67
2.10. Novelty Kebaruan
Penelitian-penelitian terhadap PKL tidak terlepas dari penelitian sektor informal baik di negara maju maupun berkembang. Untuk mengetahui kebaruan
dari penelitian ini, seperti disajikan dalam tabel 11 berikut adalah ringkaian dari beberapa kajian literatur sektor informal selama 10 tahun terakhir baik dari
sumber nasional maupun internasional.. Penelitian ini menawarkan kebaruan dalam beberapa aspek khususnya
sampling dan teknik sampling dan metode penelitian yang digunakan. Pertama, dari sisi sampling, penelitian ini menggunakan tiga tipologi sebagai
pewakil PKL di kota Bogor. Penelitian-penelitian di Indonesia seperti Budi 2006 untuk PKL di Pemalang, Suharto 2003 di Bandung, Laboratorium
Hukum Universitas Sriwijaya 2004 untuk PKL di Palembang, Korompis 2005 untuk PKL di Bogor, Tohar 2007 di Kota Medan, Rahmawati 2008 di Bogor,
menggunakan teknik sampling berdasarkan persentase jumlah seluruh PKL yang ada. Penggunaan tipologi ini adalah hal baru dari sisi penelitian PKL.
Kedua, Penelitian mengenai persepsi terhadap PKL umumnya didasarkan pada persepsi masyarakat dan pemerintah lokal misalnya Tohar, 2003; Budi,
2006; Disperidagkop, 2010. Penelitian ini memiliki kebaruan karena memasukkan persepsi toko pesaing sektor formal yang bergerak dalam penjualan
barang atau jasa yang sama dan persepsi pemasok sektor formal dan informal yang memasok barang dagangan ke PKL. Persepsi toko pesaing dan pemasok
perlu dikaji untuk dapat secara lebih luas menangkap persepsi terhadap PKL. Ketiga, dari sisi metodologi, penggunaan teknik A’WOT adalah hal baru
untuk bidang kajian PKL karena menawarkan pembobotan pada faktor-faktor yang mempengaruhi strategi dalam penataan dan pemberdayaan PKL. Kajian
terhadap literatur di atas menunjukkan bahwa teknik ini belum digunakan dalam kajian PKL. Kajian PKL di kota Bogor yang dilakukan oleh Rahmawati 2008
lebih membahas pada aspek efektivitas penataan PKL sedangkan PT Oxalis Subur dan Disperindagkop kota Bogor 2010 menggunakan teknik SWOT tanpa
pembobotan. Kempat, kebaruan berikutnya dalam penelitian tentang PKL ini sampai pada
tahap formulasi seperangkat strategi yang perlu dilakukan secara sinergis dan
68 komprehensif. Seperangkat strategi ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh
Pemerintah Daerah. Pada penelitian penelitian terdahulu belum ditemukan hasil penelitian berupa seperangkat strategi yang sinergis, melainkan strategi yang
dihasilkan masih bersifat parsial. Kelima,
dalam penyusunan formulasi strategi dan usulan relokasi mempertimbangkan teori teori lokasi. Teori teori lokasi ini penting untuk
dipertimbangkan mengingat PKL memiliki kepentingan atas kelangsungan usahanya, dimana kerumunan orang merupakan potensi untuk dapat berjualan.
Sementara disisi lain Pemerintah Daerah memiliki keterbatasan ruang dan infrastruktur lainnya, dan Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk
mengatur daerahnya sendiri.
69 Tabel 11. Kajian Literatur Sektor Informal Selama 10 Tahun Terakhir
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
2002 Friedrich Schneider
Size And Measurement Of The Informal Economy In
110countries Around The World
Paper, disajikan pada Workshop of Australian
National Tax Centre, ANU, Canberra, Australia
, Juli 17, 2002
Model currency demand
dan discrepancy method
Tidak ada metode terbaik dalam mengukur ekonomi informal;
setiap pendekatan memiliki kelemahan dan kelebihan.
Ukuran ekonomi informal di sebagian besar negara transisi dan
OECD cenderung meningkat selama dekade terakhir.
