241
- Tempat usaha PKL tidak dalam bentuk kios-kios permanen ataupun semi
permanen. - Pembuatan tempat usaha diserahkan kepada PKL dengan ketentuan harus
portable . Pemerintah atau pengelola hanya menyediakan gambar model, aturan
warna atau jenis bahan yang dipergunakan. - Sarana prasarana yang disediakan dalam bentuk jalan yang berputar-putar
mempunyai aksesibilitas tinggi, sarana toilet, sarana ibadah, kantor pengelola, prasarana parkir, sarana hiburan dalam bentuk panggung massal, dan sarana
lain yang benar-benar diperlukan. - Pengaturan waktu berjualan.
- Jangan menghilangkan ciri khas PKL. - Persiapkan akses angkutan umum dari banyak arah angkutan umum hanya
diizinkan lewat, bukan parkir ataupun terminal. - Lakukan sosialisasi dan promosi yang intensif.
8.4. Langkah-langkah Strategis
Untuk memperoleh hasil yaang optimal, langkah-langkah yang sangat diperlukan dalam implementasi usulan strategi adalah sebagia berikut :
- Melakukan studi kelayakan menyeluruh sehingga dapat menampung keinginan atau harapan PKL, masyarakat, pemerintah, dan pengelola.
- Prioritas utama penempatan adalah untuk pedagang lama. Apabila masih terdapat tempat kosong, pemberian izin bisa diberikan kepada pedagang atau
PKL baru. - Pedagang atau PKL tidak diperkenankan membeli atau mengontrak tempat
untuk jangka waktu lama, melainkan diberlakukan sewa harian jika mereka berjualan. Jika dalam jangka waktu tertentu pedagangatau PKL tidak
beroperasi maka tempat tersebut dapat diberikan kepada pedagang atau PKL lain yang memerlukan.
- Untuk jangka waktu tertentu pedagang dibebaskan dari sewa tempat. Ini belajar dari kasus keberhasilan relokasi di Singapura dimana pada tahap awal
biaya sewa tempat sudah termasuk pada biaya perijinan Azhar, 2011 - Lakukan pendekatan persuasif, bijak, dan tegas kepada tokoh pedagang atau
oknum yang menjadi backing pedagang di tempat lama, karena mereka
242 diperlukan oleh PKL. Selama tidak melanggar hukum maka keberadaan
mereka tidak perlu dihilangkan, tetapi diatur dan dibatasi.
- Pemerintah harus konsekuen, konsisten, tegas, dan bijak. Pemerintah harus mau belajar dari kegagalan masa lalu. Jangan semua kesalahan ditimpakan
hanya kepada PKL.
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN
9.1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Umum. PKL Kota Bogor dapat dikarakteristikkan sebagai berikut : a berpendidikan rendah, tidak dapat dikategorikan miskin karena
mereka bukan penerima BLT dan mampu mendapatkan pendapatan bersih di atas UMR kota, mayoritas tidak memiliki usaha sebelum menjadi PKL, sudah
lama menjadi PKL dan mereka memilih berlokasi di tempat strategis menempati badan jalan dan trotoar dengan luasan rata-rata 4m
2
; b Bekerja dalam lingkungan kotor dengan jam kerja rata-rata 10 jam perhari dan tanpa
hari libur, pekerjanya tidak memiliki jaminan sosial dan sebagian besar belum terdaftar di pemerintah kota; c Diperlukan modal kecil untuk
menjadi PKL antara Rp 1.000.000,- – Rp 5.000.000,- dengan mayoritas bersumber dari modal sendiri, mereka harus membayar untuk mendapatkan
lapak kepada paguyuban atau oknum. Dari sisi biaya, komponen biaya resmi kebersihan dan restribusi lebih kecil dibandingkan biaya tidak resmi
keamanan. Harapan PKL. Secara umum PKL mengharapkan akses memperoleh
pinjaman, bantuan memperoleh suplai dan penataan usaha atau tempat. PKL menyadari bahwa usaha mereka di ruang publik atau privat
menyalahimelanggar aturan Pemerintah Kota dan menunjukkan keinginan untuk ditata dan dikelola di tempat usaha sekarang.
Persepsi Masyarakat, Pemasok, dan Pesaing. Baik pemasok dan pesaing memandang PKL tidak mengganggu usaha mereka. Pemasok menyatakan
bahwa keberadaan PKL menambah rantai pemasaran. Dari sisi manfaat keberadaan PKL, pesaing menyatakan bahwa keberadaan PKL dapat
menurunkan jumlah pengangguran yang ada di masyarakat. Pemasok dan masyarakat umum menyatakan bahwa keberadaan PKL membuat mereka