147 menyerupai sebuah bilik semi permanen dan si pedagang juga tinggal di tempat
tersebut. PKL ini dapat dikategorikan sebagai pedagang menetap static.
Sarana lain seperti mobil, sepeda, dan lain-lain juga digunakan oleh PKL 0,83 .
Bentuk sarana ini digunakan oleh PKL keliling mobile hawkers atau semi permanen semi static yang berpindah-pindah lokasi untuk mencari konsumen.
5.3.8. Pola Penyebaran PKL B9
Berdasarkan pola penyebarannya, aktivitas PKL dapat dikelompokkan dalam 2 pola, yaitu berkelompok dengan usaha sejenis dan bercampur dengan usaha jenis lain.
Hasil analisis pola penyebaran PKL disajikan pada Tabel 74.
Tabel 74. Pola Penyebaran PKL
No. Pengelompokan Dagangan
Jumlah Persen
1. Berkelompok dengan usaha sejenis
35 29,17
2. Bercampur dengan usaha jenis lain
85 70,83
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden bercampur dengan usaha jenis lain 70,83 .
Pada umumnya pola penyebaran memanjang atau linier concentration
terjadi di sepanjang atau di pinggir jalan utama atau pada jalan yang menghubungkan jalan utama. PKL tipe ini dapat ditemukan di sekitar Taman Topi,
Merdeka, Pasar Bogor, Pasar Anyar dimana pola jaringan jalan menentukan aktivitas PKL. Pola kegiatan linier lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan aksesibilitas
yang tinggi pada lokasi yang bersangkutan. Dari sisi pangsa pasar, hal ini sangat menguntungkan, karena mempunyai peluang yang tinggi dalam maraih konsumen.
Jenis komoditi yang biasa diperdagangkan adalah pakaian, sepatu, kelontong, dan sebagainya.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa PKL memiliki pola berkelompok dengan usaha sejenis 29,17 . Pola penyebaran seperti ini biasanya banyak dipengaruhi
oleh adanya pertimbangan aglomerasi, yaitu suatu pemusatan atau pengelompokan pedagang sejenis atau pedagang yang mempunyai sifat komoditas yang sama atau
saling menunjang di suatu tempat. Dari tiga tipologi pedagang yang dianalisis, pola ini dapat ditemukan pada pasar sayur malam Pasar Bogor, Pasar Anyar, Merdeka
dan pasar kuliner Merdeka, depan Pusat Grosir Bogor, dan Jembatan Merah.
148
5.3.9. Waktu Operasi PKL B10
McGee dan Yeung 1977 menyatakan bahwa pola aktivitas PKL menyesuaikan denganp irama ciri kehidupan masyarakat sehari-hari. Penentuan periode waktu
kegiatan PKL didasarkan pula atau sesuai dengan perilaku kegiatan formal. Adapun perilaku kegiatan keduanya cenderung sejalan, walaupun pada saat tertentu kaitan
aktivitas keduanya lemah atau tidak ada hubungan langsung antara keduanya. Hasil analisis waktu operasi PKL disajikan pada Tabel 75.
Tabel 75. Waktu Operasi PKL
No. Waktu Operasi
Jumlah Persen
1. Malam-Pagi
39 32,50
2. Pagi-Malam
9 7,50
3. Pagi-Siang
51 42,50
4. Siang-Malam
21 17,50
Total 120
100,00
Sumber : Data primer 2011 diolah
Dalam penelitian ini, waktu operasi dibagi ke dalam 4 kelompok. Jika diamati, pengelompokan waktu operasi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas operasi PKL di
kota Bogor berlangsung penuh selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas PKL beroperasi pada waktu pagi-siang 42,50 . Waktu operasi ini
sesuai dengan aktivitas masyarakat umum yang umumnya berlangsung pagi-siang sehingga dengan waktu tersebut mereka dapat memperoleh konsumen secara
maksimal. Kondisi ini dapat teramati di sekitar Pasar Anyar dan Merdeka dimana pada waktu pagi-siang PKL beroperasi penuh, sedangkan menjelang sore-malam
kondisinya sangat sepi. Urutan waktu operasi berikutnya adalah
malam-pagi 32,50 . PKL tipe ini umumnya adalah pasar sayur malam. Waktu operasi berikutnya adalah siang-
malam 17,50 yang biasanya adalah PKL pasar kuliner, penjual kelontong dan penjual pakaian yang menggunakan tempatkios kecil di tempat-tempat ramai .
5.3.10. Lama Waktu Operasi C2