Ekonomi Informal adalah fenomena komplek, terdapat baik
di negara maju dan berkembang. Orang menjalankan ekonomi
informal dengan beragam alasan, yang terpenting adalah tindakan
pemerintah, terutama pajak dan regulasi.
2002 Santosh Mehrotra
And Mario Biggeri Social Protection
in the Informal Economy: Home Based
Women Workers and Outsourced
Manufacturing in Asia UNICEF Innocenti
Research Centre and Department of Economics,
University of Florence Survey di 5 negara
Asian – dua negara berpendapatan rendah
India, Pakistan dan tiga negara
berpendapatan menengah
Indonesia, Thailand, Philippines.
Metode kuantitatif Menggunakan survey
ad hoc
rumah tangga, dengan kuisioner dari
UNICEF. Studi kasus dengan focus group
Perlindungan sosial diperlukan bagi pekerja wanita
Pekerja industri rumah tangga bekerja dalam kodisi eksploitatif
dimana mereka mendapatkan bagian yang kecil dari total harga
yang dibayarkan konsumen akan produknya
Feminisasi pekerjaan berimplikasi penting untk
dimensi gender dalam siklus pengembangan sdm dalam rumah
tangga.
Rendahnya level pendidikan dan masalah kesehatan dari pekerja
70
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
discussions FGD dan survey kuantitatif
dengan kuisioner. Desain survey adalah
purposif ad hoc Menggunakan analisis
Value chain memerlukan intervensi publik.
2002 Edi Suharto
Human Development And The Urban
Informal Sector In Bandung, Indonesia:
The Poverty Issue New Zealand Journal of
Asian Studies 4, 2
Desember, 2002: 115-133. Micro-level surveys
“multistage cluster sampling technique
” 150 orang.
Mayoritas 80 persen PKL masih dikategorikan miskin dan rentan.
Profil pedagang kakilima di Bandung berbentuk hexagonal,
berbeda dengan bentuk pyramid dari studi keterkaitan antara
sektor informal dan kemiskinan di negara berkembang khususnya
Amerika Latin
Dengan referensi indikator manusia dan modal sosial, PKL
dapat dikategorikan tidak ‘miskin’karena memiliki
pendidikan dasar yang mencukupi dan akses terhadap
jasa kesehatan dan fasilitas perumahan, meski propensitas
dalam aktivitas sosial rendah.
Indikator pembangunan manusia dan sosial dari pedagang
kakilima nampak lebih baik
dibandingkan angka nasional.
71
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
2003 Winnie V. Mitullah
Street Vending In African Cities: A Synthesis Of
Empirical Findings From Kenya, Cote D’ivoire,
Ghana, Zimbabwe, Uganda And South Africa
Background Paper for the 2005 World Development
Report , 16
Review 6 studi kasus di 6 negara Afrika.
Menggunakan data primer dan sekunder.
Agustus 2003 PKL penting sebagai sumber
pendapatan dan lapangan kerja PKl memberikan peluang yang
dapat meminimalkan dampak sosial
PKL bekerja dalam lingkunga yang keras tanpa infrastruktur
dan layanan dasar. Mereka menghadapi masalah
pasar dan investasi. Meski mereka membayar
retribusi ke pemda, pemda tidak dapat memberikan layanan yang
mencukupi. Komunikasi yang lemah antara
PKL dan otoritas urban. Asosiasi PKL lemah dan membutuhkan
fasilitasi dalam berorganisasi. PKL tidak memiliki akses
terhadap pembiayaan formal, dan sebagian besar tergatung pada
tabungan sendiri, pembiayaan dari teman dan kerabat.
