185 Widodo 2006 yang menggunakan analisis input-output dalam analisis PKL
di Yogyakarta menyatakan bahwa sektor informal berkontribusi positif pada pembangunan DIY melalui peningkatan output, penyediaan lapangan kerja,
pendapatan masyarakat. Perlu diingat bahwa kontribusi positif sektor informal mempunyai batas tertentu sehingga kontribusinya akan menurun jika sudah
melebihi batas tersebut.
2. PKL sebagai Peluang Mata Pencaharian
PKL adalah suatu profesi yang hadir seiring dengan perkembangan kota. Selain sebagai lapangan kerja, PKL juga mampu memberikan jasa yang dapat
terjangkau mayoritas penduduk urban. PKL adalah bagian integral dari ekonomi kota, menyediakan jasa-jasa penting dan menciptakan lapangan kerja sendiri dan
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Timalsina, 2011. Peran PKL dalam ekonomi sama pentingnya dengan penyediaan barang dan jasa bagi penduduk
urban. Dalam konteks ini, bekerja sebagai PKL menarik bagi mereka yang memiliki
peluang terbatas untuk mendapatkan pekerjaan formal atau bisnis yang prestisius, dan meminimalkan peluang ekslusi sosial dan marginalisasi. PKL semakin
menjadi opsi mata pencaharian bagi orang-orang termarginalkan. PKL mampu menyediakan lapangan kerja musiman bagi penduduk pedesaan dan menjadi
sumber pendapatan. Oleh karenanya, PKL dapat dipandang sebagai peluang bagi komuniytas miskin.
a. Peluang Kerja dan Lapangan Kerja
Agar dapat bertahan hidup maka penduduk yang bermigrasi ke wilayah urban harus menciptakan lapangan kerja sendiri untuk menghasilkan pendapatan. PKL
menjadi peluang pekerjaan dan lapangan kerja bagi penduduk miskin dan penduduk yang kurang sejahtera. Sektor ini juga berhubungan dengan sektor
formal dalam penyediaan tenaga kerja dan pemasaran produk. Studi menunjukkan bahwa beragam barang yang dijual oleh PKL seperti baju, sepatu dan sandal,
barang-barang plastik dan alat-alat rumah tangga diproduksi oleh industri rumah tangga. Industri ini sangat tergantung pada PKL dalam memasarkan produknya
Gottdiener and Budd, 2005. Dengan cara ini, PKL memberikan jasa dalam
186 keberlanjutan industri-industri rumah tangga yang akan menggerakkan ekonomi
wilayah. Selain menjadi mata pencaharian bagi sebagian penduduk kota, sektor ini juga
memberikan peluang kerja bagi warga yang lebih berpendidikan, seiring menurunnya lapangan kerja formal. Dalam derajat tertentu, PKL menjadi pilihan
bagi orang yang tidak mendapatkan pekerjaan meski berpendidikan dan berketerampilan mencukupi. Pekerjaan sebagai PKL di kota Bogor dapat
menyerap mereka yang berpendidikan SMA atau sederajat 10,83 dan akademi atau sederajat 2,50 .
Di sisi lain, melalui penyediaan barang yang murah maka penduduk miskin mampu mendapatkan kebutuhan dasarnya melalui PKL. Kelompok berpendapatan
rendah membelanjakan pendapatannya ke PKL karena harga murah dan terjangkau Bhowmik, 2005. Dengan cara ini, PKL membantu kelompok warga
lain untuk bertahan hidup. Melalui penyediaan barang murah, PKL dapat dikatakan menyediakan subsidi bagi penduduk miskin urban, subsidi yang
seharusnya disediakan oleh Pemerintah Kota.
b. Mata Pencaharian bagi Keluarga Batih
PKL mampu memberikan peluang pendapatan dan mata pencaharian bagi anggota keluarga batih karena para migran terkadang membawa keluarganya ke
kota. Kebutuhan dasar anggota keluarga ini menjadi tanggung jawab anggota keluarga yang muda dan dewasa. Di kota Bogor, beberapa PKL bekerja sebagai
PKL untuk menghidupi keluarga tanggungannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara rata-rata responden PKL di kota Bogor memiliki tanggungan lebih
dari 3 orang 62,50 .
6.2. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan PKL