Pembelajaran Menulis di Kelas
personal bagi siswa Ghazali, 2010: 295. Menulis tidak dapat diperoleh begitu saja tanpa latihan. Kegiatan menulis memerlukan pemahaman tentang cara
menggabungkan komponen-komponen linguistik agar dapat menghasilkan teks. Komponen-komponen linguistik yang dimaksud yaitu pemahaman tentang
kosakata, tatabahasa, ortografi, dan struktur genre. Berdasarkan permasalahan tersebut, guru dituntut untuk berperan aktif
dalam pembelajaran keterampilan menulis di kelas. Perlu adanya treatment khusus dalam menangani siswa agar mau melakukan praktik menulis. Menurut
Ghazali 2010: 295 praktik menulis sangat penting artinya, namun perlu diperhatikan bahwa siswa harus diberi tugas yang bermakna dengan
mempertimbangkan masalah tujuan, isi, aspek-aspek linguistik dan jenis pembacanya. Guru harus membimbing siswa dalam kegiatan menulis agar siswa
mampu berpikir secara terstruktur dan terencana. Kegiatan tersebut penting dilakukan untuk memperkecil kesulitan siswa dalam membangun konsep
tulisannya. Hedge dalam Ghazali 2010: 295-296 mengungkapkan ada tujuh asumsi
yang perlu digunakan dalam membuat kerangka pengajaran menulis, yaitu. 1.
Tugas menulis dalam kelas harus diarahkan untuk mencapai tujuan menulis. Tujuan menulis yang dimaksud ialah kegiatan menulis untuk membuat
siswa mampu menulis teks secara utuh yang dapat membentuk komunikasi koheren, kontekstual, dan memenuhi kaidah-kaidah penulisan.
2. Siswa diminta untuk mempraktikkan berbagai bentuk dan fungsi menulis.
Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan dapat mengembangkan berbagai jenis keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan tulisan yang baik.
3. Tugas-tugas menulis dalam kelas harus dirancang sedemikian rupa agar
siswa mampu melakukan kegiatan menulis dengan baik. Guru harus mengarahkan siswa untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, dan revisi dalam kegiatan menulis. 4.
Guru perlu menyebutkan jenis pembaca yang akan dituju oleh siswa dalam kegiatan menulis. Hal tersebut dilakukan agar tulisan yang diproduksi siswa
dapat memenuhi tujuan komunikatif tertentu sehingga mereka mampu menulis secara efektif.
5. Perlu adanya perubahan dalam penilaian kegiatan menulis. Koreksi
kesalahan yang dilakukan oleh guru dapat diubah dengan melibatkan siswa di dalam prosesnya sehingga koreksi dapat menjadi bagian integral dari
proses menulis. 6.
Siswa harus diberi waktu yang cukup dalam proses menulis. Guru berperan sebagai perancang kegiatan yang dapat menunjang kegiatan tersebut.
7. Kegiatan menulis kolaboratif perlu dilakukan agar siswa mempunyai
kesempatan berdiskusi yang dapat membantu efektivitas menulis. Permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran menulis memang sangat
mendasar. Siswa menganggap kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sulit dan membosankan. Pemikiran siswa terhadap kegiatan menulis perlu dirubah agar
siswa senang menulis. Guru memiliki peran yang penting dalam upaya perubahan
mind set siswa tersebut. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam merubah pandangan siswa, yaitu dengan cara memberikan tugas-tugas menulis yang kreatif
dan tidak membosankan. Perencanaan pengajaran menulis harus dilakukan dengan matang agar siswa tidak merasa bosan. Selain meberikan tugas menulis,
guru juga harus memperhatikan materi menulis agar tetap mengandung aspek- aspek linguistik yang ada. Aspek linguistik yang dimaksud adalah pemahaman
tentang kosakata, tatabahasa, struktur genre teks, dan lain sebagainya.