Sejarah Kota Bogor Pemerintahan
4.2. Sejarah Kota Bogor
Kota Bogor merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang telah berdiri pada abad XV Tahun 1579 sebelum masuknya VOC. Dulu merupakan pusat Kerajaan Pajajaran, namun setelah penyerangan pasukan Banten, kota ini menjadi hancur lebur dan hampir hilang ditelan sejarah selama satu abad. Pada saat VOC menguasai Banten dan sekitarnya wilayah Bogor berada dibawah pengawasan VOC. Dalam rangka “membangun” wilayah kekuasaannya, Pemerintah Belanda melakukan ekspedisi dan ternyata tidak ditemukan reruntuhan bekas ibukota Pajajaran Scipio-1687 kecuali di daerah Cikeas, Citeureup, Kedung Halang dan Parung Angsana. Selanjutnya Parung Angsana diberi nama Kampung Baru dan dari sinilah cikal bakal Bogor dibangun Tanujiwa 1689-1705. Di Kampung Baru didirikan tempat peristirahatan oleh GJ. Baron Van Imhoff 1740, yang sekarang dikenal dengan Istana Bogor dan tahun 1745 Bogor ditetapkan sebagai Kota Buitenzorg. Di sekitar tempat peristirahatan tersebut dibangun Pasar Bogor 1808 dan Kebun Raya 1817. Tahun 1904 Buitenzorg resmi menjadi pusat kedudukan dan kediaman Gubernur Jenderal dengan wilayah seluas 1.205 ha, terdiri dari 2 kecamatan dan 7 desa. Dengan keputusan Gubernur Jendral Van Nederland Indie Nomor 289 tahun 1924, ditambah dengan Desa Bantar Jati dan Desa Tegal Lega seluas 951 ha sehingga luasnya menjadi 2.156 ha yang diproyeksikan untuk 30.000 jiwa. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1941, Buitenzorg secara resmi lepas dari Batavia dan mendapat otonomi sendiri. Berdasarkan UU No. 16 tahun 1950 Kota Bogor ditetapkan menjadi Kota Besar dan Kota Praja yang terbagi dalam 2 wilayah kecamatan dan 16 lingkungan. Tahun 1981 jumlah kelurahan menjadi 22 kelurahan, 5 kecamatan dan 1 perwakilan kecamatan. Terakhir berdasarkan PP. No. 441992 Perwakilan Kecamatan Tanah Sareal ditingkatkan statusnya menjadi 108 kecamatan. Saat ini terdapat 6 kecamatan dan 68 kelurahan dengan luas 11.850 ha dan diproyeksikan untuk 1.500.000 jiwa pada tahun 2009.4.3. Pemerintahan
Kota Bogor terdiri dari 6 kecamatan dengan total kelurahan sejumlah 68. Pada tahun 2010 ada 758 RW serta 3.392 RT. Jumlah anggota DPRD Kota Bogor adalah 45 orang dengan mayoritas anggota dari fraksi Partai Demokrat sebanyak 15 Orang. Menurut SIMPEG Kota Bogor, tahun 2010 terdapat 3.241 PNS di lingkungan Pemda Kota Bogor dengan jumlah PNS tertinggi bergolongan II yaitu 1.359 orang 41,93 dan terendah pada PNS golongan IV yaitu 238 orang 7,34. Pada tahun 2010 terdapat 3.328 anggota Linmas di Kota Bogor.4.4. Penduduk Dan Ketenagakerjaan
Parts
» Pembangunan Ekonomi Konsep Pembangunaan dan Ekonomi
» Ekonomi Wilayah Pembangunan Ekonomi Wilayah
» Teori Lokasi Industri Christaller
» Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
» Usaha Produktif Pengertian dan Definisi Sektor Informal
» Regulasi Pajak Instrumen Kebijakan Publik di Daerah
» Pajak Rokok PBB Perdesaan dan Perkotaan
» Retribusi Pelayanan Pendidikan Retribusi Izin Usaha Perikanan
» Pemberdayaan Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA
» Lingkungan Eksternal dan Internal
» Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
» Novelty Kebaruan TINJAUAN PUSTAKA
» Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN
» Variabel-variabel dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan PKL :
» 3. 5. Metode Analisis Data Analisis Persentase Analisis AHP SWOT
» Definisi Operasional METODE PENELITIAN
» Keterbatasan Penelitian METODE PENELITIAN
» Kondisi dan Potensi KONDISI UMUM KOTA BOGOR
» Sejarah Kota Bogor Pemerintahan
» Penduduk Dan Ketenagakerjaan KONDISI UMUM KOTA BOGOR
» Pendidikan, Kesehatan Keluarga Berencana Dan Agama Pertanian
» Perindustrian, Pertambangan dan Energi
» Perdagangan Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata
» Keuangan dan Harga KONDISI UMUM KOTA BOGOR
» Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk
» Pendapatan Regional KONDISI UMUM KOTA BOGOR
» Distribusi Sampel dan Tipologi PKL
» Status Perkawinan Tingkat Pendidikan A6
» Asal Responden A7 Suku Bangsa A8
» Status dalam Keluarga A9 Tanggungan dalam Keluarga A10
» Pendidikan Tertinggi dalam Keluarga A12 Kondisi Kesehatan A13
» UsahaPekerjaan sebelum Menjadi PKL
» Motivasi Menjadi PKL B2 Lama Menjadi PKL B3
» Keberadaan Usaha di Tempat Lain B4 Pemilihan Lokasi B5
» Jenis Barang Dagangan B6 Jenis Sarana Usaha yang Digunakan B8
» Pola Penyebaran PKL B9 Waktu Operasi PKL B10
» Lama Waktu Operasi C2 Tempat Usaha B12
» Luas Tempat Usaha B13 Penilaian terhadap Kondisi Kebersihan B14
» Keberadaan Usaha di Tempat Lain Registrasi PKL B18
» Pekerja dan Kompensasi KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN PEDAGANG KAKI LIMA
» Modal Awal Aspek Keuangan dan Lain-Lain
» Sewa Lapak Aspek Keuangan dan Lain-Lain
» Fluktuasi Usaha Pengeluaran Aspek Keuangan dan Lain-Lain
» Permasalahan dan Prospek KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN PEDAGANG KAKI LIMA
» Persepsi PKL terhadap Penataan
» Persepsi Pesaing, Pemasok, dan Masyarakat terhadap Keberadaan PKL
» Kontribusi PKL terhadap Ekonomi Wilayah
» Peluang Kerja dan Lapangan Kerja Mata Pencaharian bagi Keluarga Batih
» Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan PKL
» Keterkaitan ke Belakang Backward dan ke Depan Forward dari PKL
» Peraturan Daerah Pengelolaan PKL
» Pihak-pihak yang Terkait ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA
» Implementasi Perda PKL di Bogor
» Peluang Opportunity STRATEGI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
» Kekuatan Strength STRATEGI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
» Kelemahan Weakness STRATEGI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
» Strategi Prioritas Strategi Penataan dan Pemberdayaan PKL
» Alternatif Strategi Lainnya Strategi Penataan dan Pemberdayaan PKL
» Usulan Penataan dan Relokasi PKL
» Langkah-langkah Strategis STRATEGI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
» Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN
» PAJAK DAN RETRIBUSI HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN
Show more