Status Perkawinan Tingkat Pendidikan A6

129 tahun 32,50 , 46-65 tahun 15,00 , ≤ 20 tahun 4,17 , dan 65 tahun 0,83 . Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah kelompok usia dewasa dan dipandang sudah memiliki pertimbangan yang rasional dalam berusaha. Kecenderungan serupa ditunjukkan dalam analisis kelompok umur responden menurut tipologinya. Untuk ketiga tipologi, kelompok umur antara 31-45 tahun mendominasi pasar tumpah 47,50 , pasar sayur malam 55,00 , dan pasar kuliner 40,00 . Kelompok umur responden menurut tipologi disajikan pada Tabel 49. Tabel 49. Kelompok Umur Responden menurut tipologi No. Kelompok Umur tahun Tipologi Pasar Tumpah Pasar Sayur Malam Pasar Kuliner Jml Jml Jml 1. ≤ 20 3 7,50 1 2,50 1 2,50 2. 20 - 30 14 35,00 12 30,00 13 32,50 3. 31 - 45 19 47,50 22 55,00 16 40,00 4. 46 - 65 4 10,00 5 12,50 9 22,50 5. 65 0,00 0,00 1 2,50 Total 40 100,00 40 100,00 40 100,00 Sumber : Data Primer 2011 diolah

5.2.3. Status Perkawinan

Analisis demografis untuk status perkawinan responden disajikan pada Tabel 50. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah menikah 72,50 dan sisanya 27,50 belum menikah. Tabel 50. Status Perkawinan No. Status Perkawinan Jumlah Persen 1. Belum menikah 33 27,50 2. Menikah 87 72,50 Total 120 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah Kecenderungan serupa juga ditunjukkan oleh ketiga tipologi dimana mayoritas responden adalah sudah menikah. Hasil ini nampak konsisten dengan 130 hasil pada kelompok umur responden dimana mayoritas responden adalah kelompok dewasa yang berada dalam usia pernikahan Tabel 49. Hasil analisis status perkawinan responden menurut tipologinya disajikan pada Tabel 51. Tabel 51. Status Perkawinan menurut Tipologi PKL No. Status Perkawinan Pasar Tumpah Pasar Sayur Malam Pasar Kuliner Jml Jml Jml 1. Belum menikah 15 37,50 8 20,00 10 25,00 2. Menikah 25 62,50 32 80,00 30 75,00 Total 40 100,00 40 100,00 40 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah Dari Tabel 51 nampak bahwa untuk tipologi pasar tumpah, sebanyak 62,50 sudah menikah, untuk pasar sayur malam sebanyak 80,00 sudah menikah, dan untuk pasar kuliner sebanyak 75,00 sudah menikah.

5.2.4. Tingkat Pendidikan A6

Salah satu ciri dari sektor informal adalah rendahnya tingkat pendidikan para pelakunya. Analisis demografis untuk tingkat pendidikan responden disajikan pada Tabel 52. Tabel 52. Tingkat Pendidikan Responden No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persen 1. SDsederajat 67 55,83 2. SMPsederajat 37 30,83 3. SMAsederajat 13 10,83 4. Akademisederajat 3 2,50 5. Sarjana 0,00 6. Pascasarjana 0,00 Total 120 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah Tabel 52 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SD atau sederajat yaitu sebesar 55,83 . Urutan selanjutnya adalah SMP atau sederajat 30,83 , SMA atau sederajat 10,83 , dan akademi atau sederajat 2,50 . Tidak terdapat responden dengan tingkat pendidikan sarjana dan pascasarjana. 131 Tabel 53. Tingkat Pendidikan Responden menurut Tipologi PKL No Pendidikan Pasar tumpah Pasar Sayur Malam Pasar Kuliner Jml Jml Jml 1 SDsederajat 22 55,00 27 67,50 18 45,00 2 SMPsederajat 12 30,00 13 32,50 12 30,00 3 SMAsederajat 6 15,00 0,00 7 17,50 4 Akademisederajat 0,00 0,00 3 7,50 5 Sarjana 0,00 0,00 0,00 6 Pascasarjana 0,00 0,00 0,00 Total 40 100,00 40 100,00 40 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah Berdasarkan tipologinya, dapat dilihat bahwa ketiga tipologi menunjukkan kecenderungan yang sama dimana tingkat pendidikan dasar SD atau sederajat mendominasi responden. Tingkat pendidikan untuk pasar kuliner lebih beragam dimana terdapat 7,50 responden berpendidikan akademi atau sederajat yang kemungkinan disebabkan karena usaha kuliner membutuhkan skill khusus. Tingginya persentase tingkat pendidikan SD menunjukkan bahwa mayoritas responden pelaku PKL berpendidikan rendah. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Timalsina 2011 bahwa a ktivitas PKL didominasi oleh migran dari pedesaan dengan pendidikan dan skill rendah. Beberapa peneliti seperti Suharto 2003 dalam studi PKL di Bandung, Budi 2006 dalam studi PKL di Pemalang, Disperindagkop kota Bogor 2009 juga menunjukkan bahwa mayoritas PKL berpendidikan setara SD.

5.2.5. Asal Responden A7

Dokumen yang terkait

Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Tasikmalaya Secara Partisipatif

7 70 295

Karakteristik dan permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) serta strategi penataan dan pemberdayaannya dalam kaitan dengan pembangunan ekonomi wilayah di kota Bogor

1 43 649

Strategi Penataan Pedagang Kaki Lima di Jalan Dewi Sartika Kota Bogor

1 15 207

Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Tasikmalaya Secara Partisipatif

0 29 145

POLA PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SURAKARTA BERDASAR PADUAN KEPENTINGAN PKL, WARGA MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH KOTA

1 3 10

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 1 16

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkliwon).

0 1 8

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 2 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM PROGRAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN TAMAN PINANG.

3 35 100

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENATAAN LINGKUNGAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

0 0 9