2003 Ali Tohar
Profil Dan Strategi Pengembangan Sektor
Informal Di Kota Medan Thesis. Program
Pascasarjana, Universitas Sumetera Utara
Analisis deskriptif dan regresi berganda
Modal investasi, pengalaman berdagang, jam kerja, modal
kerja per bulan dan jam kerja berpengaruh pada pendapatan
PKL di kota Medan
2005 Tim Slack
Work, Welfare, and the Informal Economy : An
Examination of Family Livelihood Strategies in
Manuscript disiapkan untuk presentasi pada
Northeastern U.S. Rural Poverty Conference
in-depth interview ,
survey dengan telepon, sampel
random, multiple Struktur umur rumah tangga
penting dalam memahami partisipasinya dalam ekonomi
informal
72
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
Rural Pennsylvania Mei 3-4, 2005
State College, PA regression analysis
Jejaring dan norma sosial timbal balik penting dalam memfasilitasi
ekonomi informal Pendekatan survey sesuai dalam
studi ekonomi informal 2006
Tri widodo Peran sektor informal
terhadap perekonomian daerah : pendekatan delphi-
IO dan aplikasi Jurnal ekonomi dan bisnis
indonesia vol 21, no.3, 2006, 254-267
Pendekatan survey dan non survey;
Analisis IO Sektor informal berkontribusi
positif pada pembangunan DIY melalui peningkatan output,
penyediaan lapangan kerja, pendapatan masyarakat
Kontribusi positif sektor informal punya batas tertentu dan jika
sudah melebihi batasnya maka akan menurun kontribusinya
2006 Ari Sulistyo Budi
Kajian Lokasi Pedagang Kaki Lima
Berdasarkan Preferensi Pkl Serta Persepsi
Masyarakat Sekitar Di Kota Pemalang
Thesis. Program Pascasarjana, Universitas
Diponegoro, Semarang Penelitian deskriptif
sedangkan analisis yang digunakan
adalah analisis distribusi frekuensi,
tabulasi silang dan deskriptif
kualitatif. PKL merupakan salah satu
alternatif mata pencaharian bagi warga kota Pemalang yang tidak
dapat memasuki sektor formal karena mempunyai ciri-ciri
mudah dimasuki, tidak membutuhkan pendidikan tinggi,
tidak membutuhkan modal yang besar, namun dapat
menghasilkan pendapatan yang kadang melebihi sektor formal.
PKL cenderung mengelompok dengan sejenisnya.
Kegiatan PKL sebagai salah satu sektor informal belum
terantisipasi dalam perencanaan tata ruang kota sehingga sarana
dan prasarana yang ada biasanya
73
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
kurang mendukung kegiatan PKL
2007 Sertac Gonec and
Harun Tanrivermis Factor that affecting
informal economy of rural turkey
Journal of Applied Sciences, 721 :3138-3153, 2007,
Asian Network for scientific information
Data primer dari survey 394 rumah
tangga dengan simple random sampling
Korelasi Pearson dan Analisis regresi
berganda Ukuran usaha, jumlah tenaga
kerja keluarga dan akses pasar ditemukan sebagai faktor penting
Transformasi struktur informal menjadi formal dapat dilakukan
dengan memfasilitasi integrasi usaha dengan pasar
2008 Ishola Rufus
Akintoye Reducing Unemployment
Through the Informal Sector: A Case
Study of Nigeria European Journal of
Economics, Finance and Administrative Sciences
ISSN 1450-2275 Issue 11 2008
Data sekunder ketenagakerjaan
Sektor informal sebagai media dalam menurunkan pengangguran
di Nigeria Pemerintah dan semua
stakeholder yang relevan harus berusaha menurunkan
pengangguran memberikan dukungan keberadaan sektor
informal
2008 Aloysius Gunadi
Brata Vulnerability Of Urban
Informal Sector: Street Vendors In
Yogyakarta, Indonesia Paper prepared for the
International Conference on Social, Development and
Environmental Studies: Global Change and
Transforming Spaces, November 18-19th , 2008,
School of Social, Development and
Environmental Studies, Faculty of Social Sciences
and Humanities, University Kebangsaan Malaysia
Survei lapang, index kerentanan dengan
sampel 122 PKL. Tingkat kerentanan PKL di
Yogyakarta adalah sedang
74
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
2009 Rudra Suwal dan
Bishnu Pant Measuring Informal Sector
Economic Activities in Nepal
Paper Prepared for the Special IARIW-SAIM
Conference on “Measuring the Informal
Economy in Developing Countries”
Kathmandu, Nepal, September 23-26, 2009
Membandingkan data sektor informal dari
hasil dua survey : sensus ekonomi vs
survey khusus Di negara berkembang seperti
Nepal sektor informal berkontribusi penting pada
ekonomi nasional. Perlu melakukan survei teratur
untuk menangkap aktivitas ekonomi sektor informal
2009 Kevin Greenidge,
Carlos Holder And Stuart Mayers
Estimating The Size Of The Informal Economy In
Barbados Business, Finance
Economics In Emerging Economies Vol. 4 No. 1
2009 unrestricted error
correction model dan
general-to-specific GETs modelling
Sektor informal cukup besar dan tumbuh sepertiga dari besaran
ekonomi formal Tingginya derajad informalitas
antara sektor formal dan informal Kehilangan signifikan
penerimaan pajak langsung akibat sektor informal namun
diimbangi dengan lebih tingginya penerimaan pajak tidak langsung
PPN and kesejahteraan sosial
Tidak disarankan menghilangkan sektor informal, tetapi perlahan-
lahan memformalkannya Signifikansi sektor informal
berimplikasi pada kebijakan moneter dan fiskal.
