144
4. Tidak memerlukan ketersediaan fasilitas dan utilitas pelayanan umum. Transportasi murahdekat rumah juga menjadi pertimbangan responden dalam
memilih lokasi usaha. Hasil penelitian
Rachbini dan Hamid 1994 mengenai PKL di Jakarta dan Surabaya mengemukakan bahwa ada korelasi yang tinggi antara tingkat
mobilitas tempat usaha dengan mobilitas tempat tinggal. Dengan kata lain mobilitas tempat tinggal terjadi karena mobilitas tempat usaha dan bukan sebaliknya. Massa
pedagang dan jasa informal harus mengikuti dan bertempat tinggal di mana saja dan ke mana gerobak alat dagangannya akan dipangkalkan. Mereka harus dekat dengan
tempat usaha. Jika tidak, mereka akan dililit oleh masalah ongkos transportasi dan kesulitan-kesulitan lain menyangkut cara membawa dan menyimpan alat-alat
usahanya. Dalam teori lokasi yang mengemukakan tentang transportasi disebutkan bahwa
penting untuk menentukan lokasi sehingga diperoleh biaya angkutan minimum Djojodipuro, 1992. Hal ini berkaitan pula dengan ketersediaan sarana transportasi,
baik bagi PKL bersangkutan maupun bagi pembelikonsumen. Aktivitas perekonomian kota umumnya merupakan tempat yang mudah dijangkau oleh
masyarakat dan pelaku kegiatan.
5.3.6. Jenis Barang Dagangan B6
Jenis barang dagangan PKL sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang ada di sekitar kawasan di mana pedagang tersebut beraktivitas. Misalnya di suatu kawasan
perdagangan, maka jenis dagangan yang ditawarkan akan beranekaragam, bisa berupa makananminuman, barang kelontong, pakaian, dan lain-lain. Jenis dagangan yang
ditawarkan oleh PKL dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu : 1. Makanan yang tidak dan belum diproses, termasuk di dalamnya makanan mentah
seperti daging, buah-buahan, dan sayuran. 2. Makanan siap saji, seperti nasi dan lauk-pauk serta minuman.
3. Barang bukan makanan, mulai dari tekstil hingga obat-obatan. 4. Jasa, yang terdiri dari beragam aktivitas, misalnya tukang potong rambut dan lain
sebagainya. Hasil analisis jenis barang dagangan PKL untuk tiga tipologi PKL disajikan pada
Tabel 72.
145
Tabel 72. Jenis Barang Dagangan PKL
No. Jenis Barang Dagangan
Jumlah Persen
1. Sayur- mayur
51 42,50
2. Makananlauk-ppauk mentah
11 9,17
3. Bumbu dapur
4 3,33
4. Makananminuman jadi
36 30,00
5. Asesoris
1 0,83
6. Lainnya
17 14,17
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas pedagang 42,50 memilih berdagang sayur-mayur, diikuti oleh makananminuman jadi 30,00 , barang
dagangan lainnya 14,17 , makananlauk-pauk mentah 9,17 , bumbu dapur 3,33 , dan asesoris 0,83 . Hasil ini konsisten dengan tipologi pedagang
yang digunakan sebagai populasi penelitian yaitu pasar tumpah dengan jenis barang dagangan beragam jenis barang dagangan lainnya, pasar sayur malam
jenis barang dagangan sayur-mayur, dan pasar kuliner jenis barang dagangan makananlauk-pauk mentah dan makananminuman jadi.
5.3.7. Jenis Sarana Usaha yang Digunakan B8
Bentuk sarana perdagangan yang digunakan oleh PKL dalam menjalankan aktivitasnya sangat bervariasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh McGee dan
Yeung 1977 di kota-kota di Asia Tenggara menunjukkan bahwa pada umumnya bentuk sarana tersebut sangat sederhana dan biasanya mudah untuk dipindah atau
dibawa dari satu tempat ke tempat lain dan dipengaruhi oleh jenis dagangan yang dijual.
Hasil analisis terhadap tiga tipologi PKL Tabel 73 menunjukkan bahwa mayoritas responden 49,17 menggunakan gelaran atau hamparan dalam
berdagang. Gelaran atau alas tersebut berupa tikar, terpal, kain atau lainnya untuk menjajakan dagangan. Pedagang PKL tipe ini dapat dikategorikan dalam aktivitas
semi permanen semi static.
146
Tabel 73. Sarana Usaha yang Digunakan PKL
No. Sarana Usaha
Jumlah Persen
1. Warung tenda
23 19,17
2. Gerobakkereta dorong
30 25,00
3. Pikulankeranjang
6 5,00
4. Gelaranhamparan
59 49,17
5. Kios
0,00 6.
Sementara 1
0,83 7.
Lainnya: mobil, sepeda, dan lain-lain 1
0,83
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
Sebanyak 25,00 responden menggunakan gerobak atau kereta dorong . Bentuk sarana ini terdiri dari 2 macam, yaitu gerobakkereta dorong tanpa atap dan
gerobakkereta dorong yang beratap untuk melindungi barang dagangan dari pengaruh cuaca. Bentuk ini dapat dikategorikan sebagai aktivitas PKL yang permanen
static atau semi permanen semi static, dan umumnya dijumpai pada PKL yang berjualan makanan, minuman, dan rokok. Dikelompokkan permanen jika
gerobakkereta dorong tersebut tidak dipindah-pindah atau menetap dan dikatakan semi permanen jika berpindah-pindah.
Warung tenda juga banyak digunakan sebagai sarana usaha 19,17 .
Gerobakkereta dorong diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi dengan kursi danatau meja. Bagian atap dan sekelilingnya biasanya ditutup dengan
pelindung yang terbuat dari plastik, terpal atau lainnya yang tidak tembus air. Berdasarkan sarana usaha tersebut, PKL demikian dapat dikategorikan sebagai
pedagang permanen static yang umumnya untuk jenis dagangan makanan dan minuman.
Sebagian PKL 5,00 menggunakan pikulankeranjang. Bentuk sarana perdagangan ini digunakan oleh PKL keliling mobile hawkers atau semi permanen
semi static, yang sering dijumpai pada PKL yang berjualan beragam jenis barang dan minuman. Bentuk ini dimaksudkan agar barang dagangan mudah dibawa atau
dipindah tempat. Tidak terdapat PKL yang menggunakan sarana kios 0,00 . Bentuk sarana
PKL ini menggunakan papan-papan yang diatur sedemikian rupa sehingga
147 menyerupai sebuah bilik semi permanen dan si pedagang juga tinggal di tempat
tersebut. PKL ini dapat dikategorikan sebagai pedagang menetap static.
Sarana lain seperti mobil, sepeda, dan lain-lain juga digunakan oleh PKL 0,83 .
Bentuk sarana ini digunakan oleh PKL keliling mobile hawkers atau semi permanen semi static yang berpindah-pindah lokasi untuk mencari konsumen.
5.3.8. Pola Penyebaran PKL B9