sebagainya. Ruang privat atau pribadi adalah ruang yang dimiliki oleh individu
atau kelompok tertentu, seperti lahan pribadi pemilik pertokoan, perkantoran, dan sebagainya. Penggunaan ruang-ruang inilah yang akhirnya menimbulkan konflik
kepentingan conflict of interest antara Pemerintah Kota, PKL, masyarakat dan bahkan pemilik ruang privat yang lahannya dipakai untuk PKL. Bentuk
penyelesaian konflik sangat kompleks. Dari sisi pelaku PKL Tabel 79, penempatan usaha di ruang publik dan
privat tersebut dipandang strategis 96,67 . Dari sisi usaha, PKL akan memilih
lokasi yang mendekati pasar atau pembeli. Mereka akan berusaha agar barang atau jasa yang dijual terlihat oleh pembeli.
Tabel 79. Posisi Lokasi Usaha
No. Posisi Usaha
Jumlah Persen
1. Strategis
116 96,67
2. Tidak Strategis
4 3,33
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
Dari aspek pemasaran, mereka akan memilih lokasi-lokasi yang strategis dan menguntungkan di pusat kota atau lokasi aktivitas masyarakat, seperti lokasi
aktivitas perdagangan, pendidikan, perkantoran, dan aktivitas sosial masyarakat lainnya. Dalam teori lokasi disebutkan bahwa bagi pedagang terdapat
kecenderungan untuk berorientasi kepada konsentrasi konsumen dalam menentukan lokasi tempat usaha Djojodipuro, 1992. Sesuai pula dengan yang
dikatakan dalam ilmu manajemen bahwa salah satu kriteria dalam pemilihan lokasi adalah dekat dengan pasar Umar H, 2005.
5.3.12. Luas Tempat Usaha B13