BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR
4.1. Kondisi dan Potensi
Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada di bawah wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang 50 km dari
pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta. Kota dengan luas 11.850 ha ini dihuni lebih dari 820.707 jiwa yang tersebar di 6 kecamatan, 68 kelurahan, yang
dibatasi oleh Kabupaten Bogor. Sebelah Utara
: Wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja.
Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas.
Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi. Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin.
Kota Bogor terletak pada ketinggian antara 190 sampai dengan 350 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 4.000 mmtahun. Tingginya
curah hujan di Kota Bogor menyebabkan mendapat julukan Kota Hujan, dan terkadang salah diartikan juga sebagai daerah “pengirim” banjir ke Jakarta
melalui dua sungai besar, yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Secara administratif, kota Bogor dikelilingi oleh Kabupaten Bogor dan sekaligus
menjadi pusat pertumbuhan Bogor Raya dan secara geografis dikelilingi oleh bentangan pegunungan, mulai dari GunungPegunungan Pancar, Megamendung,
Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Salak dan Gunung Halimun yang menyerupai huruf U.
Secara topografis, kemiringan tanah di Kota Bogor berkisar antara 0-15 persen dan hanya sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15-30
persen. Jenis tanah di hampir seluruh wilayah adalah lotosil coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah yang halus
serta bersifat agak peka terhadap erosi. Dengan ketinggian antara 190-330 m diatas permukaan laut, suhu di Kota Bogor relatif sejuk, didukung frekuensi curah
hujan cukup tinggi. Pada tahun 2010 curah hujan tertinggi pada bulan Februari
106 806,4 mm dan terendah pada bulan Desember 276,8 mm. Jumlah rata-rata
hujan di Kota Bogor selama tahun 2010 adalah 21 hari per bulan. Berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Tahun 1999-2009, fungsi Kota Bogor adalah : 1. Sebagai kota perdagangan
2. Sebagai kota industri 3. Sebagai kota permukiman
4. Wisata ilmiah 5. Kota pendidikan
Dalam konteks regional, posisi straregis kota Bogor adalah : 1. Kabupaten Bogor, bahwa kota Bogor sebagai pusat pengembangan di
Wilayah VII yang melayani areal kota Bogor dan areal sekitar kota Bogor. 2. Jabodetabek, bahwa kota Bogor merupakan kota yang diarahkan untuk
menampung 1,5 juta jiwa pada tahun 2009. 3. Negara, kota Bogor merupakan kota yang menampung kegiatan yang jenuh di
ibukota. Dalam konteks internasional, kota Bogor merupakan pusat kegiatan-kegiatan
internasional seperti konferensi antara lain Jakarta Informal Meeting untuk APEC yang dihadiri oleh para pemimpin negara dari Asia Pasifik termasuk
Amerika Serikat. Dengan demikian kota Bogor harus menyiapkan dirinya menjadi kota jasa yang siap melayani
kebutuhan event-event
nasionalinternasional yang diselenggarakan di kota Bogor. Pelayanan yang ekstra bagi pemenuhan kebutuhan warga juga menjadi
tuntutan utama karena semakin berkembang dan beragamnya kebutuhan seluruh warga terhadap barang dan jasa. Implikasi dari semua ini adalah meningkatnya
kebutuhan pengadaan sarana transportasi masyarakat kota, timbulnya kemacetan, meningkatnya jumlah PKL secara berlebihan, rusaknya tata kota, semakin
menurunnya kualitas kebersihan kota sebagai akibat dari kelebihan penduduk dan segala aktivitasnya yang melebihi daya dukung lingkungan.
Dengan posisi yang strategis sebagai salah satu penyangga ibukota serta kondisi alamnya yang relatif lebih nyaman dibanding kota penyangga lainnya,
kota Bogor menjadi pilihan bagi penduduk, baik yang datang dari sekitar Bogor
107 maupun para perantau dari daerah lain yang menjadikan Bogor atau Jakarta
sebagai sumber mencari mata pencaharian. Kondisi tersebut memberikan dampak yang luas bagi kota Bogor, baik dalam tatanan kependudukan, kemasyarakatan
maupun perekonomian, dan kondisi lainnya.
4.2. Sejarah Kota Bogor