Status dalam Keluarga A9 Tanggungan dalam Keluarga A10

133 Berdasarkan tipologinya, suku bangsa responden menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu didominasi oleh suku Sunda. Hasil ini nampak konsisten dengan Tabel 43 dimana mayoritas responden berasal dari kota Bogor Sunda. Namun perlu dipahami bahwa suku bangsa tidak selalu berkorelasi dengan asal. Contoh, responden yang berasal dari kota Bogor tetapi suku bangsa Jawa karena dia keturunan Jawa yang orang tuanya sudah lama menetap di Bogor sehingga mempunyai KTP Bogor. Hasil analisis suku bangsa menurut tipologi disajikan pada Tabel 57. Tabel 57. Suku Bangsa Responden menurut Tipologi No Suku Bangsa Pasar tumpah Pasar Sayur Malam Pasar Kuliner Jml Jml Jml 1 Jawa 4 10,00 1 2,50 14 35,00 2 Sunda 32 80,00 39 97,50 24 60,00 3 Batak 0,00 0,00 0,00 4 Padang 3 7,50 0,00 1 2,50 5 Lainnya 1 2,50 0,00 1 2,50 Total 40 100,00 40 100,00 40 100,00 Sumber : Data Primer 2011 diolah

5.2.7. Status dalam Keluarga A9

Analisis demografis responden juga dilakukan terhadap status responden dalam keluarga. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah kepala rumah tangga 69,17 . Hasil ini konsisten dengan Tabel 50 dimana mayoritas responden sudah menikah. Bila di-crosscheck antara responden yang belum menikah 33 responden dengan status sebagai anggota keluarga, terlihat bahwa sebanyak 4 responden yang sudah menikah ternyata masih menjadi anggota keluarga. Hal ini disebabkan karena rumah tangga tersebut merupakan rumah tangga baru sehingga belum memiliki Kartu Keluarga sendiri dan masih menginduk pada orang tua. Hasil analisis status dalam keluarga disajikan pada Tabel 58 dan perbandingan menurut tipologinya disajikan pada Tabel 59. 134 Tabel 58. Status Responden Dalam Keluarga No. Status dalam Keluarga Jumlah Persen 1. Kepala rumah tangga 83 69,17 2. Anggota keluarga 37 30,83 Total 120 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah Tabel 59. Status Responden Dalam Keluarga menurut Tipologi No. Status dalam Keluarga Pasar Tumpah Pasar Sayur Malam Pasar Kuliner Jml Jml Jml 1. Kepala rumah tangga 24 60,00 30 75,00 29 72,50 2. Anggota keluarga 16 40,00 10 25,00 11 27,50 Total 40 100,00 40 100,00 40 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah

5.2.8. Tanggungan dalam Keluarga A10

Responden bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dirinya sendiri tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Hasil analisis tanggungan dalam keluarga disajikan pada Tabel 60. Tabel 60. Tanggungan dalam Keluarga No. Tanggungan Jumlah Persen 1. Punya tanggungan 71 59,17 2. Tidak punya tanggungan 49 40,83 Total 120 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah Tabel 60 menunjukkan bahwa mayoritas responden 59,17 memiliki tanggungan dalam keluarga. Jika di-crosschek dengan Tabel 46 maka terlihat bahwa sebagian responden yang berstatus sebagai anggota keluarga memiliki tanggungan keluarga. Tanggungan tersebut dapat berupa orang tua atau kerabat. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa dari 71 responden yang menyatakan memiliki tanggungan, secara rata-rata responden menyatakan memiliki tanggungan lebih dari 3 orang 62,50 . Hasil ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan temuan Disperindagkop 2010 bahwa rata-rata PKL kota Bogor memiliki tanggungan sebanyak 4 orang. Jumlah tanggungan akan berimplikasi kepada beban ekonomi. Semakin banyak tanggungan maka semakin 135 besar beban ekonomi yang harus dipenuhi. Hasil analisis jumlah tanggungan keluarga responden disajikan pada Tabel 61. Tabel 61. Jumlah Tanggungan dalam Keluarga No. Tanggungan Jumlah Persen 1. ≤ 2 orang 39 54,93 2. 2 orang 32 45,07 Total 71 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah

5.2.9. Pendidikan Tertinggi dalam Keluarga A12

Dokumen yang terkait

Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Tasikmalaya Secara Partisipatif

7 70 295

Karakteristik dan permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) serta strategi penataan dan pemberdayaannya dalam kaitan dengan pembangunan ekonomi wilayah di kota Bogor

1 43 649

Strategi Penataan Pedagang Kaki Lima di Jalan Dewi Sartika Kota Bogor

1 15 207

Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Tasikmalaya Secara Partisipatif

0 29 145

POLA PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SURAKARTA BERDASAR PADUAN KEPENTINGAN PKL, WARGA MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH KOTA

1 3 10

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 1 16

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkliwon).

0 1 8

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 2 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM PROGRAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN TAMAN PINANG.

3 35 100

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENATAAN LINGKUNGAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

0 0 9