Pengaruh spillover antar sektor informal dan formal harus
dipertimbangkan dalam desain kebijakan.
75
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
2009 Suparwoko
Nitisudarmo The role of the informal
sector in contributing to the urban landscape in
Yogyakarta – Indonesia concerning on the urban
heat island issue Proceedings Real Corp
2009 Tagungsband 22-25 April 2009, Sitges.
http:www.corp.at Survey langsung
Pedagang Informal dapat menarik wisatawan lokal dan
internasional. Penempatan PKL di pedestrian
tidak sesuai dengan konsep “place for people”
Perlu kerjasama antar stakeholder termasuk Pemkot,
LSM, universitas, komunitas PKL dan pemimpin lokal.
PKL yang beroperasi di ruang publik tidak mendukung dan
memotivasi pembangunan landskap urban yang berimbang
dalam hal elemen alami lingkungan urban.
Keberadaan PKL sejalan dengan teori simulasi perubahan tata
guna lahan akibat migrasi dengan alasan ekonomi
2009 Rob Davies dan
James Thurlow Formal–Informal
Economy Linkages and Unemployment
in South Africa IFPRI Discussion Paper
00943, International Food Policy Research
Institute December 2009
Model CGA multiregion yang
dikalibrasi secara empiris.
Liberalisasi perdagangan menurunkan lapangan kerja
nasional. Pada saat yang sama meningkatkan lapangan kerja
formal, merugikan produsen informal, dan menguntungkan
pedagang informal, yang diuntungkan dari lebih murahnya
impor.
Subsidi upah bagi pekerja formal berketrampilan rendah mendoroh
lapangan kerja nasional tetapi merugikan produsen informal
76
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
dengan memperberta kompetisi pada pasar produk domestik.
Transfer cash tidak kondisional mendorong permintaan produk
informal, pada gilirannya meningkatkan lapangan kerja
informal tanpa merugikan produsen formal.
Arti penting pembedaan antara sektor formal dan informal pada
kebijakan sosio-ekonomi. 2009
Andrew Henley, G,Reza
Arabsheibani Dan Francisco G.
Carneiro On Defining and Measuring
the Informal Sector: Evidence from Brazil
World Development Vol. 37, No. 5, pp. 992–1003, 2009
Data survei rumah tangga Brazil periode
1992–2004. Analisis Regresi
Pengukuran yang tepat sangat penting dalam analisis kebijakan
dan desai strategi yang tepat untuk menurunkan informalitas.
Informalitas dapat diukur melalui status kontrak kerja, perlindungan
jaminan sosial dan sifat pekrjaan dan karateristik pekerjanya.
Pengambil kebijakan harus jelas mengenai sub-group dalam sektor
informal untuk mendesain kebijakan. Desai kebijakan untuk
mendorong dinamisme kewirausahaan dalam ekonomi
perlu mempertimbangkan konsekuensi yang tidak
diinginkan yang dapat memperburuk proteksi sosial atau
legal bagi sub-groups pekerja informal.
