104
•
Penataan PKL adalah usaha pemerintah kota atau lembaga-lembaga lain untuk menata atau mengatur tata letak tempat usaha PKL dengan tujuan
menghilangkan kesan-kesan negatif atas keberadaan PKL.
•
Toko pesaing adalah mereka yang berusaha di tempat formal tidak menggunakan ruang publik, menjual atau memproduksi barang atau jasa yang
sama ataupun berbeda dengan PKL, tetapi tempat tersebut menjadi terhalang oleh keberadaan PKL.
•
Pungutan liar adalah pembayaran yang dilakukan oleh PKL kepada oknum atau orang atau kelompok orang yang tidak jelas peruntukannya dan tidak
ada dalam peraturan resmi dari instansi terkait, atau pembayaran yang dilakukan bukan karena adanya transaksi jual-beli atau sewa-menyewa atas
pemilikan dan atau penggunaan suatu barang tertentu.
3.7. Keterbatasan Penelitian
Penelitian PKL di suatu perkotaan adalah sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan
tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1.
Hanya menggunakan tiga tipologi sebagai pewakil PKL sehingga tidak sepenuhnya dapat mewakili semua tipologi PKL yang ada di kota
Bogor. 2.
Terbatasnya ruang kota dan dana pembangunan perkotaan yang membatasi opsi-opsi strategisnya yang dapat dirumuskan.
3. Ketidaktersediaan database PKL terbaru sehingga informasi jumlah dan
sebaran PKL di kota Bogor masih tidak konklusif 4.
Kompleknya permasalahan PKL karena melibatkan banyak stakeholder dan banyak kepentingan yang pada gilirannya membatasi penyelesaian
masalah PKL.
BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR
4.1. Kondisi dan Potensi
Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada di bawah wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang 50 km dari
pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta. Kota dengan luas 11.850 ha ini dihuni lebih dari 820.707 jiwa yang tersebar di 6 kecamatan, 68 kelurahan, yang
dibatasi oleh Kabupaten Bogor. Sebelah Utara
: Wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja.
Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas.
Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi. Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin.
Kota Bogor terletak pada ketinggian antara 190 sampai dengan 350 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 4.000 mmtahun. Tingginya
curah hujan di Kota Bogor menyebabkan mendapat julukan Kota Hujan, dan terkadang salah diartikan juga sebagai daerah “pengirim” banjir ke Jakarta
melalui dua sungai besar, yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Secara administratif, kota Bogor dikelilingi oleh Kabupaten Bogor dan sekaligus
menjadi pusat pertumbuhan Bogor Raya dan secara geografis dikelilingi oleh bentangan pegunungan, mulai dari GunungPegunungan Pancar, Megamendung,
Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Salak dan Gunung Halimun yang menyerupai huruf U.
Secara topografis, kemiringan tanah di Kota Bogor berkisar antara 0-15 persen dan hanya sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15-30
persen. Jenis tanah di hampir seluruh wilayah adalah lotosil coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah yang halus
serta bersifat agak peka terhadap erosi. Dengan ketinggian antara 190-330 m diatas permukaan laut, suhu di Kota Bogor relatif sejuk, didukung frekuensi curah
hujan cukup tinggi. Pada tahun 2010 curah hujan tertinggi pada bulan Februari