22 mampu memenuhi permintaan yang karena jaraknya jauh akan mengakibatkan
biaya transportasi naik sehingga harga jualnya juga naik, karena tingginya harga jual maka pembelian makin berkurang. Hal ini mendorong petani lain melakukan
proses produksi yang sama untuk melayani permintaan yang belum terpenuhi. Dengan makin banyaknya petani yang menawarkan produk yang sama, maka akan
terjadi dua keadaan : 1 Seluruh daerah akan terlayani; 2 Persaingan antar petani penjual akan semakin tajam dan saling berebut pembeli. Losch berpendapat
bahwa akhirnya luas daerah pasar masing-masing petani penjual akan mengecil dan dalam keseimbangannya akan terbentuk segienam beraturan. Bentuk ini
dipilih karena menggambarkan daerah penjualan terbesar yang masih dapat dikuasai setiap penjual dan berjarak minimum dari tempat lokasi kegiatan
produksi yang bersangkutan. Keseimbangan yang dicapai dalam teori Losch berasumsi bahwa harga hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, oleh
karenanya keseimbangan akan terganggu bila salah seorang penjual menaikkan harga jualnya. Keputusan ini mengakibatkan tidak hanya pasar menyempit karena
konsumen tak mampu membeli tapi sebagian pasar akan hilang dan direbut oleh penjual yang berdekatan. Untuk memperluas jangkauan pasar dapat dilakukan
dengan menjual barang yang berbeda jenis dari yang sudah ditawarkan.
2.2.4 Teori Lokasi Industri Christaller
Walter Christaller 1933 menulis buku berjudul Central Places In Southern Germany
. Dalam buku ini Christaller mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model
Christaller ini merupakan suatu sistem geometri dimana angka 3 yang diterapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Itulah sebabnya disebut sistem
K=3 dari Christaller Tarigan, 2005. Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak
dengan ciri berikut:
1.
Wilayahnya adalah daratan tanpa roman, semua adalah datar dan sama
. 2.
Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah isotropic surface.
3.
Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh wilayah.
23
4.
Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak atau biaya.
Luas pemasaran minimal sangat tergantung pada tingkat kepadatan penduduk pada wilayah asumsi. Makin tinggi kepadatan penduduk makin kecil wilayah
pemasaran minimal, begitu sebaliknya. Wilayah pemasaran minimal disebut thereshold
. Tidak boleh ada produsen untuk komoditas yang sama dalam ruang threshold
. Apabila ada, salah satu akan gulung tikar atau kedua-duanya akan gulung tikar dan kemudian muncul pengusaha baru.
Model Chistaller tentang terjadinya model area perdagangan heksagonal sebagai berikut:
1. Mula-mula terbentuk areal perdagangan satu komoditas berupa lingkaran-
lingkaran. Setiap lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan threshold dari komoditas tersebut.
2. Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari komoditas
tersebut yang lingkarannya boleh tumpang tindih. 3.
Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh daratan
yang tidak lagi tumpang tindih. 4.
Tiap barang berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal sendiri- sendiri. Dengan menggunakan k=3, barang orde I lebar heksagonalnya
adalah 3 kali heksagonal barang orde II. Barang orde II lebar heksagonalnya adalah 3 kali heksagonal barang orde III, dan seterusnya. Tiap heksagonal
memiliki pusat yang besar kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal tersebut. Heksagonal yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih, tetapi
antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi tumpang-tindih. Berdasarkan model k=3, pusat dari hierarki yang lebih rendah berada pada sudut
dari hierarki yang lebih tinggi sehingga pusat yang lebih rendah berada pada pengaruh dari tiga hierarki yang lebih tinggi darinya.
Christaller menyatakan bahwa produsen berbagai jenis barang untuk orde yang sama cenderung berlokasi pada titik sentral di wilayahnya dan hal ini
mendorong terciptannya kota.
24 Uraian tentang range dan thereshold dapat menjelaskan mengapa terjadi
konsentrasi dari berbagai jenis usaha pada satu lokasi tetapi konsep itu tidak dapat menjelaskan mengapa dipasar juga ada kecenderungan bahwa pedagang dari
komoditas sejenis juga memilih untuk berlokasi secara berkonsentrasi atau berdekatan. Konsep tidak memungkinkan produsen atau pedagang sejenis berada
berdekatan karena pada satu ruang threshold hanya boleh ada satu produsen atau pedagang.
Apabila berdekatan harus ada yang gulung tikar dan yang tersisa hanya satu produsen atau pedagang. Jadi kemungkinan penyelesaiannya adalah hanya
mungkin lewat penelaahan sikap manusia. Adalah menjadi sifat manusia untuk berusaha mendapatkan barang yang diinginkan dalam batas waktu tertentu
dengan harga yang semurah mungkin. Apabila pembeli hanya berhadapan dengan seorang penjual, harga yang ditawarkan penjual menjadi tidak jelas bagi
pembeli, apakah harga itu adalah harga terendah yang dapat dia peroleh atau tidak. Dengan berkumpulnya banyak penjual barang sejenis pada lokasi yang
sama, pembeli mendapat kesempatan untuk membandingkan harga di antara para penjual dan akan membeli pada penjual yang menawarkan harga terendah
pembeli butuh informasi untuk membuat keputusan. Hal ini membuat lokasi yang memiliki banyak penjual barang sejenis, lebih memiliki daya tarik bagi
pembeli ketimbang lokasi yang hanya memiliki sedikit penjual.
2.3. Sektor Informal