Permasalahan dan Prospek KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN PEDAGANG KAKI LIMA

169 tangga. Hasil analisis pengeluaran rumah tangga D17 disajikan pada Tabel 99. Tabel 99. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga RT Harian No. Tipologi Pengeluaran Konsumsi RT Harian Rata-rata Rp 1. Pasar tumpah 36.711 2. Pasar sayur malam 30.000 3. Pasar kuliner 35.900 Sumber : Data primer 2011 diolah Hasil analisis menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi harian rata-rata pasar tumpah Rp 36.711,- lebih besar dibandingkan pasar kuliner Rp 30.000,- dan pasar sayur malam Rp 35.900,-. Namun demikian, jumlah pengeluaran konsumsi sebenarnya tergantung pada jumlah anggota keluarga. Semakin banyak tanggungan keluarga maka akan semakin besar pengeluaran konsumsi yang diperlukan. Kombinasi Tabel 98 dan Tabel 99 menghasilkan pendapatan bersih Penghasilan – Konsumsi RT harian PKL di kota Bogor Tabel 100. Tabel 100 menunjukkan bahwa pasar kuliner memiliki pendapatan bersih harian tertinggi Rp 74.585,- dibandingkan pasar sayur malam Rp 51.500,- dan pasar tumpah Rp 48.421,-. Perhitungan ini masih kasar karena belum dikurangi pengeluaran- pengeluaran lain, tetapi setidaknya mengindikasikan bahwa usaha PKL mampu memberikan pendapatan yang mencukupi bagi para pelakunya. Tabel 100. Pendapatan bersih PKL Harian Rata-rata No. Tipologi Rerata Pendapatan Rp Rerata Konsumsi Rumah Tangga Rp Net Rp 1. Pasar tumpah 85.132 36.711 48.421 2. Pasar sayur malam 81.500 30.000 51.500 3. Pasar kuliner 110.485 35.900 74.585 Sumber : Data primer 2011 diolah

5.6. Permasalahan dan Prospek

Beragam masalah dihadapi oleh PKL, antara lain masalah perlindungan sosial, rendahnya pendidikan, dan buruknya kesehatan Mehrotra and Biggeri, 2002, miskin dan rentan Suharto, 2003, bekerja dalam lingkungan yang keras 170 tanpa infrastruktur dan layanan dasar, serta masalah pasar dan investasi Mitullah 2003, tata kota Nitisudarmo, 2009, proteksi sosial dan legal Henley et al, 2009, penggusuran dan kekerasan Akharuzzama et al, 2010, dan kendala finansial Takim, 2011. Untuk mengeksplorasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi PKL di kota Bogor maka dilakukan pertanyaan mengenai kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Pertanyaan ini memiliki implikasi kebijakan bagi pengelolaan PKL di masa datang. Hasil analisis disajikan pada Tabel 101. Tabel 101. MasalahKesulitan yang Dihadapi PKL No. Permasalahan Ya Persen 1. Pasokan bahan baku 21 7,92 2. Penjualan produk – kekurangan pelanggan 23 8,68 3. Penjualan produk – terlalu banyak pesaing 26 9,81 4. Kesulitan keuangan 36 13,58 5. Tempat usaha sempit 16 6,04 6. Kekurangan perlengkapan 16 6,04 7. Kesulitan mengatur usaha 13 4,91 8. Terlalu banyak biaya resmi 11 4,15 9. Terlalu banyak biaya tidak resmi 22 8,30 10. Penggusuran 38 14,34 11. Pendapatan kecil 31 11,70 12. Ketidakamanan preman, pencurian, dan lain-lain 11 4,15 13. Ketidak pastian tempat usaha 1 0,38 Total 265 100,00 Sumber : Data primer 2011 diolah Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas PKL menghadapi kesulitan terkait dengan penggusuran 14,34 . Selain itu mereka juga menghadapi kesulitan keuangan 13,58 , pendapatan kecil 11,70 , penjualan produk – terlalu banyak pesaing 9,81 , penjualan produk – kekurangan pelanggan 8,68 , terlalu banyak biaya tidak resmi 8,30 pasokan bahan baku 7,92 , tempat usaha sempit 6,04 , kekurangan perlengkapan 6,04 , kesulitan mengatur usaha 4,91 , terlalu banyak biaya resmi 4,15 , ketidakamanan seperti preman dan pencurian 4,15 , dan ketidak pastian tempat usaha 0,38 . Untuk mengatasi masalah di atas maka perlu ditanyakan harapan mereka 171 terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi. Hasil analisis pada Tabel 102 menunjukkan bahwa mereka mengharapkan akses memperoleh pinjaman 18,87 , bantuan memperoleh suplai 12,45 , penataan usaha atau tempat 12,45, pelatihan teknis 9,81 , pelatihan manajemen dan keuangan 9,43 , akses informasi pasar 9,43 , pendaftaran usaha 6,04 , dan iklan produklayanan baru 1,13 . Tabel 102. Bentuk Bantuan yang Diharapkan No. Bentuk Bantuan yang Diharapkan Ya Persen 1. Pelatihan teknis 26 9,81 2. Pelatihan manajemen dan keuangan 25 9,43 3. Bantuan memperoleh suplai 33 12,45 4. Akses memperoleh pinjaman 50 18,87 5. Akses informasi pasar 25 9,43 6. Penataan usahatempat 33 12,45 7. Pendaftaran usaha 16 6,04 8. Iklan produklayanan baru 3 1,13 9. Lainnya 0,00 Total 211 80,00 Sumber : Data primer 2011 diolah

5.7. Persepsi PKL terhadap Penataan

Dokumen yang terkait

Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Tasikmalaya Secara Partisipatif

7 70 295

Karakteristik dan permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) serta strategi penataan dan pemberdayaannya dalam kaitan dengan pembangunan ekonomi wilayah di kota Bogor

1 43 649

Strategi Penataan Pedagang Kaki Lima di Jalan Dewi Sartika Kota Bogor

1 15 207

Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Tasikmalaya Secara Partisipatif

0 29 145

POLA PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SURAKARTA BERDASAR PADUAN KEPENTINGAN PKL, WARGA MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH KOTA

1 3 10

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 1 16

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkliwon).

0 1 8

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 2 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM PROGRAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN TAMAN PINANG.

3 35 100

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENATAAN LINGKUNGAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

0 0 9