Di sisi lain kebijakan untuk mendorong proteksi sosial dan
77
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
legal dapat berdampak buruk terhadap aktivitas kewirausahaan.
2009 Simon Commander,
Natalia Isachenkova, dan Yulia
Rodionova3 A model of the informal
economy with an application to Ukraine
Earlier drafts of the paper were presented at an IZA-
EBRD Conference on Labour Market Dynamics,
Role of Institutions and Internal Labour Markets,
held at the University of Bologna, May 5-8 2005, and
at a LIRT-HSE’s seminar in the spring of 2009.
Panel dataset dari Ukraine Longitudinal
Monitoring Surveys ULMS tahun 2003
and 2004 menggunakan mixed
multinomial logit model
Perusahaan Privat memilih apakah menjadi formal – dan
membayar pajak – atau tetap informal, subyek pelanggaran
pajak
Perlunya peningkatan efisiensi tenaga kerja di negara-negara
transisi
2010 Henky Japina
Analisis Determinan Pendapatan Sektor Informal
Di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan batu
Thesis, Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara Medan, Ps Ekonomi
Pembangunan model regresi linier
berganda dengan alat Metode
nonprobability sampling
metode Ordinary Least Squares
OLS. modal kerja, jumlah tenaga kerja
dan alokasi waktu usaha secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan sektor informal
Lama berusaha secara individu tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan sektor informal di Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu.
2010 Florencia G,
Casanova-Dorotan, Phoebe Cabanilla,
Maria Corazon Tan and Maria Antonette
Montemayor Informal Economy Budget
Analysis in Philippines and Quezon City
Inclusive Cities Research Report No. 6. Women in
Informal Employment: Globalizing and Organizing
WIEGO under the Inclusive Cities
Project March 2010 Data sekunder dan
FGD. Budget nasional dan lokal di
Philippina akan dapat merubah kehidupan pekerja ekonomi
informal yang miskin, khususnya pekerja home industri, PKL dan
pemulung di Quezon City, hanya jika pengeluaran publik dapat
memberikan mata pencaharian
78
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
yang layak dan perlindungan sosial, jika mereka diberdayakan
secara politis, jika hak asasinya dilindungi, dan jika mendapatkan
kualitas hidup lebih baik.
2010 Mohammad
Akharuzzaman dan Atsushi Deguchi
Public Management for Street Vendor Problems in
Dhaka City, Bangladesh Proc. of International
Conference on Environmental Aspects of
Bangladesh ICEAB10, Japan, Sept. 2010
Survey lapang PKL menjalankan usahanya
secara temporer tanpa sistem manajemen berkelanjutan dengan
keterbatasan keterlibatan pemerintah di Dhaka City.
Dengan rendahnya rasa tanggung jawab, PKL menghadirkan
masalah sampah dan kemacetan di pusat urban. Tetapi banyak
warga urban tergantung pada PKL baik sebagai pekerjaan atau
untuk berbelanja.
PKL adalah sektor perdagangan urban penting di Dhaka City.
Namun dengan situasi informal, pemkot sering melakukan
penggusuran dan kekerasan Pemkot perlu membangun sistem
manajemen untuk PKL agar dapat berusaha dengan tanggung
jawab dan pemkot dapat mengumpulkan pajak
Sistem management ini sebaiknya dijalankan oleh
pemkot, PKL dan masyarakat sebagai kerja masyarakat.
79
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
2010 John Walsh
The Street Vendors of Bangkok: Alternatives to
Indoor Retailers at a Time of Economic Crisis
American Journal of Economics and Business
Administration 2 2: 185- 188, 2010
ISSN 1945-5488 Studi kasus
menggunakan data sekunder dan
rekapitulasi riset primer yang dilakukan
sebelumnya. Riset PKL menunjukkan kisaran
yang lebar dalam pengalaman, kemampuan menyediakan nilai
tambah pada barang dan jasa dan motif bisnis.
Mayoritas PKL memiliki ambisi level UMR minimum dan lemah
dalam konsep marketing atau nilai tambah produk
PKL menyediakan lapangan kerja.
Harga PKL lebih murah 2011
Krishna Prasad Timalsina
An Urban Informal Economy: Livelihood
Opportunity to Poor or Challenges for Urban
Governance Global Journal of Human
Social Science, Volume 11 Issue 2 Version 1.0 March
2011, Publisher: Global Journals Inc. USA
Data sekunder dan primer
Kuisioner open-ended, interview
, observasi partisipatif dan non-
partisipatif Sampel 30 PKL
dengan snowball sampling
. Aktivitas PKL didominasi oleh
migran dari pedesaan, dengan pendidikan dan skill rendah.
PKL menciptakan peluang dan kesempatan kerja
PKL menyediakan barang dengan harga lebih murah
Sulit dalam mengontrol dan mengelola PKL
Solusi : penyediaan lokasi khusus.
2011 Abdullah Takim
Effectıveness of the Informal Economy in Turkey
European Journal of Social Sciences – Volume 19,
Number 2 2011 Studi literatur
Menghapuskan kendala finansial sebagai salah satu alasan dasar
keberadaan sektor informal akan membantu dalam mengontrol
ekonomi informal.
Meningkatkan kesadaran sosial dalam mengekang sektor
informal. Kurangnya kesadaran sosial
80
Tahun Penulispeneliti
Judul Jurnal
Sampling dan teknik sampling, metode
Kesimpulan
terkait dengan ketidakmampuan pemerintah untuk mengamati
secara transparan situasi di masa lalu.
Perjuangan untuk mengontrol ekonomi informal terlebih dulu
dilakukan dengan membangun kebijakan jika volume ekonomi
informal ingin diturunkan sampai pada level minimum yang dapat
diterima.
Kebijakan jangka pendek bukanlah penyelesaian permanen
untuk ekonomi informal. Kontrol yang efektif berperan
penting dalam menyelesaikan masalah ekonomi informal.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam Rencana Strategis Kota Bogor tahun 1999-2009 seperti yang tercantum dalam Perda No. 1 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah,
fungsi Kota Bogor adalah : 1 Sebagai kota perdagangan, 2 Sebagai kota industri, 3. Sebagai kota permukiman, 4 Wisata ilmiah, dan 5 Kota
pendidikan. Fungsi ini menentukan arah perkembangan kota Bogor dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Fungsi pertama sampai ketiga memiliki
konsekuensi pembangunan kota Bogor yang mengakomodasi perdagangan, industri, dan pemukiman yang dicirikan dengan pesatnya pertumbuhan ketiga
sektor ini, dengan tumbuh suburnya outlet-outlet perdagangan di sepanjang Jalan Pajajaran, pembangunan ruko-ruko baru di Loji, dan pembangunan pusat-pusat
perbelanjaan.
3.1. Kerangka Pemikiran
Dalam konteks pembangunan kota Bogor, kinerja pembangunan ekonomi kota ini didukung oleh dua sektor yaitu sektor formal dan sektor informal.
Terdapat koneksi yang erat antara sektor informal dan formal, baik pada level ekonomi lokal, nasional maupun global melalui jejaring sub kontrak dan rantai
komoditas Brown, 2005. Namun demikian kedua sektor ini memiliki karakteristik berbeda sehingga perlakuan kebijakan terhadap kedua sektor inipun
berbeda. Sektor informal perkotaan dicerminkan oleh Pedagang Kaki Lima PKL
sebagai wajah utamanya. Scheneider 2002 menyatakan bahwa ekonomi informal adalah fenomena komplek, terdapat baik di negara maju maupun berkembang.
Ekonomi informal sendiri mengalami pertumbuhan yang sangat cepat di negara- negara berkembang. Umumnya diyakini bahwa pertumbuhan sektor ini dipicu
oleh meningkatnya pengangguran di negara-negara berkembang. Pertumbuhan sektor informal PKL di perkotaan memiliki dua sisi koin yang
berbeda. Pada sisi koin positif, PKL mampu menjadi katup penyelamat ekonomi melalui kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja dan bila dikelola dapat